Studi menemukan bahwa vitamin dan mineral sangat penting bagi semua aspek kesehatan, salah satunya kesuburan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard T. H. Chan School of Public Health, mengonsumsi suplemen tertentu dapat memberikan efek positif terhadap kesuburan dan berpotensi meningkatkan kesuburan.
Rekomendasi Vitamin untuk Kesuburan
Asetil L-karnitin (ALC)
ALC adalah bentuk sintetis dari asam amino L-karnitin. L-karnitin adalah senyawa alami tubuh yang menjadi antioksidan alami dan berperan dalam meningkatkan kinerja olahraga dan pemulihan tubuh pasca olahraga. Beberapa penelitian menemukan bahwa ALC memiliki potensi manfaat terkait kesuburan dan kesehatan reproduksi.
Pada pria, konsumsi ALC dapat membantu melindungi sperma dari kerusakan akibat produksi berlebihan dari radikal bebas spesies oksigen reaktif (ROS). Diteliti suplemen ALC juga berpotensi meningkatkan motilitas sperma, yaitu kemampuan sperma untuk bergerak secara efisien agar bisa mencapai dan membuahi sel telur. Walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, suplemen ini memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas sperma dan kesuburan pada pria.
Vitamin B6
Saat ini penelitian yang menunjukkan korelasi antara vitamin B6 dan kesuburan masih belum terlalu jelas dan perlu bukti lebih lanjut. Namun pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2007, wanita dengan kadar vitamin B6 dalam darah yang lebih tinggi kemungkinan lebih subur.
Pernyataan tersebut didukung oleh sebuah penelitian kecil yang menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat keguguran yang mengonsumsi suplemen asam folat, vitamin B6 dan B12 memiliki kadar homosistein yang lebih rendah. Kadar homosistein cairan folikel yang tinggi dikaitkan dengan masalah ovulasi, dan dari penelitian tersebut kadar homosistein yang lebih rendah dikaitkan dengan peningkatan kesempatan keberhasilan kehamilan.
Vitamin C
Vitamin C dapat ditemukan di beragam buah dan sayuran. Mengonsumsi vitamin C membantu menjaga kesehatan jaringan ikat, penyembuhan luka, dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kandungan antioksidan di dalam vitamin C bisa memberi dampak positif pada kesuburan.
Suplemen antioksidan dikatakan bisa bermanfaat bagi kesuburan wanita. Kandungan antioksidan bisa menurunkan dampak negatif dari radikal bebas dan mengurangi tingkat kerusakan sel di tubuh. Manfaat lainnya meliputi membantu meningkatkan sirkulasi darah di endometrium, menurunkan resistansi insulin, menyuburkan lendir serviks dan memengaruhi sintesis prostaglandin dan steroidogenesis (zat kimia tertentu di dalam tubuh yang berperan dalam proses reproduksi).
Baca Juga: Apa Bahayanya Jika Minum Vitamin C Terlalu Banyak?
Kalsium
Kalsium tidak hanya penting untuk kesehatan tulang, namun juga memainkan peran penting pada berbagai fungsi tubuh lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang banyak mengonsumsi produk susu yang tinggi kalsium dan difortifikasi dengan vitamin D, berisiko lebih kecil untuk mengalami masalah ovulasi.
Kekurangan kalsium dan vitamin D kemungkinan dapat memengaruhi risiko terjadinya endometriosis dan masalah ovulasi. Pada pria, terdapat hubungan bahwa kekurangan kalsium kemungkinan bisa memengaruhi kesuburan pria seperti motilitas sperma.
Vitamin D
Vitamin D memegang peran penting dalam sistem reproduksi baik pria maupun wanita. Kadar vitamin D yang rendah di dalam tubuh berkaitan dengan masalah ketidaksuburan.
Pada pria, vitamin D memiliki fungsi penting terkait sperma dan kesuburan. Sementara pada wanita, vitamin D memainkan peran dalam proses ovulasi, kesehatan endometrium, serta pengaturan hormon reproduksi.
Baca Juga: Vitamin D dan Vitamin D3, Apa Bedanya?
Vitamin E
Sama seperti vitamin C, vitamin E juga memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melawan stres oksidatif dan bisa berdampak pada kesuburan. Penelitian yang sudah dilakukan pada menunjukkan asupan vitamin E yang cukup dapat membantu memberikan efek positif pada kesuburan wanita. Kombinasi vitamin E dengan selenium juga disebutkan memiliki dampak positif.
Selain vitamin dan mineral yang telah disebutkan, zat besi, omega-3, selenium, seng (zinc) juga berperan penting dalam kesuburan pria dan wanita. Beberapa suplemen tidak bisa dikonsumsi bersamaan, atau mungkin memiliki efek samping. Sehingga untuk mengetahui dosis yang tepat, dan suplemen mana yang paling dibutuhkan oleh tubuh Anda sekarang, Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Permasalahan kesuburan juga permasalahan yang cukup kompleks. Tidak hanya bisa mengandalkan nutrisi dan juga suplemen saja. Anda mungkin perlu mengubah pola hidup yang sehat seperti cukup tidur, berolahraga, berhenti merokok dan minum minuman beralkohol, mengatasi masalah kesehatan yang mungkin memengaruhi kesuburan.
Konsultasikan permasalahan kesuburan yang Anda miliki dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Rachel Gurevich, RN (2022). Vitamins for Fertility: What Should You Be Taking?. Available from: https://www.verywellfamily.com/vitamins-for-fertility-what-should-you-be-taking-4140655
Robert H. Shmerling, MD (2020). Fertility and diet: Is there a connection?. Available from: https://www.health.harvard.edu/blog/fertility-and-diet-is-there-a-connection-2018053113949
Filipa G. Mateus, et all (2023). L-Carnitine and Male Fertility: Is Supplementation Beneficial?. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37762736
American Pregnancy Association. Natural Sources of Vitamin B During Pregnancy. Available from: https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/natural-sources-of-vitamin-b-during-pregnancy/
Roos Marthe Smits, MD, et all (2018). Antioxidants in fertility: impact on male and female reproductive outcomes. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0015028218304291
Xiangqian Meng, et all (2023). Influence of Vitamin D supplementation on reproductive outcomes of infertile patients: a systematic review and meta-analysis. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9896710/