Di Indonesia, jamu dikenal sebagai obat herbal hasil ramuan dari alam yang memiliki khasiat kesehatan. Jamu juga digunakan untuk membantu meningkatkan nafsu makan anak-anak, serta keluhan lainnya.
Namun, Anda perlu tahu bahwa jamu tidak boleh diberikan sembarangan pada bayi, terutama yang belum berusia 6 bulan.
Risiko Memberi Ramuan Herbal pada Bayi Belum 6 Bulan
Saat bayi berusia di bawah 6 bulan, satu-satunya cairan dan makanan yang boleh masuk ke dalam perutnya adalah ASI atau susu formula. Apa pun alasan Anda, seperti cuaca yang panas agar anak tidak rewel atau agar anak tidak masuk angin, Anda tidak boleh memberikan cairan lain tanpa petunjuk dari dokter.
Jamu sebagai ramuan herbal dipercaya memberikan berbagai khasiat kesehatan. Namun, jamu juga tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan.
Perut bayi di bawah usia 6 bulan masih sangat kecil. Lambungnya hanya bisa menampung 1-2 sdt atau sekitar 5-10 ml makanan.
Memberikan air pada bayi di bawah usia 6 bulan bisa menyebabkan keracunan. Apalagi air tidak mengandung nutrisi apa pun sehingga bayi juga mungkin mengalami kekurangan nutrisi.
Memberikan jamu atau ramuan herbal pada bayi memiliki risiko yang sama atau bahkan lebih berbahaya. Jamu mengandung air dan juga racikan herbal.
Racikan herbal ini mungkin mengandung logam berat, bakteri, atau zat kimia yang dapat melukai lambung bayi. Bayi juga mungkin mengalami reaksi alergi atau keracunan akibat zat yang terkandung di dalam jamu. Memberikan jamu pada bayi juga berisiko menyebabkan aspirasi, risiko infeksi, risiko gangguan pencernaan bahkan kematian.
Baca Juga: Manfaat dan Risiko Minum Madu Mentah
Kapan Boleh Memperkenalkan Jamu pada Bayi?
Bayi berusia 12 bulan tetap harus diberikan ASI atau susu formula selain makanan pendampingnya. Di usia ini pula Anda sudah bisa mengenalkannya pada jamu tradisional seperti kunyit, jahe, teh bunga kamomil, dan lain sebagainya.
Anda hanya perlu tetap waspada bila anak memiliki alergi terhadap salah satu bahan jamu. Tanda-Tanda alergi yang perlu diwaspadai di antaranya:
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan di bibir, lidah, wajah atau tenggorokan
Segera cari pertolongan medis jika mereka mengalami tanda-tanda alergi tersebut.
Baca Juga: Ketahui Panduan Memberi Madu Pada Anak Berikut Ini
Panduan Memberikan Jamu pada Bayi
Karena rasa jamu yang sedikit pahit atau pedas, Anda mungkin tertarik menambahkan gula atau madu ke dalamnya. Perlu diketahui bahwa gula maupun madu tidak direkomendasikan diberikan pada bayi berusia di bawah 12 bulan.
Gula berisiko menyebabkan kerusakan gigi dan juga meningkatkan diabetes. Sedangkan madu mungkin menyebabkan botulisme atau keracunan pada bayi.
Bayi berusia 12 bulan juga belum membutuhkan porsi jamu yang besar seperti orang dewasa. Mereka mungkin hanya perlu beberapa sendok teh atau sendok makan jamu yang dilarutkan pada air hangat.
Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan ramuan herbal pada anak. Untuk meningkatkan nafsu makan, membantu penyembuhan flu atau mencegah masuk angin, Anda bisa meminta saran dan rekomendasi yang aman dari dokter.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
Rose Ann Gould Soloway, RN, BSN, MSEd. Don't Give Herbal Supplements to Infants. Available from: https://www.poison.org/articles/dont-give-herbal-supplements-to-infants
Polly Logan-Banks. Can I give my baby herbal teas to soothe an upset tummy?. Available from: https://www.babycentre.co.uk/x560992/can-i-give-my-baby-herbal-teas-to-soothe-an-upset-tummy
Prenancy Birth & Baby (2020). When can babies drink water?. Available from: https://www.pregnancybirthbaby.org.au/when-can-babies-drink-water
Jessica Jondle (2020). Why You Shouldn’t Give Your New Baby Water — and When They’ll Be Ready for It. Available from: https://www.healthline.com/health/baby/why-cant-babies-have-water
Ashley Marcin (2019). Herbal Teas for Toddlers: What’s Safe and What’s Not. Available from: https://www.healthline.com/health/childrens-health/teas-for-toddlers