• Beranda
  • Nutrisi
  • Mengonsumsi Daging Merah Dapat Memicu Kanker, Benarkah?

Mengonsumsi Daging Merah Dapat Memicu Kanker, Benarkah?

Mengonsumsi Daging Merah Dapat Memicu Kanker, Benarkah?

Daftar Isi


Daftar Isi Tidak Ditemukan

Bagikan :


Daging merah seperti daging sapi, daging kambing atau daging babi kaya kandungan protein, vitamin dan mineral. Namun, konon kabarnya mengonsumsi daging merah dapat memicu penyakit kanker, benarkah?

Sama seperti makanan lainnya, daging merah tinggi kandungan nutrisinya. Di dalamnya tersusun komposisi vitamin, mineral, antioksidan dan aneka nutrisi penting untuk tubuh. Dilansir Healthline, 100 gram daging merah mengandung:

  • Vitamin B3 (niacin)
  • Vitamin B12 (cobalamin)
  • Vitamin B6 (pyridoxine)
  • Zat besi
  • Seng
  • Selenium
  • dan aneka nutrisi lain

Daging merah juga dikatakan tinggi kreatin dan karnosin, yang berguna untuk meningkatkan fungsi sistem otot dan otak.

Pengaruh konsumsi daging merah bagi kesehatan masih harus terus dikembangkan penelitiannya. Pasalnya, tidak semua daging merah memberikan efek yang sama bagi tubuh. Bila ada penelitian yang menemukan hubungan antara daging merah dan kanker, penelitian tersebut mungkin benar, namun perlu dijabarkan dan diteliti lebih detail lagi.

Di antara semua studi yang pernah dilakukan terhadap daging merah, penyakit kanker yang paling disebut-sebut. Namun perlu diingat bahwa kanker tidak serta merta disebabkan oleh makanan yang Anda konsumsi, ada latar belakang yang menyebabkan makanan bisa memicu pertumbuhan sel kanker, misalnya cara memasak makanan tersebut.

Di tahun 2015, WHO pernah mengungkap sebuah penelitian yang isinya menyatakan kemungkinan daging merah memicu penyakit kanker. Ditambahkan di dalamnya, seperti dilansir Medical News Today, bahwa daging merah yang dimaksud adalah yang telah melewati proses fermentasi, diasinkan, diawetkan dengan obat, diasap atau proses lain yang dapat mengubah rasa, adalah daging yang mengandung zat karsinogen dan bisa membahayakan manusia.

Sedangkan National Cancer Institue, pernah melaporkan bahwa daging yang dimasak dengan suhu tinggi dapat menyebabkan adanya produksi heterocyclic amines (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), zat yang dikenal dapat memicu kanker pada hewan.

Bagaimana agar mengonsumsi daging merah tetap aman dan terhindar dari penyakit kanker?

Sekalipun menurut penelitian daging merah dapat memicu penyakit kanker bila salah dalam pengolahan, mengonsumsi daging merah tetap diperbolehkan. Untuk terhindar dari resiko penyakit kanker, Anda perlu membatasi porsi konsumsi serta memperhatikan cara pengolahannya. The American Institute for Cancer Research merekomendasikan agar tidak mengonsumsi lebih dari 510 gram daging merah setiap minggu agar

Dilansir Healthline, ada tiga cara terbaik dalam mengolah daging merah agar tetap sehat dan aman.

Sous Vide

Sous Vide adalah istilah Prancis untuk memasak daging dengan memasukkannya ke dalam plastik kedap udara, dimasak selama beberapa jam dengan suhu antara 55-60 derajat celcius. Memasak di suhu tersebut dapat mengurangi potensi terbentuknya zat kimia berbahaya.

Slow cooking

Slow cooking adalah istilah memasak di dalam sebuah panci besar yang terbuat dari keramik, dengan suhu di antara 88 celcius sampai 121 celcius. Memasak dengan metode ini membutuhkan setidaknya 6-8 jam, sehingga Anda bisa mengandalkan bantuan slow cooker agar praktis.

Pressure cooking

Anda mungkin lebih mengenalnya dengan istilah presto atau panci bertekanan tinggi. Metode memasak ini dikenal menghemat waktu dan membuat daging yang dimasak sangat empuk. Suhu yang digunakan selama memasak umumnya antara 100-121 celcius.

Memasak menggunakan presto dapat meminimalisir pembentukan oksidasi dan hilangnya vitamin. Nah, cara masak mana yang lebih Anda suka? Yuk mulai sekarang masak daging merah dengan cara yang sehat.

Kami juga memiliki segudang informasi lainnya seputar nutrisi dan makanan sehat, silahkan kunjungi laman ini!

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 17:45