Definisi
Makulopati toksik merupakan kerusakan pada saraf penglihatan yang disebabkan oleh keracunan obat-obatan. Angka kejadian makulopati toksik tergantung pada obat-obatan yang menyebabkan kondisi tersebut. Misalnya, makulopati toksik yang disebabkan oleh klorokuin, obat malaria, memiliki angka kejadian sekitar 7,5%, tergantung pada lama penggunaan dan dosisnya.
Penyebab
Kerusakan yang terjadi pada saraf penglihatan dapat pula terjadi pada berbagai macam struktur. Kerusakan pertama adalah gangguan pada retina dan lapisan pigmen retina. Retina merupakan bagian dari saraf penglihatan yang berfungsi untuk menangkap cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Sel-sel pada lapisan pigmen berfungsi untuk menyerap cahaya yang tersebar serta membatasi pembuluh darah dengan retina. Obat-obatan yang dapat merusak struktur ini, misalnya klorokuin (obat malaria), fenotiazin (obat antipsikotik), pentosan polisulfat (obat nyeri pada masalah kandung kemih), dan sebagainya.
Kerusakan lainnya dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah retina. Kerusakan ini dapat terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah yang memberikan pasokan oksigen dan nutrisi bagi retina. Obat-obatan yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, antara lain cisplatin (obat kemoterapi pada berbagai jenis kanker), talk (bahan bedak), aminoglikosida (golongan antibiotik), dan sebagainya.
Faktor Risiko
Faktor risiko makulopati toksik adalah kondisi-kondisi yang menyebabkan perlunya penggunaan obat-obatan di atas. Namun, kondisi yang memperlambat pembuangan obat dari tubuh, seperti gagal ginjal, dapat meningkatkan risiko makulopati toksik. Reaksi antara obat-obatan seperti klorokuin dengan tamoksifen (obat pada beberapa jenis kanker) dapat pula meningkatkan risiko makulopati toksik. Selain itu, semakin tinggi dosis penggunaan obat, semakin tinggi pula risiko makulopati toksik.
Gejala
Gejala makulopati toksik yang sering dilaporkan, antara lain :
- Penglihatan buram
- Penurunan kemampuan mengenali warna (diskromatopsia)
- Penurunan penglihatan pada tempat gelap (niktalopia)
- Kelainan persepsi bentuk (metamorfopsia)
- Penyempitan lapang pandang yang dapat dikeluhkan seperti melihat pada terowongan
- Penglihatan gelap pada beberapa bidang lapang pandang
Diagnosis
Diagnosis makulopati toksik dapat diawali dengan pertanyaan mengenai riwayat kondisi yang memerlukan terapi obat-obatan, lama pengobatan, serta riwayat dosis yang pernah diberikan. Selain itu, dokter dapat menanyakan riwayat masalah atau penyakit pada saraf penglihatan. Dokter dapat pula meminta Anda untuk memfokuskan pandangan pada satu titik dan menanyakan apabila ada bagian yang blur di sekitar titik fokus. Dokter juga akan menanyakan apabila ada gejala selain pada mata, misalnya, pada penggunaan klorokuin, seperti gatal, nyeri kepala, pusing, serta mual dan muntah.
Dokter dapat pula melakukan pemeriksaan perimetri untuk melihat luas gangguan lapang pandang. Dengan perimetri, luas gangguan lapang pandang dapat diukur, sehingga perkembangan atau perburukan makulopati dapat terukur. Dokter juga dapat memberikan obat untuk melebarkan pupil (lubang di tengah mata) agar dapat melihat bagian dalam bola mata dengan alat bernama funduskopi. Hal ini dilakukan untuk melihat saraf dan pembuluh darah pada bagian dalam bola mata, serta mencari adanya kelainan seperti kristal, perdarahan, dan tanda toksisitas obat lainnya.
Pemeriksaan lainnya dapat berupa pemeriksaan :
- Fundus autofluorescence (FAF) untuk melihat saraf penglihatan serta pembuluh darah di sekitarnya.
- Optical coherence tomography (OCT) untuk mencari adanya penipisan lapisan saraf pada mata.
- Elektroretinogram (ERG), pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat derajat kerusakan pada makulopati toksik.
Selain pencitraan, pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan histopatologi, yaitu pemeriksaan sel dan jaringan. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengetahui derajat kerusakan sel pada makulopati toksik.
Tata Laksana
Tata laksana utama makulopati toksik adalah menghentikan konsumsi obat jika makulopati toksik sudah terbukti terjadi akibat penggunaan obat tersebut. Penggantian obat untuk melanjutkan terapi penyakit asal diperlukan agar penyakit tersebut dapat tertangani. Meskipun penggunaan obat telah dihentikan, makulopati toksik masih dapat terjadi hingga 6 bulan setelahnya. Penggunaan obat yang menyebabkan makulopati toksik dapat dilanjutkan hanya jika pertimbangannya penyakit asal sangat mengganggu kualitas hidup dibandingkan dengan kebutaan itu sendiri.
Perlu diperhatikan bahwa penghentian obat-obatan ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Sebaliknya, jika Anda mengonsumsi obat-obatan yang berpotensi menyebabkan makulopati toksik sebagai terapi kondisi Anda, sebaiknya Anda menaati dosis penggunaan obat tersebut. Jika Anda tidak patuh mengonsumsi obat tersebut, kemungkinan Anda untuk mengalami komplikasi penyakit atau terlalu lama mengidap penyakit tersebut menjadi lebih tinggi.
Pada beberapa kasus, makulopati toksik dapat ditangani dengan pembedahan bola mata. Selain itu, vitrektomi atau pengambilan cairan vitreus (cairan mirip gel yang memberi bentuk pada bola mata) dapat pula membantu penyembuhan makulopati toksik. Obat-obatan seperti steroid dapat pula dipertimbangkan pada makulopati toksik akibat antibiotik yang disuntikkan langsung ke dalam bola mata.
Komplikasi
Sebagian besar makulopati toksik dapat sembuh apabila penggunaan obat penyebab dihentikan. Komplikasi makulopati toksik adalah memburuknya penglihatan. Meskipun pengobatan telah dihentikan, hal ini tidak menjamin bahwa kondisi mata akan kembali normal. Bahkan, penyakit dapat berlanjut ke stadium yang lebih parah, hingga mencapai kebutaan.
Pencegahan
Makulopati toksik dapat dicegah dengan penggunaan obat sesuai indikasi dan dosis yang tepat. Perhitungan dosis obat dapat dilakukan menggunakan berat badan aktual agar dosis obat yang diberikan tidak berlebihan. Namun, pada orang berbadan pendek atau kegemukan, dokter dapat memutuskan untuk menggunakan berat badan ideal untuk menghitung dosis obat. Selain itu, pengetahuan mengenai gangguan penglihatan yang dapat terjadi akibat penggunaan obat juga sangat diperlukan. Anda dapat menanyakan kepada dokter mengenai efek samping penggunaan obat yang akan Anda konsumsi, terutama apabila konsumsi obat tersebut dalam jangka waktu yang cukup panjang, misalnya bertahun-tahun.
Selain itu, sebelum memberikan obat-obatan yang memiliki potensi menyebabkan makulopati toksik, dokter dapat melakukan skrining fungsi penglihatan dan pemeriksaan pada bagian dalam bola mata, serta skrining fungsi ginjal untuk mengetahui kemampuan tubuh mengeluarkan obat-obatan tersebut.
Makulopati toksik juga dapat dicegah dengan menghindari penggunaan narkoba dengan jarum suntik. Penggunaan narkoba dengan jarum suntik dapat melibatkan penggunaan talk sebagai bagian dari campuran obat. Padahal, talk dapat menyebabkan pembentukan kristal pada mata yang selanjutnya menyebabkan makulopati toksik.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami penurunan penglihatan yang semakin lama semakin parah, dan memiliki riwayat konsumsi obat yang sudah cukup lama seperti untuk nyeri kandung kemih atau penyakit autoimun seperti lupus, atau mengalami gejala seperti berikut:
- Sulit mengenali warna
- Lebih sulit melihat pada cahaya remang
- Merasa benda-benda di sekitar berubah bentuk
- Mudah tersandung
- Penglihatan seperti di dalam terowongan
- Penglihatan buram pada beberapa bagian lapang pandang
Segeralah ke dokter, karena gejala-gejala tersebut dapat merupakan bagian dari makulopati toksik. Kondisi ini, jika tidak diketahui secara dini, dapat menyebabkan kerusakan mata yang permanen. Deteksi dini penyakit ini dapat membantu dokter bertindak dalam melanjutkan terapi penyakit Anda sebelumnya serta mencegah kerusakan saraf penglihatan lebih lanjut.
Ingin tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina