Sering kali kita tak sadar bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan bisa berdampak negatif bagi kesehatan, salah satunya menyebabkan perut buncit. Kelebihan lemak di area perut bukan hanya masalah penampilan semata, namun bisa memiliki dampak yang serius bagi kesehatan.
Lemak yang berkumpul dan membungkus organ dalam disebut lemak viseral. Lemak ini dapat meningkatkan berbagai kondisi kesehatan termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, peningkatan kadar gula darah, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak sehat, perlemakan hati dan masalah hati lebih lanjut.
Kebiasaan Kecil yang Menyebabkan Perut Buncit
Kebiasaan sehari-hari yang dianggap sepele bisa menyebabkan perut buncit, di antaranya:
Makan sambil main ponsel
Dewasa ini lebih banyak orang yang kesulitan meninggalkan ponselnya, bahkan saat makanpun banyak dihabiskan sambil main ponsel. Kebiasaan ini tentu tidak baik bagi kesehatan karena dapat menyebabkan makan dalam porsi berlebihan.
Mindful eating menjadi sesuatu yang penting bagi kesehatan, di mana Anda bisa fokus sepenuhnya pada makanan dan menikmati setiap gigitannya. Praktik ini membantu mengurangi kebiasaan makan berlebihan, dan mengurangi stres serta kecemasan terkait makanan.
Makan terlalu cepat
Kebiasaan makan terlalu cepat bisa berdampak negatif pada kesehatan termasuk resistensi insulin. Saat Anda makan terlalu cepat, maka sistem pencernaan akan kesulitan untuk mengolah makanan dengan baik, akibatnya lonjakan gula darah bisa terjadi karena makanan mencapai aliran darah terlalu cepat.
Tubuh akan merespons lonjakan gula darah dengan memproduksi lebih banyak insulin agar kadar gula darah dapat diturunkan. Peningkatan produksi insulin terus-menerus dapat menyebabkan resistensi insulin di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik sehingga gula darah tetap tinggi.
Baca Juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal Berdasarkan Usia?
Kurang tidur
Kurang tidur dapat berkontribusi pada penumpukan lemak di area perut. Kurang tidur memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan seperti ghrelin (hormon lapar) dan leptin (hormon kenyang), akibatnya saat kurang tidur Anda akan cenderung memiliki nafsu makan yang lebih tinggi.
Kurang tidur juga dapat memengaruhi metabolisme tubuh, termasuk mengganggu tubuh dalam memproses karbohidrat. Gangguan ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan insulin yang kemudian menyebabkan penimbunan lemak di area perut.
Makan terlalu larut malam
Penelitian menunjukkan bahwa pemilihan waktu makan sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan termasuk penambahan berat badan. Makan terlalu larut sering kali dikaitkan dengan pilihan makanan yang kurang sehat atau porsi berlebihan sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Makan di malam hari juga dapat mengganggu proses pencernaan dan pembakaran kalori karena tubuh kurang efisien dalam memproses makanan di malam hari.
Melewatkan sarapan pagi
Sebagian orang melewatkan sarapan pagi dengan harapan bisa menurunkan berat badan. Faktanya, justru sering melewatkan sarapan pagilah yang menyebabkan perut buncit dan penambahan berat badan.
Tanpa sarapan pagi menyebabkan orang justru mengonsumsi porsi makan yang lebih besar saat makan siang atau makan malam. Pada akhirnya asupan kalori yang dimakan menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Tidak Sarapan Pagi Bisa Menurunkan Berat Badan, Mitos atau Fakta?
Malas berolahraga
Aktivitas fisik memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dan mengelola berat badan. Olahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit setiap hari membantu mengurangi lemak perut, meningkatkan metabolisme, meningkatkan kesehatan jantung dan juga kesehatan mental.
Dalam banyak kasus, perut buncit disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat. Apabila Anda mengalami kesulitan dalam mengatur pola makan dan memilih aktivitas fisik yang menunjang kesehatan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi dan saran yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim