• Beranda
  • Gaya Hidup
  • Sama-Sama Mengurangi Bau Badan, Ini Beda Deodoran dan Antiperspiran

Sama-Sama Mengurangi Bau Badan, Ini Beda Deodoran dan Antiperspiran

Sama-Sama Mengurangi Bau Badan, Ini Beda Deodoran dan Antiperspiran
Credit: Freepix.

Bagikan :


Bagi Anda yang bermasalah dengan bau badan atau keringat berlebih, Anda tentu sering dipusingkan ketika memilih deodoran atau antiperspiran yang banyak beredar di pasaran. Kedua produk tersebut sama-sama dapat mengurangi bau badan, namun sebenarnya deodoran dan antiperspiran memiliki cara kerja yang berbeda. Yuk cari tahu bedanya!

 

Perbedaan Deodoran dan Antiperspiran

1. Perbedaan cara kerjanya

Meskipun seringkali dianggap sama karena sama-sama mampu mengurangi bau badan, tetapi deodoran dan antiperspiran bekerja dengan cara yang berbeda. Dilansir dari Healthline, deodoran umumnya mengandung alkohol, membuat kulit bersifat lebih asam sehingga tidak banyak menarik bakteri. Dengan demikian, ketika keringat bercampur dengan bakteri tidak menimbulkan bau badan yang mencolok.

Berbeda dengan antiperspiran yang berbahan dasar aluminium, antiperspiran bekerja dengan cara memblokir pori-pori keringat untuk sementara. Aluminium akan larut dalam kelembapan permukaan kulit lalu membentuk gel yang aman mengurangi produksi keringat. Dengan kata lain, antiperspiran bekerja dengan mengontrol dan mencegah produksi keringat di dalam tubuh agar tidak menyebabkan bau badan.

2. Perbedaan penggolongan kosmetik dan obat

Dilansir dari WebMD, FDA menggolongkan deodoran dan antiperspiran ke dalam golongan yang berbeda. Deodoran digolongkan sebagai kosmetik yang dianggap menunjang penampilan dan kecantikan sedangkan antiperspiran digolongkan sebagai obat karena memengaruhi sistem perspirasi atau pengeluaran keringat dalam tubuh.

 

Manfaat Menggunakan Deodoran dan Antiperspiran

Ada beberapa manfaat mengapa produk deodoran dan antiperspiran banyak digunakan untuk pemakaian sehari-hari, yaitu:

1. Mengurangi bau badan

Pada dasarnya, keringat manusia tidak memiliki bau, namun ketika bercampur dengan bakteri maka keringat akan menimbulkan bau tidak sedap. Dengan menggunakan deodoran atau antiperspiran yang juga mengandung wewangian, maka bau badan akan berkurang dan membuat Anda tampil lebih percaya diri saat beraktivitas sehari-hari.

2. Mengurangi produksi keringat berlebih

Bagi Anda yang memiliki masalah keringat berlebih, penggunaan antiperspiran dapat membantu mengurangi produksi keringat dan bau badan. Namun perlu diingat bahwa antiperspiran hanya bersifat sementara sehingga perlu dioleskan kembali untuk mendapat manfaat tersebut. Apabila masalah keringat berlebih Anda berlangsung terus-menerus, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

 

Risiko Penggunaan Deodoran dan Antiperspiran

Kandungan aluminium dalam antiperspiran menimbulkan kekhawatiran para peneliti akan meningkatnya risiko kanker payudara. Pasalnya, jika kulit menyerap aluminium hal ini dapat memengaruhi reseptor hormon estrogen di sel payudara sehingga dapat memicu kanker. Terlebih lagi antiperspiran umumnya digunakan di ketiak yang merupakan salah satu lokasi penyebaran kanker payudara.

Namun dilansir dari Medical News Today, menurut American Cancer Society, hingga saat ini belum terdapat penelitian yang membuktikan hubungan antara penggunaan antiperspiran dengan risiko kanker payudara. Selain itu, jumlah aluminium yang terserap dari penggunaan antiperspiran hanya berjumlah sedikit sehingga dianggap tidak berbahaya. Namun demikian, para ahli sepakat bahwa masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Sedangkan dalam penggunaan deodoran yang umumnya menggunakan alkohol dan mengandung parfum, hal ini juga dapat memicu alergi atau iritasi pada beberapa jenis kulit yang sensitif. Apabila Anda memiliki alergi pada bahan-bahan tersebut, maka sebaiknya periksa label deodoran dengan teliti sebelum membeli.

 

Penggunaan deodoran dan antiperspiran dapat membantu mengatasi masalah bau badan. Namun apabila masalah bau badan Anda disebabkan oleh kondisi keringat berlebih (hiperhidrosis) maka sebaiknya konsultasikan ke dokter mengenai kondisi Anda agar mendapat penanganan yang tepat.


Cari tahu lebih banyak artikel seputar gaya hidup sehat di sini!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 01:15