Dalam menjalankan diet, terkadang Anda harus mengurangi asupan beberapa jenis makanan agar dapat menurunkan berat badan tubuh lebih cepat.
Namun pada diet yang terlalu ketat, hal ini dapat menyebabkan Anda mengalami malnutrisi atau kondisi kurang gizi. Bagaimana cara mengetahui tubuh mengalami malnutrisi? Yuk kenali tanda-tandanya.
Apa Itu Malnutrisi?
Tubuh Anda membutuhkan berbagai nutrisi, baik makronutrien maupun mikronutrien. Ketika Anda menerapkan pola makan tertentu, baik untuk menurunkan berat badan maupun alasan kesehatan lainnya, terkadang pola makan tersebut menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi.
Apabila nutrisi yang didapat tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh maka hal ini dikenal dengan istilah malnutrisi.
Dilansir dari Cleveland Clinic, malnutrisi juga dapat diartikan kondisi kekurangan atau kelebihan nutrisi lainnya. Ada empat jenis kondisi malnutrisi, di antaranya:
- Kekurangan nutrisi (undernutrition), yaitu kondisi tubuh kekurangan nutrisi
- Kekurangan makronutrien (Macronutrient undernutrition), yaitu kekurangan makronutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak
- Kekurangan mikronutrien (Micronutrient undernutrition), yaitu kekurangan mikronutrien seperti vitamin dan mineral
- Kelebihan nutrisi (overnutrition), yaitu kondisi tubuh kelebihan gizi atau nutrisi
Nutrisi makro maupun mikro sama-sama dibutuhkan oleh tubuh. Ketika kekurangan atau kelebihan salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh, hal ini dapat menyebabkan tubuh mengalami gangguan fungsi.
Tanda-Tanda Tubuh Mengalami Malnutrisi
Dilansir dari NHS, salah satu tanda tubuh mengalami malnutrisi adalah menurunnya berat badan secara tidak disengaja. Meskipun demikian, penurunan berat badan tidak selalu menjadi ciri utama seseorang mengalami malnutrisi. Malnutrisi bisa saja terjadi pada seseorang yang memiliki berat badan berlebih atau berat badan ideal.
Selain penurunan berat badan, tanda-tanda malnutrisi yang perlu diwaspadai antara lain:
- Berkurangnya nafsu makan
- Tidak minat pada makanan dan minuman
- Mudah merasa lelah sepanjang waktu
- Badan terasa lebih lemah
- Sering sakit dan butuh waktu lama untuk pulih
- Butuh waktu lebih lama untuk menyembuhkan luka
- Konsentrasi buruk
- Sering merasa kedinginan
- Suasana hati buruk atau depresi
Pada anak-anak, tanda kekurangan nutrisi dapat ditandai dengan pertumbuhan berat badan yang lambat, perubahan perilaku seperti mudah marah dan uring-uringan serta lebih mudah lelah jika dibandingkan dengan anak lainnya.
Sedangkan pada kondisi malnutrisi dimana seseorang mengalami kelebihan gizi, kondisi ini dapat ditandai dengan hal berikut:
- Kegemukan
- Tekanan darah tinggi
- Resistensi insulin
- Penyakit jantung
Malnutrisi merupakan kondisi yang dapat diperbaiki. Jika tidak ditangani dengan tepat, malnutrisi dapat menyebabkan sejumlah bahaya bagi kesehatan jangka panjang.
Penyebab Terjadinya Malnutrisi dan Cara Mengatasinya
Malnutrisi dapat disebabkan oleh banyak hal. Biasanya, kondisi malnutrisi rentan dialami oleh orang yang melakukan diet ketat sehingga membatasi jumlah makanan yang masuk.
Penyebab lain dari malnutrisi juga dapat disebabkan oleh krisis yang dialami di lingkungan tersebut sehingga sulit mendapatkan makanan yang layak dan sehat.
Malnutrisi juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya seperti penyakit kanker, penyakit hati, kondisi mual dan muntah sehingga sulit untuk makan dan mengunyah. Beberapa masalah mental seperti depresi, demensia, skizofrenia juga dapat menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi.
Penanganan malnutrisi bergantung dari penyebabnya. Bila malnutrisi disebabkan oleh adanya masalah kesehatan lainnya, maka dokter akan berusaha menangani penyakit atau masalah kesehatan tersebut terlebih dahulu.
Namun umumnya, penanganan malnutrisi dilakukan dengan memberi suplemen nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penanganan malnutrisi perlu memerhatikan kondisi kesehatan dan kebutuhan nutrisi masing-masing.
Pada kondisi malnutrisi overnutrition, kemungkinan dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk menurunkan berat badan.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina