Definisi
Developmental delay atau keterlambatan perkembangan adalah kondisi dimana seorang anak yang belum memperoleh keterampilan perkembangan yang seharusnya sudah bisa dilakukan kala usianya saat itu, dibandingkan dengan anak lain pada usia yang sama.
Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam salah satu keterampilan berikut, seperti keterampilan motorik kasar dan halus, fungsi bicara dan bahasa, fungsi kognitif (berpikir) dan kinerja, keterampilan sosial, psikologis, seksual, dan aktivitas hidup sehari-hari.
Gangguan ini dapat terjadi pada satu area keterampilan saja, yang disebut sebagai keterlambatan perkembangan terisolasi, atau melibatkan dua atau lebih area yang disebut keterlambatan perkembangan multipel, dan bahkan bisa memengaruhi semua area perkembangan yang disebut keterlambatan perkembangan global (Global Developmental Delay).
Penyebab
Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Bicara
Masalah bahasa dan bicara adalah jenis keterlambatan perkembangan yang paling umum. Berbagai masalah yang dapat menyebabkan keterlambatan bahasa dan bicara, yait:
- Terpapar lebih dari satu bahasa saat kecil, yang dapat menyebabkan keterlambatan ringan pada balita
- Ketidakmampuan belajar
- Pelecehan atau penelantaran anak
- Masalah dengan otot yang berperan untuk bicara, gangguan ini disebut disartria
- Gangguan pendengaran
- Gangguan spektrum autisme, yaitu sekelompok gangguan neurologis yang mungkin melibatkan gangguan komunikasi serta gangguan interaksi sosial dan keterampilan kognitif
- Penyebab idiopatik (masih belum ditemukan atau diketahui dengan pasti)
Keterlambatan Perkembangan Penglihatan
Kemungkinan penyebab keterlambatan penglihatan, antara lain:
- Gangguan refraksi mata, seperti rabun jauh dan rabun dekat, sering terjadi pada anak-anak
- Ambliopia (mata malas), penglihatan yang buruk di satu mata
- Katarak infantil, yaitu kekeruhan lensa mata pada anak yang jarang terjadi
- Retinopati prematuritas, penyakit mata yang terkadang menyerang bayi prematur
- Strabismus (mata juling), yaitu posisi mata yang berputar ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah
Keterlambatan Perkembangan Keterampilan Motorik pada Anak
Keterlambatan perkembangan keterampilan motorik mungkin terkait dengan masalah keterampilan motorik kasar, seperti merangkak atau berjalan, atau keterampilan motorik halus, seperti menggunakan jari untuk menggenggam sendok. Kemungkinan penyebab keterlambatan keterampilan motorik, termasuk:
- Anak-anak yang lahir prematur mungkin tidak mengalami perkembangan otot pada tingkat yang sama seperti anak-anak lain.
- Ataksia, yaitu kondisi yang mengganggu koordinasi otot
- Cerebral palsy, yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh kerusakan otak sebelum lahir
- Keterlambatan kognitif
- Miopati, yang merupakan semacam penyakit otot
- Spina bifida, yaitu suatu kondisi genetik yang menyebabkan kelumpuhan sebagian atau seluruh bagian tubuh bagian bawah
Keterlambatan Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak
Anak-anak mungkin memiliki masalah berinteraksi dengan orang dewasa atau anak-anak lain, yang disebut keterlambatan perkembangan sosial dan/atau emosional. Biasanya masalah ini muncul sebelum anak mulai sekolah. Beberapa penyebab keterlambatan sosial dan emosional antara lain:
- Penelantaran dari orang tua
- Masalah dalam pengasuhan atau keterikatan yang tidak efektif
- Keterlambatan kognitif
- Penyebab yang tidak diketahui
Keterlambatan Perkembangan Kognitif pada Anak
Masalah dalam keterlambatan kognitif mungkin disebabkan oleh satu atau lebih dari penyebab berikut:
- Beragam ketidakmampuan belajar yang berbeda
- Paparan alkohol atau racun sebelum lahir atau sesudahnya, termasuk keracunan timbal
- Penelantaran selama masa bayi atau anak usia dini
- Down syndrome atau kelainan genetik lainnya
- Gangguan spektrum autisme
- Gangguan medis berat pada bayi baru lahir
- Penyebab idiopatik
Faktor Risiko
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kondisi keterlambatan perkembangan. Faktor-faktor yang berkontribusi dapat terjadi sebelum anak lahir, selama proses kelahiran, dan setelah lahir meliputi:
- Kelainan genetik atau bawaan seperti sindrom Down
- Gangguan metabolisme seperti fenilketonuria (PKU)
- Trauma pada otak, seperti sindrom bayi terguncang (shaken baby syndrome)
- Trauma psikososial berat, seperti gangguan stres pasca-trauma
- Paparan zat beracun tertentu selama kehamilan, seperti paparan alkohol atau keracunan timbal
- Beberapa infeksi yang sangat serius
- Kekurangan makanan (malnutrisi)
- Lahir prematur
- Penglihatan atau pendengaran yang buruk
- Pelecehan atau penelantaran fisik
- Kekurangan oksigen saat melahirkan
Gejala
Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Bicara
- Usia 3-4 bulan:
- Tidak merespon terhadap suara keras
- Tidak mengoceh, atau bila mengoceh tidak mencoba meniru suara (4 bulan)
- Usia 7 bulan:
- Tidak merespon terhadap suara
- Usia 1 tahun:
- Belum bisa mengucapkan kata tunggal (seperti "mama")
- Belum paham kata-kata seperti "sampai jumpa" atau "tidak"
- Usia 2 tahun:
- Tidak dapat berbicara setidaknya 15 kata
- Tidak bisa menggunakan frasa dua kata tanpa pengulangan; hanya bisa meniru ucapan
- Tidak menggunakan ucapan untuk berkomunikasi lebih dari kebutuhan mendesak
Keterlambatan Perkembangan Penglihatan
- Usia 3 bulan:
- Tidak mengikuti benda bergerak dengan matanya
- Tidak memerhatikan tangan (2 bulan)
- Mengalami kesulitan menggerakkan satu atau kedua mata ke segala arah
- Mata sering melotot
- Usia 6 bulan
- Memiliki satu atau kedua mata yang masuk atau keluar sepanjang waktu
- Mengalami mata berair secara konstan
- Tidak mengikuti benda dekat (30 cm) atau benda jauh (180 cm) dengan kedua mata
Keterlambatan Perkembangan Keterampilan Motorik pada Anak
- Usia 3-4 bulan:
- Tidak bisa meraih, menggenggam atau memeegang benda
- Tidak bisa mendukung kepala mereka dengan baik
- Tidak bisa membawa benda mendekati ke mulutnya (4 bulan)
- Tidak bisa mendorong ke bawah dengan kaki saat kaki mereka diletakkan di permukaan yang keras (4 bulan)
- Usia 7 bulan:
- Memiliki otot yang kaku dan kencang atau sangat lunak
- Menjatuhkan kepala ketika ditarik ke posisi duduk
- Meraih objek dengan satu tangan saja atau tidak secara aktif mampu meraih objek
- Mengalami kesulitan memasukkan benda ke mulutnya
- Tidak berguling ke kedua arah (5 bulan)
- Tidak bisa duduk tanpa bantuan (6 bulan)
- Usia 1 tahun:
- Tidak bisa merangkak
- Menyeret satu sisi tubuh mereka sambil merangkak
- Tidak bisa berdiri saat didukung
- Usia 2 tahun:
- Tidak bisa berjalan (18 bulan)
- Tidak mengembangkan pola berjalan dari tumit ke ujung kaki atau hanya berjalan dengan jari kaki
- Tidak bisa mendorong mainan beroda
Keterlambatan Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak
- Usia 3 bulan:
- Tidak tersenyum pada orang lain
- Tidak memerhatikan atau tampak ketakutan dengan wajah-wajah baru
- Usia 7 bulan:
- Menolak untuk dipeluk
- Tidak menunjukkan kasih sayang kepada orang tua atau pengasuh
- Tidak dapat dihibur pada malam hari (setelah 5 bulan)
- Tidak tersenyum tanpa disuruh (5 bulan)
- Tidak tertawa (6 bulan)
- Tidak menunjukkan minat pada permainan “ciluk-ba” (8 bulan)
- Usia 1 tahun:
- Tidak saling berbagi suara, senyuman, atau ekspresi wajah (pada usia 9 bulan)
- Tidak menunjukkan gerakan maju mundur, seperti melambaikan tangan, meraih, atau menunjuk
Keterlambatan Perkembangan Kognitif pada Anak
- Usia 1 tahun:
- Tidak mencari objek yang tersembunyi saat mereka menonton
- Tidak menggunakan gerakan, seperti melambaikan tangan
- Tidak bisa menunjuk ke arah objek atau gambar
- Usia 2 tahun:
- Tidak mengetahui fungsi benda-benda umum, seperti sikat rambut, telepon, atau sendok
- Tidak mengikuti instruksi sederhana
- TIdak bisa meniru tindakan atau kata-kata
Diagnosis
Dalam menegakkan diagnosis keterlambatan perkembangan, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan orang tua atau pengasuh anak untuk menanyakan keluhan dan gejala yang dialami anak, termasuk juga menanyakan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir dan tahapan-tahapan perkembangan yang telah dicapai anak. Dokter juga akan mencari faktor risiko yang mungkin berperan dalam munculnya keterlambatan perkembangan.
Selanjutnya dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik mulai dari kepala hingga ke kaki, dan memeriksa status pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengamati langsung perilaku anak. Pada kasus tertentu, dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan penunjang untuk memeriksa penyakit lain yang mungkin mendasari terjadinya kerterlambatan perkembangan, seperti pemeriksaan darah, urine, cairan serebrospinal dari sistem saraf pusat, pemeriksaan genetik, EEG (elektroensefalogram) untuk memeriksa gerakan listrik di otak, dan pemindaian MRI.
Tatalaksana
Keterlambatan Perkembangan Bahasa dan Bicara
Tatalaksana pada keterlambatan perkembangan bahasa dan bicara biasanya melibatkan dokter dan terapis wicara. Dokter akan menyarankan anak untuk menjalankan terapis wicara. Jika gejala yang dialami ringan, dokter mungkin menyarankan Anda untuk:
- Berkomunikasi lebih banyak dengan anak Anda, seperti berbicara, bernyanyi, dan pengulangan kata
- Membaca untuk anak Anda setiap hari
- Perkuat ucapan dan bahasa sepanjang hari
- Mengobati infeksi telinga tengah jika ada
Keterlambatan Perkembangan Penglihatan
Pengobatan dini dapat membantu memperbaiki banyak masalah penglihatan. Tergantung pada masalah mata yang dialami anak Anda, pengobatan yang mungkin diperlukan, antara lain:
- Penggunaan kacamata atau lensa kontak
- Pembedahan
- Penutup mata
Keterlambatan Perkembangan Keterampilan Motorik pada Anak
Dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengambil langkah-langkah tertentu di rumah untuk mendorong lebih banyak aktivitas fisik anak. Anak Anda mungkin juga memerlukan terapi fisik untuk keterlambatan motorik kasar. Jenis terapi fisik atau okupasi tertentu dapat membantu masalah motorik halus atau gangguan pemrosesan sensorik, yang terjadi ketika otak mengalami kesulitan menerima dan merespons informasi yang masuk melalui panca indra.
Keterlambatan Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak
Tidak terdapat pengobatan spesifik yang diketahui untuk kondisi ini. Tetapi tatalaksana mungkin termasuk:
- Terapi perilaku khusus dan berorientasi pada keterampilan
- Obat tertentu yang dapat membantu dengan beberapa perilaku bermasalah
Keterlambatan Perkembangan Kognitif pada Anak
Intervensi pendidikan dapat membantu anak Anda mengembangkan keterampilan kognitif tertentu. Pendidik dan terapis dapat menggunakan terapi bermain atau terapi perilaku dan juga dapat merekomendasikan langkah-langkah spesifik yang dapat Anda ambil di rumah untuk membantu anak Anda.
Komplikasi
Sebagian besar keterlambatan perkembangan dapat sembuh tanpa komplikasi, dengan catatan bahwa intervensi dan tatalaksana perlu dilakukan sedini mungkin. Keterlambatan dalam melakukan intervensi dapat menimbulkan efek jangka panjang dan mengganggu aktivitas sehari-hari anak di masa depan terkait kemampuan yang mengalami keterlambatan berkembang.
Pencegahan
Tidak terdapat cara pencegahan spesifik terhadap keterlambatan perkembangan anak. Yang perlu diperhatikan adalah untuk menghindari faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko timbulnya keterlambatan perkembangan, khususnya selama masa kehamilan.
Kapan Harus ke Dokter
Jika pertumbuhan dan perkembangan anak Anda tidak sesuai dengan anak lain yang sebaya, maka konsultasikan perkembangan anak Anda dengan dokter. Jika anak Anda juga menunjukkan gejala-gejala keterlambatan sesuai usianya, segera temui dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut.
- dr Hanifa Rahma
CDC. Developmental Disabilities. (2021). Retrieved 3 Febuari 2022, from https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/facts.html
Developmental Delay in Children. (2021). Retrieved 3 Februari 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14814-developmental-delay-in-children
Developmental Delay. (2022). Retrieved 3 Februari 2022, from https://www.ssmhealth.com/cardinal-glennon/developmental-pediatrics/developmental-delay
Developmental Delay. (2022). Retrieved 3 Februari 2022 from https://www.yalemedicine.org/conditions/developmental-delay
Khan, Israr, et al. Developmental Delay. (2021). Retrieved 3 Februari 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562231/
Pietrangelo, Ann. What You Need to Know About Developmental Delay. (2020). Retrieved 3 Februari 2022, from https://www.healthline.com/health/developmental-delay
Stuart, Annie. Developmental Delays in Young Children. (2020). Retrieved 3 Februari 2022 from https://www.webmd.com/parenting/baby/recognizing-developmental-delays-birth-age-2