Definisi
Tulang belakang pada tubuh kita dikelompokkan ke dalam tiga area utama, yaitu area servikal atau leher, dada, dan pinggang. Tulang belakang leher tersusun atas 7 tulang berukuran kecil (C1-C7) yang berongga di bagian tengahnya. Tulang belakang area leher berfungsi untuk menjaga stabilitas sumsum tulang di sekitar leher, terdapat banyak serabut saraf yang tersambung pada otak dan bagian tubuh lainnya. Kerusakan yang terjadi pada sumsum tulang area leher dapat menimbulkan gangguan gerak, kelumpuhan, gangguan fungsi sensorik, sampai kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Fraktur servikal adalah kondisi patah tulang pada salah satu atau beberapa tulang belakang regio leher. Kondisi ini sering disebut sebagai 'leher patah'. Fraktur servikal merupakan kondisi yang berbahaya dengan tingkat kematian dan kecacatan yang tinggi. Sekitar 56% kasus cedera sumsum tulang disebabkan oleh fraktur servikal. Oleh karena itu, penanganan kondisi fraktur servikal perlu dilakukan dengan cermat dan cepat.
Cedera sumsum tulang servikal menyebabkan 6000 kematian dan 5000 kasus kelumpuhan tubuh dari leher sampai kaki (quadriplegia) setiap tahunnya.
Penyebab
Fraktur servikal disebabkan oleh pergerakan tulang yang tidak normal dan melebihi batas gerak leher. Gerakan tersebut antara lain hiperfleksi (menunduk terlalu dalam), hiperekstensi (mendongak terlalu jauh), atau rotasi (putaran) yang berlebihan, sehingga tulang menjadi patah dan ligamen atau jaringan elastis di sekitarnya ikut tertarik.
Lokasi fraktur servikal umumnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Fraktur pada tulang C1
Fraktur pada C1 umumnya disebabkan oleh axial loading, atau adanya beban yang berasal dari arah atas dan sejajar dengan sumbu leher
- Fraktur tulang C2
Fraktur C2 disebabkan oleh kombinasi antara kompresi (penekanan berlebihan pada tulang) dan gerakan abnormal diluar batas range of motion leher
- Fraktur subaksial (C3–C7)
Fraktur subaksial sering terjadi pada kecelakaan bermotor. Sekitar 17% kasus fraktur terjadi di C7 atau sambungan C7 dengan T1 (tulang belakang regio dada)
Fraktur servikal juga dapat disebabkan oleh kondisi medis, seperti osteopororsis. Pada kondisi ini, fraktur yang terjadi adalah fraktur kompresi, yaitu tulang yang keropos menjadi patah karena menahan beban di atasnya.
Faktor Risiko
Faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami fraktur servikal, antara lain:
- Jenis kelamin laki-laki lebih sering mengalami fraktur servikal dibandingkan perempuan, dengan perbandingan 4:1
- Usia 18-25 tahun
- Terlibat dalam aktivitas yang berisiko tinggi, seperti olahraga ekstrem dan berkendara dengan kecepatan tinggi
- Tidak menggunakan pelindung diri (helm, seat belt) saat berkendara atau olahraga
- Trauma atau cedera ringan pada lansia
Kejadian yang berpotensi untuk menyebabkan fraktur servikal, antara lain:
- Pemain bola berusaha merebut bola dari lawan dengan menggunakan kepala
- Seorang atlet gimnastik salah mendarat atau terbentur besi penyangga ketika melompat
- Penyelam terbentur dasar kolam yang dangkal saat menyelam
- Kecelakaan mobil yang menyebabkan kepala pengendara terhentak ke belakang secara tiba-tiba
Gejala
Gejala yang terjadi dapat bervariasi dari setiap orang. Umumnya pada fraktur servikal berat, pasien setelah kecelakaan dalam kondisi tidak sadar. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah:
- Nyeri pada lokasi leher yang patah, nyeri bisa terasa terus menerus atau dengan penekanan
- Tidak dapat menggerakkan di bagian yang patah
- Gangguan keseimbangan
- Sulit untuk bergerak dari tempat tidur atau melakukan perubahan posisi
- Pasien tanpa trauma dapat mengeluhkan rasa baal dan kelemahan pada kaki atau tangan
- Masalah pernapasan (sulit mengambil napas)
Diagnosis
Di IGD, dokter akan memastikan bahwa jalan napas dan pernapasan pasien aman sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan memasang collar neck untuk menjaga posisi leher. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai fungsi saraf pasien.
Dokter akan selalu berasumsi ada fraktur servikal hingga pemeriksaan pencitraan seperti X-ray di area kepala dan leher, untuk membuktikan ada atau tidaknya cedera leher. Pemeriksaan penunjang yang umumnya juga diminta adalah CT scan dan MRI untuk menilai luas dan derajat keparahan cedera. Pemeriksaan laboratorium tidak dapat menentukan fraktur servikal, namun dapat menjadi petunjuk kondisi lain, seperti kehilangan darah yang banyak sehingga menjadi anemia atau adanya infeksi.
Setelah menangani unsur kegawatan, dokter akan bertanya mengenai mekanisme trauma, kejadian, alat pelindung yang digunakan, pengobatan yang sudah diberikan, dan lain-lain.
Tata Laksana
Penanganan Pertama
Penting untuk berasumsi bahwa setiap orang yang kecelakaan atau jatuh mengalami cedera leher atau fraktur servikal. Pasien yang sadar juga tetap memiliki risiko mengalami fraktur servikal. Tanda lain dari adanya fraktur servikal adalah daerah leher bengkak dan lebam.
Jika dicurigai ada fraktur servikal, leher pasien perlu dijaga agar tidak bergerak dari posisi awal ketika pertama kali ditemukan. Pastikan hal ini hingga tenaga medis datang ke lokasi.
Penanganan Lanjutan
Pengobatan fraktur servikal bergantung pada lokasi fraktur dan luas atau derajat keparahannya. Fraktur kompresi yang ringan dapat ditangani dengan menggunakan collar neck atau alat penyangga leher, selama 6–8 minggu sampai tulang dapat sembuh sendiri. Fraktur yang lebih rumit membutuhkan operasi dan pengembalian posisi. Spinal fusion atau penyatuan dua tulang belakang dapat dilakukan untuk menjaga tulang leher tetap stabil. Pengobatan ini dapat membutuhkan waktu yang lama.
Selama pengobatan, Anda perlu:
- Dirawat di rumah sakit hingga Anda sembuh sempurna
- Membutuhkan alat bantu napas untuk membantu pernapasan Anda
- Mengonsumsi antibiotik atau pereda nyeri
- Melakukan latihan rehabilitasi medik. Latihan ini dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa hari.
Fraktur servikal dapat menyebabkan kerusakan saraf berat dan kelumpuhan. Hal ini dapat sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, pekerjaan, keluarga, dan sosial Anda. Tim yang menangani Anda akan terdiri atas ahli nyeri, rehabilitasi, dan dukungan psikologis.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat fraktur servikal, antara lain:
- Syok spinal yang disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang akibat fraktur, hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan
- Syok neurogenik merupakan kondisi gawat darurat di mana, selain mempengaruhi kemampuan bergerak, penekanan pada sumsum tulang berdampak pada aliran darah pasien
- Sindrom Brown-sequard (kelumpuhan, hilangnya sensasi getar, dan kemampuan memperkirakan suhu pada salah satu sisi tubuh)
- Infeksi pada luka operasi
- Pneumonia dan gangguan pernapasan berat setelah perawatan lama
- Jika berhasil ditangani, posisi tulang dapat bergeser sewaktu waktu
- Kelumpuhan
- Kematian
Kesembuhan pasien akan sangat bergantung pada beratnya trauma dan kondisi medis dasar. Usia yang lebih tua memiliki risiko penyembuhan saraf yang lebih rendah dibandingkan usia muda.
Pencegahan
Sebagian besar penyebab fraktur servikal dapat dicegah. Adaptasi perubahan peraturan pada olahraga ekstrem telah berhasil menurunkan kasus cedera servikal yang berkaitan dengan olahraga. Anda dapat membantu diri sendiri dan orang di sekitar Anda terhindar dari fraktur servikal dengan:
- Selalu menggunakan sabuk pengaman ketika menyetir atau sedang duduk di tempat duduk penumpang
- Jangan menyelam di kolam yang dangkal dan pastikan anak-anak diawasi saat belajar berenang dan menyelam
- Gunakan alat pelindung diri setiap melakukan olahraga yang ekstrem dan berisiko. Lakukan prosedur keamanan yang telah ditetapkan, seperti meminta tolong seseorang menjadi spotter atau menggunakan helm
- Pastikan lingkungan sekitar orang lansia tetap aman. Lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan hal-hal yang berbahaya, seperti lantai yang licin dan karpet yang mudah bergerak, tidak berada di lingkungan lansia. Perubahan kecil seperti menggunakan pengerat untuk karpet dan memasang alat bantu di sekitar kamar mandi dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia.
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda mengalami kecelakaan atau berada di sekitar kejadian kecelakaan, segera panggil bantuan atau bawa korban ke IGD terdekat. Anda harus selalu mencurigai adanya fraktur servikal pada kondisi kecelakaan dan pertahankan posisi leher seperti saat korban ditemukan. Menggerakkan leher dapat memperburuk kerusakan yang telah terjadi. Pastikan korban berada di tempat yang aman hingga bantuan datang.
Jika Anda mengalami gejala-gejala nyeri leher, sulit menggerakkan leher, dan memiliki riwayat trauma; periksakan keluhan Anda ke dokter.
- dr Hanifa Rahma