Definisi
Cedera otot adalah cedera pada salah satu otot yang dapat menyebabkan robekan pada otot. Cedera otot adalah salah satu cedera yang sering terjadi, terutama di antara para atlet dan saat melakukan kegiatan olahraga. Cedera otot terjadi ketika otot tertarik secara berlebihan atau robek.
Cedera otot dapat terjadi pada semua otot, tetapi otot yang sering mengalami cedera adalah otot pada bagian punggung bawah, bagian depan paha dan otot hamstring pada bagian belakang paha, serta otot betis. Cedera otot dapat menyebabkan rasa sakit dan membatasi gerakan pada area yang terkena.
Berdasarkan tingkat keparahannya, cedera diklasifikasikan menjadi:
- Cedera Ringan
Terdapat beberapa serat otot yang tertarik atau robek, bisa menyebabkan nyeri saat ditekan, tapi otot tersebut masih memiliki kekuatan normal.
- Cedera Sedang
Jumlah serat otot yang tertarik atau robek lebih banyak dan lebih berat, serta menimbulkan rasa nyeri yang lebih kuat. Cedera derajat sedang dapat ditandai dengan pembengkakan ringan, terjadi penurunan kekuatan otot dan terkadang memar.
- Cedera Berat
Terjadi robekan total pada otot, merupakan cedera serius yang dapat menyebabkan kehilangan fungsi otot. Bisa menimbulkan rasa nyeri hebat, pembengkakan dan perubahan warna pada area tubuh yang terkena.
Beberapa orang dapat sembuh dengan mengistirahatkan ototnya lalu memberi kompres dingin serta meminum obat penurun nyeri. Bila Anda merasakan nyeri selama beberapa minggu setelah cedera atau memiliki keluhan yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut.
Penyebab
Cedera otot biasanya terjadi sebagai akibat dari kelelahan atau penggunaan berlebihan melebihi kekuatan otot. Cedera bisa terjadi mendadak atau berlangsung dalam jangka panjang karena melakukan gerakan yang sama berulang-kali, sehingga memberikan tekanan atau stres pada otot.
Terdapat beberapa tipe cedera otot yang dapat terjadi, yaitu:
- Laserasi otot
Terjadi ketika otot robek oleh benda dari luar, biasanya terjadi saat cedera akibat kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja.
- Kontusio otot
Terjadi ketika terdapat kekuatan kompresif yang menekan otot dan biasanya terjadi pada olahraga dengan kontak fisik, seperti sepak bola di mana dua pemain bertabrakan, lutut dengan paha saling bersentuhan saat gerakan tackle.
- Strain otot
Terjadi ketika melakukan gerakan yang membuat serat otot tidak dapat menahan gaya tarik berlebihan yang diberikan. Strain paling sering terjadi pada otot yang bekerja di dua sendi, seperti otot paha belakang atau otot betis. Gerakan ini menempatkan otot dalam keadaan memanjang di atas dua sendi dan berkontraksi dengan kuat.
Perbedaan antara strain dan sprain adalah:
-
- Strain melibatkan cedera pada otot ataupun tendon (jaringan yang menghubungkan otot ke tulang)
- Sprain adalah cedera pada ligamen, yaitu jaringan yang menghubungkan dua tulang
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Strain, Anda dapat membacanya di sini: Strain - Definisi, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
- Kram otot
Kram otot adalah kontraksi otot atau pemendekan otot berlebihan yang terjadi secara tidak diharapkan dan mendadak. Kram umumnya hanya berlangsung sementara, namun dapat menyebabkan nyeri dan kelemahan pada otot, mulai dari ringan sampai berat.
Kram otot saat berolahraga sangat sering terjadi, bahkan pada atlet terlatih. Kram otot paling sering tejradi pada betis, otot paha, dan lekukan telapak kaki. Kram otot juga bisa muncul karena aktivitas fisik berat yang dapat terasa sangat nyeri. Namun, kram juga dapat terjadi ketika otot tidak berkontraksi atau relaksasi.
- Delayed onset muscle soreness (DOMS)
DOMS adalah nyeri otot setelah olahraga. Kondisi ini sering ditemukan pada orang yang melakukan olahraga dan aktivitas fisik berat. Biasanya nyeri memuncak antara 24-72 jam setelah olahraga namun akhirnya akan menghilang setelah 5-7 hari. Kondisi ini disertai dengan kehilangan kekuatan otot dan penurunan ruang gerak.
Faktor Risiko
Kegiatan olahraga fisik dengan banyak kontak tubuh antar pemainnya seperti sepak bola, hoki, tinju dan gulat dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera otot. Beberapa bagian tubuh juga lebih rentan mengalami cedera saat berolahraga, seperti:
- Tungkai dan pergelangan kaki
Olahraga yang dimulai mendadak dan melibatkan gerakan melompat seperti lari atau basket, dapat menyebabkan cedera pada tendon Achilles di pergelangan kaki.
- Tangan
Olahraga dengan gerakan tangan yang mencengkeram, seperti senam atau golf, dapat meningkatkan risiko cedera pada otot-otot tangan.
- Siku
Risiko terjadinya cedera siku dapat meningkat bila melakukan gerakan melempar secara berulang yang terlalu kuat tanpa melakukan pemanasan sebelumnya.
Gejala
Tanda dan gejala cedera otot dapat bervariasi, bergantung pada tingkat keparahan cedera. Cedera otot memiliki gejala seperti:
- Nyeri
- Kesulitan untuk menggerakan otot
- Kelemahan otot
- Memar atau adanya perubahan warna pada area yang cedera
- Pembengkakan
- Kram otot
Diagnosis
Dokter akan mewawancarai pasien, lalu melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Umumnya, dokter bisa menanyakan hal-hal berikut seperti:
- Keluhan yang dialami saat ini
- Bagaimana riwayat cedera yang terjadi dan bagaimana awal mula terjadinya cedera
- Intensitas nyeri yang saat ini dirasakan
- Riwayat pengobatan yang sudah dijalani
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit pada keluarga
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik akan dimulai dengan pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, suhu tubuh, laju napas, dan denyut nadi. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih spesifik dengan memeriksa bagian otot yang mengalami cedera. Dokter akan memeriksa tampilan cedera pada area tubuh yang dikeluhkan, melakukan perabaan pada bagian yang cedera, dan memeriksa apakah terdapat keterbatasan dalam pergerakan dan gangguan pada sarafnya.
Bila diperlukan, pemeriksaan penunjang bisa dilakukan untuk membantu membedakan beberapa tipe cedera jaringan lunak yang berbeda. Pencitraan seperti ultrasonografi (USG), CT scan atau MRI juga bisa digunakan untuk menentukan tingkat keparahan cedera atau mengidentifikasi kemungkinan adanya cedera lainnya.
Tata Laksana
Untuk perawatan mandiri cedera otot yang dapat Anda lakukan di rumah, cobalah metode RICE (rice, ice, compression, elevation).
- Rest (Istirahat)
Hindari aktivitas yang menyebabkan nyeri, bengkak, atau rasa tidak nyaman. Istirahatkan area otot yang mengalami cedera, namun bila memungkinkan tetap lakukan aktivitas fisik.
- Ice (Kompres Dingin)
Area yang mengalami cedera otot bisa dikompres dengan kompres dingin selama 10-15 menit setiap jam pada hari pertama Anda mengalami cedera. Setelah hari pertama, Anda dapat memberikan kompres dingin setiap 3-4 jam. Jangan memberikan es batu langsung langsung pada kulit, bila menggunakan es, bungkus es tersebut dengan handuk atau kain sebelum disentuhkan pada kulit.
- Compression (Kompresi)
Untuk membantu meredakan bengkak, tekan dan balut area yang cedera dengan perban elastis sampai pembengkakan berhenti. Jangan membalutnya terlalu kencang atau aliran darah Anda akan terganggu. Kendurkan balutan jika Anda merasa nyeri semakin berat, area cedera menjadi kebas muncul bengkak di bawah area yang dibalut.
- Elevation (Elevasi)
Ketika Anda berbaring, angkat area tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung Anda, terutama saat malam hari. Hal ini agar gravitasi dapat bekerja untuk membantu mengurangi bengkak.
Pada kondisi tertentu, seperti cedera otot berat, mungkin jaringan otot yang robek perlu dioperasi untuk memperbaiki kondisi ototnya. Dokter akan menjelaskan mengenai prosedur operasi yang akan dijalani.
Fisioterapi dapat membantu Anda untuk memaksimalkan stabilitas dan kekuatan sendi atau anggota gerak yang cedera. Dokter dapat merekomendasikan untuk menggunakan brace atau splint agar area yang cedera bisa diimobilisasi dan mempercepat penyembuhan.
Komplikasi
Bila cedera otot tidak segera diobati, makan cedera tersebut dapat berlanjut hingga kerusakan otot permanen yang tidak hanya menurukan fungsi dan kinerja dari otot tetapi dapat melepaskan protein ke dalam pembuluh darah. Beberapa komplikasi dari cedera otot, antara lain:
- Gerakan yang terlalu kasar dan dimulai terlalu dini dapat menyebabkan kerusakan otot lebih lanjut karena jaringan belum mendapatkan kekuatan regangnya kembali
- Terbentuknya bekas luka permanen dan perlengketan di dalam otot dapat menyebabkan penurunan elastisitas jaringan otot dan tendon
- Memar dapat terbentuk di dalam otot
- Pembentukan tulang (myositis ossificans) di dalam otot atau jaringan lunak yang cedera, bisa menimbulkan nyeri berulang dan keterbatasan gerak pada area yang cedera
Pencegahan
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cedera otot adalah dengan melakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga. Meningkatkan fleksibilitas juga membantu untuk melindungi otot dari luka ke depannya. Semakin fleksibel Anda, maka semakin banyak ruang bagi otot Anda untuk memanjang. Beberapa panduan yang dapat membantu mencegah cedera otot adalah:
- Tidak duduk dalam satu posisi yang terlalu lama
- Menjaga postur yang baik ketika berdiri atau duduk
- Mengangkat beban dengan hati-hati atau pada posisi yang tepat
- Menjaga berat badan dalam rentang ideal
- Mengenakan sepatu yang tepat sesuai ukuran kaki dan kegiatan yang dilakukan
Kapan Harus ke Dokter?
Bila Anda mengalami gejala yang parah seperti nyeri yang intens segera periksakan diri ke dokter. Bila Anda masih merasakan nyeri setelah beberapa minggu pengobatan di rumah, Anda perlu membicarakan dengan dokter Anda untuk penanganan lebih lanjut. Segera ke rumah sakit bila Anda mengalami beberapa gejala seperti pendarahan di dalam atau sekitar otot yang cedera, tidak dapat menggerakan bagian tubuh, pembengkakan yang tidak hilang atau semakin memburuk.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
- dr Hanifa Rahma