Keringat sendiri sebenarnya tidak berbau, namun ketika keringat bertemu dengan bakteri pada kulit, akan ada interaksi yang menyebabkan bau badan menjadi lebih kuat. Jumlah keringat yang diproduksi belum tentu berpengaruh terhadap bau badan kita. Hal ini dikarenakan bau badan timbul akibat jenis bakteri yang ada pada kulit dan bagaimana bakteri tersebut berinteraksi dengan keringat.

Saat masuk masa pubertas, tubuh mengalami perubahan hormonal yang signifikan. Perubahan hormonal selama masa pubertas ini menyebabkan perubahan dalam produksi keringat dan bau badan remaja. Pada masa ini pula, kelenjar keringat di bawah kulit terutama di daerah ketiak dan area intim menjadi lebih aktif.

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, namun kelenjar apokrin berperan dalam timbulnya bau badan. Di dalam artikel ini Anda akan menemukan bagaimana cara membantu anak remaja mengatasi bau badannya.

Cara Mengatasi Masalah Bau Badan

Membantu remaja mengatasi bau badan tidak hanya penting bagi kesehatan dan kebersihan fisiknya, namun juga dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka. Berikut adalah beberapa cara untuk membantu remaja mengatasi bau badan:

• Mengajarkan remaja untuk mandi secara rutin setiap harinya, frekuensi mandi bisa ditingkatkan bila melakukan aktivitas yang banyak menghasilkan keringat seperti berolahraga atau berkegiatan di luar ruangan dan terpapar sinar matahari
• Merekomendasikan penggunaan sabun antiseptik yang efektif membersihkan area-area yang rentan dengan interaksi keringat dan bakteri seperti ketiak, selangkangan, dan area intim
• Merekomendasikan penggunaan deodoran setelah mandi untuk mengurangi bau badan dan mengendalikan produksi keringat
• Mengajarkan anak untuk mengganti pakaian lebih sering khususnya saat berkeringat banyak
• Memilih pakaian dengan bahan katun atau serat alami lain yang menjaga tubuh tetap kering
• Menghindari makanan penyebab bau badan seperti bawang putih atau makanan pedas
• Mengajarkan untuk menjaga kebersihan kaki dan mengganti kaos kaki setiap hari
• Mengajarkan untuk rajin mengganti handuk secara teratur
• Mengajarkan etika berbagi barang pribadi

Baca Juga: Tanda-Tanda Pubertas pada Anak Perempuan

Kapan Perlu Mengenalkan Anak pada Deodoran

Anak-anak memasuki usia pubertas di usia 9-14 tahun. Pada masa inilah sebagian anak mulai mengalami masalah bau badan.

Anda sudah boleh mulai mengenalkan deodoran dengan bahan yang aman untuk anak-anak. Banyak merek mengeluarkan deodoran yang diformulasikan khusus untuk anak dengan bahan lebih lembut dan aman untuk kulit yang sensitif.

Hindari memilih deodoran aerosol untuk menghindari risiko terhirup yang tidak disengaja. Deodoran berbentuk stik atau krim akan jauh lebih ramah bagi anak-anak.

Baca Juga: Sama-Sama Mengurangi Bau Badan, Ini Beda Deodoran dan Antiperspiran

Pastikan untuk membaca label deodoran dan hindari produk yang mengandung bahan-bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi pada kulit anak. Perhatikan pula reaksi kulit setelah anak menggunakan deodoran.

Yang tak kalah penting, Anda juga perlu menjelaskan bahwa anak akan mengalami banyak perubahan selama masa puber, termasuk bau badan. Dengan bekal informasi, maka mereka akan merasa nyaman dan aman karena adanya dukungan dalam menghadapi perubahan dalam dirinya.

Jika ada tanda-tanda iritasi atau alergi setelah penggunaan deodoran, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter anak atau ahli dermatologi. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!