Suntik botox dan filler belakangan menjadi perawatan kecantikan yang banyak digemari baik pria maupun wanita. Meski sama-sama diberikan melalui prosedur suntikan, namun botox dan filler memiliki fungsi yang berbeda. Apa saja perbedaan botox dan filler? Simak ulasan berikut.
Perbedaan Botox dan Filler
Botox dan filler adalah perawatan kecantikan paling populer dan banyak digunakan saat ini. Keduanya sama-sama dilakukan dengan suntikan dan tidak memerlukan operasi. Perbedaan mendasar keduanya adalah pada fungsi dan jenis suntikan yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Botox
Suntikan botox yang saat ini banyak dikenal sebenarnya adalah nama dagang untuk senyawa botulinum neurotoxin. Di Amerika Serikat, senyawa ini diperdagangkan dengan berbagai merek seperti Botox, Dysport, Xeomin dan Jeauveau. Perawatan ini juga dikenal dengan nama neurotoksin dan neuromodulator.
Botulinum neurotoxin dalam jumlah banyak dapat mematikan. Namun jika diberikan dalam jumlah yang terbatas pada area yang tepat, botox dapat membantu mengatasi kerutan.
Botox bekerja dengan cara menghalangi sinyal saraf di otot di mana ia disuntikkan. Ketika sinyal saraf terganggu, otot yang terkena botox akan kaku untuk sementara. Tanpa adanya gerakan otot tertentu di wajah, kerutan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Efek suntikan botox bisa Anda rasakan sejak 2-10 hari pertama penyuntikan, tergantung dari reaksi individu pada toksin yang digunakan. Suntikan botox dapat bertahan 4-6 bulan setelah perawatan. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti usia, elastisitas kulit dan kedalaman kerutan yang dikoreksi.
Selain banyak digunakan untuk mengencangkan kulit dan mengurangi kerutan, botox juga dapat digunakan untuk meredakan migrain atau mengurangi ketegangan otot leher. Botox yang digunakan untuk perawatan medis umumnya memiliki ketahanan lebih singkat yaitu 2-3 bulan.
Filler
Berbeda dengan botox yang terdiri senyawa botulinum neurotoxin, suntikan filler dapat berisi berbagai macam bahan untuk mengisi jaringan lunak yang ada di bawah permukaan kulit. Filler, atau yang dikenal dengan istilah derma filler dapat berisi hyaluronic acid, kolagen, kalsium hidroksilapatit, atau silikon cair.
Dengan beragam isian filler, derma filler memiliki fungsi yang berbeda dibanding botox. Filler umumnya digunakan untuk menambah volume pada bibir, mulut atau dagu. Selain itu filler juga bisa digunakan untuk menghilangkan bekas luka dan menyamarkan kerutan.
Ketahanan filler bergantung pada isian yang disuntikkan pada wajah dan area yang mendapat suntikan. Biasanya filler dapat bertahan hingga 6-18 bulan. Pada beberapa kasus, jika Anda tidak puas dengan suntikan filler sebelumnya, Anda dapat melakukan filler kembali setelah beberapa hari.
Efek Samping Botox dan Filler
Seperti prosedur kecantikan lainnya, penyuntikan botox dan filler memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Dilansir dari Healthline, beberapa efek samping suntikan botox di antaranya:
- Muncul memar di bekas suntikan
- Sakit kepala
- Kelopak mata menurun yang bisa memakan waktu beberapa minggu untuk pulih
- Mata merah dan iritasi
Suntikan botox dianjurkan untuk orang yang sehat dan tidak sedang hamil atau menyusui. Botox juga tidak direkomendasikan bagi Anda yang memiliki otot lemah, mengalami masalah kulit atau multiple sclerosis.
Prosedur derma filler memiliki lebih banyak risiko dibanding prosedur suntikan botox. Beberapa reaksi derma filler yang muncul antara lain:
- Reaksi alergi
- Memar
- Infeksi
- Gatal-gatal
- Kebas
- Nyeri
Pada beberapa kasus, efek dari filler dapat menyebabkan pembengkakan pada wajah dalam jangka panjang. Bagi Anda yang akan melakukan suntik filler, sebaiknya lakukan tes alergi untuk menghindari reaksi alergi setelah suntik.
Baik suntikan botox maupun filler, dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan dan membuat Anda makin percaya diri. Sebelum melakukan prosedur tersebut sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesalis kulit agar mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan dan sesuai kebutuhan. Selain itu, pastikan hanya melakukan prosedur botox dan filler di klinik atau dokter yang terpercaya.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono