Konjungtivitis Bakteri

Bagikan :


Definisi

Konjungtivitis bakteri merupakan radang pada lapisan jernih mata atau konjungtiva yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Insidensi konjungtivitis bakteri diperkirakan sebesar 135 dari 10.000 populasi. Konjungtivitis bakteri biasanya terjadi akibat mekanisme pertahanan bola mata terganggu, misalnya akibat abnormalitas bentuk permukaan mata, abnormalitas tear film, atau akibat penurunan sistem kekebalan tubuh (imunosupresi sistemik). Akibatnya, dapat terjadi infeksi bakteri pada konjungtiva. Konjungtivitis bakteri seringkali disebut pink eye karena umumnya merupakan penyebab mata merah.

 

Penyebab

Beberapa bakteri dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri, antara lain adalah:

  • Staphylococcus aureus, lebih sering pada pasien dewasa
  • Haemophilus influenzae
  • Streptococcus pneumoniae
  • Moraxella catarrhalis
  • Pseudomonas aeruginosa, terdapat pada populasi yang rentan dan menggunakan kontak lensa saat berenang
  • Klebsiella pneumonia
  • Proteus mirabilis
  • Escherichia coli

Berdasarkan munculnya gejala, konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi konjungtivitis bakteri akut, hiperakut, dan kronik. Bakteri yang menyebabkan konjungtivitis akut antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae. Infeksi H. influenzae umumnya dikaitkan dengan infeksi sistemik, atau infeksi pada bagian tubuh lain, antara lain adalah infeksi saluran napas atas (ISPA) dan infeksi telinga bagian tengah (otitis media akut). 

Bayi yang baru lahir (neonatus) dapat mengalami konjungtivitis hiperakut akibat tertular dari jalan lahir ibu yang terinfeksi Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Kedua bakteri tersebut dapat menginfeksi individu yang aktif secara seksual. 

Konjungtivitis bakteri kronik adalah konjungtivitis bakteri yang awal mulanya atau awitannya lebih dari 3 minggu dan paling sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, Proteus mirabilis, E. coli. dan S. aureus; yang mengkolonisasi dan mengeluarkan eksotoksin yang mengakibatkan peradangan pada lapisan konjungtiva.

 

Faktor Risiko

Tidak mencuci tangan dan sering menyentuh mata, menggunakan tisu atau handuk yang sebelumnya digunakan oleh orang yang sedang mengalami konjungtivitis, dan tidak membersihkan lensa kontak dengan baik dapat meningkatkan risiko untuk mengidap konjungtivitis. Mata kering juga dapat meningkatkan risiko terserang konjungtivitis karena berkurangnya lapisan air mata yang berfungsi untuk melindungi bola mata dari iritan dan kuman. 

 

Gejala

Pada umumnya konjungtivitis bakteri menyebabkan gejala sebagai berikut:

  • Mata merah
  • Kelopak mata lengket terutama pada pagi hari
  • Sensasi benda asing pada mata
  • Mata berair terus menerus
  • Kotoran mata dengan warna kuning kehijauan yang menempel pada bulu mata
  • Terdapat orang sekitar yang mengalami gejala yang sama
  • Riwayat batuk dan pilek beberapa hari sebelumnya

Pada konjungtivitis bakteri akut, gejala tersebut akan terjadi lebih cepat diawali pada salah satu mata dan cairan mata berwarna putih serta lengket. Pada konjungtivitis bakteri hiperakut, gejala ini terlihat lebih cepat dibandingkan konjungtivitis bakteri akut, sekret atau cairan mata yang lebih kental dan berwarna kuning-kehijauan dalam jumlah yang banyak, mata disertai nyeri tekan dan terdapat benjolan di sekitar telinga yang nyeri jika digerakkan. Kondisi yang lebih berat dari konjungtivitis hiperakut dapat menyebabkan mata bengkak dan ulkus kornea yang ditandai dengan penurunan penglihatan dan rasa nyeri. Pada konjungtivitis kronik, gejala yang dialami merupakan mata merah pada keseluruhan bola mata disertai dengan benjolan pada kelopak dalam mata, sekret kental dan berwarna putih, dan kerontokan pada bulu mata.

 

Diagnosis

Dokter Anda akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami, riwayat alergi, riwayat flu beberapa waktu terakhir, memastikan adanya penurunan penglihatan atau tidak, dan jika diperlukan, akan mengambil swab cairan mata Anda untuk menentukan jenis kuman, baik itu bakteri, virus, parasit, maupun jamur, yang menjadi penyebab kondisi Anda saat ini. Penentuan jenis kuman ini penting karena akan mempengaruhi jenis pengobatan yang diberikan.

Pertanyaan yang akan diajukan dokter antara lain akan berhubungan dengan lama terjadinya gejala, tipe, warna, jumlah sekret mata yang keluar, nyeri, apakah ada rasa silau ketika melihat cahaya, riwayat penggunaan obat-obatan pada mata, dan apakah Anda menggunakan lensa kontak. Pemeriksaan mata juga akan dilakukan untuk melihat keterlibatan kornea, ukuran pupil, dan lokasi merah pada mata. Selain itu, dokter Anda juga akan melakukan penekanan pada leher, kepala sisi belakang, dan telinga Anda untuk mencari benjolan.

 

Tata Laksana

Tata laksana konjungtivitis bakteri dapat dilakukan dengan irigasi rutin pada mata dengan air hangat yang steril untuk membersihkan debris atau benda asing di mata apabila ada dan mencuci mata dari sekret. Anda  juga bisa menggunakan kacamata untuk mengurangi kemungkinan tangan Anda mengucek/bersentuhan langsung dengan mata yang bisa iritasi. Apabila dianjurkan oleh dokter, penutupan mata sebaiknya hanya menggunakan kacamata saja tidak perlu kasa/perban karena bisa menjadi tempat inkubasi patogen apabila tidak steril. Dokter Anda dapat memberikan obat pereda nyeri seperti Parasetamol 500 mg x 1-4 kali sehari untuk membantu meredakan nyeri. Pemberian obat antibiotik umumnya akan diresepkan oleh dokter untuk kasus infeksi bakteri agar mengendalikan infeksi (jika diperlukan, disesuaikan dengan hasil kultur bakteri dan antibiotik yang terbukti sensitif).

Untuk konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri Gonococcus, tata laksana yang akan dilakukan meliputi pemberian antibiotik suntik selama 3–5 hari dan dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 7 hari. Antibiotik tetes mata juga dapat diresepkan oleh dokter selama 2–3 hari pertama. 

Untuk konjungtivitis kronis, tata laksananya akan meliputi menghindari faktor penyebab (paparan kronik debu, asap, bahan kimia, iritasi lokal akibat trikiasis atau benda asing, hingga konsumsi alkohol berlebihan disertai insomnia & gangguan metabolik. Jika diperlukan maka dokter Anda akan memberikan antibiotik tetes mata selama 14 hari.

Perawatan Diri di Rumah

Jika Anda mengalami konjungtivitis, lakukan beberapa langkah berikut:

  1. Kompres hangat pada mata jika terasa gatal dan nyeri
  2. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh wajah dan mata
  3. Dengan tangan dan kain atau tisu yang bersih, bersihkan lendir yang ada pada mata Anda beberapa kali dalam sehari. Setelah digunakan, cuci handuk atau buang tisu yang Anda gunakan
  4. Bersihkan sarung bantal, kain, handuk yang terpapar dengan cairan mata dengan air hangat dan detergen
  5. Jangan menggunakan obat tetes mata yang sama pada mata yang tidak sakit
  6. Jangan terlalu menyentuh atau mengucek mata karena dapat memperparah kondisi konjungtivitis
  7. Hentikan penggunaan lensa kontak untuk sementara waktu hingga dokter Anda memperbolehkan melanjutkannya
  8. Bersihkan kacamata Anda secara berkala

 

Komplikasi

Komplikasi konjungtivitis bakteri salah satunya infeksi pada selaput bening mata (kornea) karena infeksi gonococcus yang menyebabkan edema, nekrosis sentral, ulserasi kornea bahkan perforasi.

 

Pencegahan

Konjungtivitis dapat menyebar melalui kontak personal dekat, seperti menyentuh, bersalaman, menyentuh permukaan benda dengan kuman, kemudian menyentuh mata. Oleh karena itu, kebersihan diri yang baik dapat mencegah Anda dari konjungtivits. Langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan antara lain:

  • Ganti sarung bantal Anda secara berkala
  • Jaga kebersihan lensa kontak
  • Rajin mencuci tangan dengan 5 langkah WHO, terutama setelah beraktivitas atau setelah berkontak dengan orang yang mengalami konjungtivitis
  • Jangan menggunakan handuk, tisu, atau alat make up bekas orang lain
  • Jangan sering menyentuh mata, terutama jika belum mencuci tangan sebelumnya

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang telah di atas, kemungkinan Anda mengalami konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis bakteri dapat menular ke keluarga terdekat atau orang yang tinggal dengan Anda, sehingga pengobatan oleh dokter penting untuk dilakukan. Jika Anda merasa kondisi ini cukup mengganggu, silakan periksakan diri ke dokter. Hindari membeli obat sendiri tanpa resep dokter karena dapat menyebabkan gangguan mata yang lebih serius.

 

Baca lebih banyak artikel seputar penyakit pada mata di sini.

 

 

Writer : Tannia Sembiring S Ked
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 22:44

Ryder EC, Benson S. Conjunctivitis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541034/.

Rubenstein JB, Spektor T. Chapter 4.7: Allergic Conjunctivitis. In: Yanoff M, Duker JS, Augsburger JJ, Azar DT, Bakri SJ, Brodie SE, et al. Ophthalmology. 5th Edition. Philadelphia: Elsevier; 2018. p. 192-5.

Salmon JF. Kanski’s Clinical Ophthalmology: A Systemic Approach. 9th edition. Philadelphia: Elsevier; 2020. P.171-88.

Pippin MM, Le JK. Bacterial Conjunctivitis. [Updated 2021 Jul 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546683/.