Definisi
Mioklonus adalah spasme otot (kekakuan otot) yang terjadi secara tiba-tiba. Spasme otot ini tidak dapat dikontrol atau diberhentikan secara sadar. Mioklonus dapat melibatkan satu otot atau sekelompok otot. Spasme otot umumnya terjadi pada kondisi yang dianggap normal seperti cegukan, atau menjadi penanda adanya penyakit serius yang mendasari seperti sklerosis multipel, demensia, atau penyakit Parkinson.
Penyebab
Mioklonus terjadi karena sistem saraf tidak bekerja sebagaimana seharusnya. Ada hal yang membuat sel saraf Anda menjadi aktif dan memberikan sinyal yang salah ke otot Anda. Beberapa bagian otak diduga terlibat dalam mioklonus, walaupun hal ini masih belum diketahui dengan pasti. Kadang, penyebabnya pun tidak diketahui.
Jika Anda menderita sklerosis multipel (kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel saraf), mioklonus dapat terjadi akibat cedera pada otak atau sumsum tulang belakang. Gangguan saraf lainnya yang bisa menyebabkan mioklonus adalah:
- Stroke.
- Tumor otak.
- Penyakit Alzheimer.
- Penyakit Parkinson
- Demensia badan Lewy, salah satu jenis demensia yang menyebabkan penurunan fungsi berpikir.
- Cedera kepala atau sumsum tulang belakang.
- Infeksi saraf akibat bakteri, virus, atau mikroba lain.
Kondisi medis selain gangguan saraf yang dapat menyebabkan mioklonus adalah:
- Gagal ginjal atau liver.
- Efek obat opioid dalam dosis tinggi.
- Serangan jantung yang menurunkan jumlah oksigen ke otak.
- Masalah metabolisme seperti kadar gula yang terlalu rendah atau tinggi, maupun rendahnya kalsium atau natrium.
Faktor Risiko
Mioklonus menyerang pria dan wanita dalam jumlah yang setara. Selain itu, apabila Anda memiliki riwayat keluarga, Anda berisiko untuk mengalami mioklonus juga. Hal ini merupakan satu-satunya faktor risiko yang diketahui, namun hubungan genetiknya belum diketahui.
Gejala
Derajat keluhan mioklonus beragam mulai dari ringan hingga berat. Spasme otot bisa jarang terjadi atau sering dialami oleh pasien. Gejala yang timbul umumnya sesuai dengan penyakit medis yang mendasarinya.
Spasme atau kedutan otot pada mioklonus memiliki ciri-ciri berikut:
- Tidak dapat diprediksi.
- Terjadi tiba-tiba dan hanya sebentar.
- Tidak bisa dikontrol.
- Menyerupai kedutan mirip sengatan atau kejut.
- Memiliki intensitas dan frekuensi yang tidak teratur.
- Hanya terjadi pada satu bagian tubuh, atau menyebar di seluruh tubuh.
- Mengganggu makan, bicara, atau gerakan.
Terdapat beberapa tipe mioklonus yang lazim terjadi, yaitu:
- Action Myoclonus
Merupakan jenis mioklonus yang paling parah. Mioklonus action dapat memengaruhi lengan, tungkai, wajah, dan suara. Kedutan otot akan semakin parah saat mencoba melakukan gerakan. Umumnya kondisi ini paling sering terjadi akibat kurangnya oksigen atau aliran darah ke otak.
- Mioklonus Refleks Korteks
Berasal dari respon korteks somatosensorik otak yang berlebihan terhadap stimulus saraf. Kedutan dapat memengaruhi beberapa otot pada satu bagian tubuh atau banyak otot secara bersamaan. Tipe ini menjadi semakin parah dengan bergerak ke arah tertentu.
- Mioklonus Palatum
Memengaruhi langit-langit mulut bagian belakang. Tipe ini menyebabkan kedutan reguler dan ritmik pada salah satu atau kedua sisi langit-langit mulut. Hal ini juga dapat mempengaruhi wajah, lidah, tenggorokan, dan diafragma. Kedutannya cepat sekali, dapat mencapai 150 kali/menit. Beberapa orang dapat mendengar suara berdecak di telinga seiring dengan kedutan otot.
- Mioklonus Fisiologis
Mioklonus yang terjadi pada orang sehat. Tipe ini biasanya tidak membutuhkan penanganan. Jenis spasme otot ini meliputi cegukan, spasme di awal tidur, spasme terkait cemas atau olahraga, dan kedutan otot bayi yang tiba-tiba terjadi saat tidur.
- Mioklonus Tidur/Hipnik
Terjadi saat tertidur, kemungkinan terapi tidak dibutuhkan. Namun, hal ini dapat mengindikasikan adanya gangguan tidur yang lebih signifikan seperti restless leg syndrome (kaki tidak dapat berhenti bergerak).
Diagnosis
Beberapa tes dapat membantu identifikasi dan mendiagnosis penyebab mioklonus. Dokter dapat menanyakan riwayat penyakit dan gejala yang dialami, kemudian melakukan pemeriksaan awal. Dokter juga dapat menyarankan Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan seperti:
- EEG (elektroensefalografi) atau perekaman listrik otak untuk mengetahui aktivitas listrik pada otak.
- Pencitraan seperti magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography scan (CT scan) untuk mengetahui adanya masalah struktur saraf atau tumor.
- EMG (elektromiografi) atau perekaman listrik otot untuk mengukur aktivitas listrik pada otot agar bisa mengetahui pola mioklonus.
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya kondisi yang mempengaruhi mioklonus, seperti:
- Diabetes melitus.
- Masalah metabolik.
- Oenyakit autoimun (sel pertahanan tubuh menyerang bagian tubuh sendiri).
- Masalah ginjal atau hati.
- Obat-obatan atau toksin.
Tata Laksana
Tata laksana mioklonus tergantung dari kondisi medis yang sudah disebutkan di atas, seperti gangguan metabolik, penyakit saraf, efek obat-obatan, dan lainnya. Kondisi medis tersebut perlu diatasi terlebih dahulu untuk meredakan mioklonus. Namun, mioklonus itu sendiri kadang sulit untuk ditangani. Pada beberapa kasus, Anda akan mendapatkan beberapa obat sekaligus. Obat-obatan ini mempengaruhi bagian yang berbeda pada otak.
Umumnya, obat golongan benzodiazepin menjadi obat pertama yang dipakai dokter. Obat ini berfungsi untuk membuat otot lebih rileks dan tidak berkedut. Efek samping yang sering terjadi adalah seringnya mengantuk, dan menjadi lebih ceroboh. Oleh karena itu, dokter akan memulai terapi dari dosis kecil, kemudian dinaikkan hingga gejala tidak terjadi.
Tidak ada obat-obatan yang efektif pada mioklonus, dan beberapa terapi bisa memperburuk koordinasi gerakan atau status kognitif pasien. Terapi biasanya diberikan pada pasien yang sudah memiliki disabilitas atau keterbatasan fisik dan sosial yang cukup signifikan akibat mioklonus.
Selain obat, ada juga terapi deep brain stimulation (DBS). Pada prosedur ini, dokter akan memasang elektroda pada otak Anda dan menggunakan kabel untuk menghubungkannya dengan alat yang ditanam pada dada Anda. Alat ini akan mengeluarkan sinyal untuk mengeblok sinyal listrik yang menyebabkan mioklonus. DBS dapat menurunkan jumlah kedutan otot, namun seperti pembedahan lainnya, memiliki risiko. Saat ini, DBS paling sering digunakan sebagai penanganan penyakit Parkinson
Komplikasi
Jika tidak ada kondisi yang dapat menyebabkan mioklonus, spasme otot mungkin tidak akan menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari Anda. Beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan masalah pada gerakan, misalnya makan, berbicara, atau berjalan. Dokter akan membantu Anda mengurangi kedutan pada otot.
Selain itu, obat yang diberikan untuk menurunkan gejala mioklonus juga memiliki efek samping seperti mengantuk, pusing, lelah, dan mudah goyah saat berjalan. Tidak hanya itu, efeknya dapat menurun apabila obat dikonsumsi terus menerus.
Pencegahan
Mioklonus tidak selalu dapat dicegah. Anda dapat melakukan beberapa hal untuk menurunkan risiko dan kerentanan Anda terhadap mioklonus, seperti:
- Melindungi diri Anda dari cedera otak dengan menggunakan pelindung kepala atau helm ketika melakukan aktivitas seperti bersepeda dan mengendarai sepeda motor.
- Menghubungi dokter jika Anda mengalami kedutan otot setelah memulai terapi suatu obat sehingga dokter dapat mengubah pengobatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala mioklonus semakin sering, bertahan lama, atau semakin parah, Anda dapat memberitahu dokter untuk pemeriksaan lanjutan, diagnosis, dan tata laksana. Apabila mioklonus disertai dengan gejala penyakit lainnya, dokter dapat memberikan terapi untuk penyakit tersebut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Booth, S., & Pichardo, G. (2022). Myoclonus. WebMD. Retrieved 28 September 2022, from https://www.webmd.com/multiple-sclerosis/myoclonus-muscle-twitching.
Giorgi, A., & Sampson, S. (2019). What You Need to Know About Myoclonus. Healthline. Retrieved 28 September 2022, from https://www.healthline.com/health/myoclonus.
Myoclonus - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 28 September 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/myoclonus/symptoms-causes/syc-20350459.
Caviness, JN., Hurtig, HI., Eichler, AF. Treatment of Myoclonus. (2022). Retrieved 03 October 2022, from https://www.uptodate.com/contents/treatment-of-myoclonus?search=myoclonus&source=search_result&selectedTitle=2~150&usage_type=default&display_rank=2.