Kalsium adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan tulang. Kalsiumlah yang membantu membentuk dan memelihara kepadatan tulang.
Kebutuhan kalsium setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Umumnya orang dewasa membutuhkan sekitar 1000-1300 mg kalsium setiap hari. Namun, terkadang makanan saja tidak cukup memenuhi kebutuhan kalsium ini. Lantas, perlukah Anda mengonsumsi suplemen kalsium?
Dampak Kekurangan Kalsium bagi Tubuh
Bila kadar kalsium di dalam tubuh terlalu rendah, maka Anda mungkin mengalami kondisi yang disebut hipokalsemia. Hipokalsemia dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama pada anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kekurangan kalsium juga memiliki beberapa konsekuensi, di antaranya:
- Risiko kurangnya kepadatan tulang yang dapat berkembang menjadi osteoporosis di kemudian hari
- Osteoporosis yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang yang signifikan
- Gangguan pertumbuhan tulang sehingga anak-anak dan remaja tidak mencapai potensi tinggi badan yang optimal
- Meningkatnya risiko patah tulang terutama saat cedera ringan atau jatuh yang tidak parah
- Masalah kesehatan jantung dan pembekuan darah
Baca Juga: Bahaya Kekurangan Kalsium pada Anak
Kapan Perlu Minum Suplemen Kalsium?
Saat asupan kalsium dari makanan sehari-hari tidak tercukupi, Anda perlu mengonsumsi suplemen kalsium. Kekurangan kalsium dari makanan dapat menyebabkan tubuh mengambil kalsium dari tulang sehingga menyebabkan tulang lemah dan kehilangan kepadatan.
Anda perlu mempertimbangkan mengonsumsi suplemen apabila:
Sedang menjalani pola diet vegan
Orang yang menjalani diet vegan seringkali memiliki asupan kalsium lebih rendah karena tidak mengonsumsi produk susu. Anda bisa mendapatkan kalsium dari sayuran hijau, minuman yang difortifikasi, biji-bijian, dan juga buah kering. Namun, terkadang kalsium dari makanan saja tidak cukup sehingga Anda perlu mempertimbangkan asupan kalsium dari suplemen.
Intoleransi laktosa
Orang yang mengalami intoleransi laktosa biasanya sengaja membatasi konsumsi produk susu. Hal ini menyebabkan mereka berisiko kekurangan kalsium karena kesulitan memenuhi kebutuhan kalsium dari makanan.
Mereka biasanya membutuhkan asupan kalsium tambahan dari suplemen. Dokter akan membantu menentukan dosis yang sesuai dan jenis suplemen yang cocok untuk dikonsumsi.
Orang dengan asupan protein atau natrium yang tinggi
Konsumsi protein dalam jumlah tinggi, khususnya protein hewani dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium melalui urine. Metabolisme protein ini menghasilkan zat asam yang harus dinetralisir tubuh. Tubuh menggunakan kalsium dari tulang untuk membantu netralisasi ini. Proses ini menyebabkan penurunan kepadatan tulang bila tidak diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup.
Konsumsi garam yang tinggi juga menyebabkan ekskresi kalsium melalui urine. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan. Anda disarankan mengonsumsi suplemen kalsium bila sedang menjalani diet tinggi protein dan sering mengonsumsi makanan tinggi garam.
Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium (Hipokalsemia)
Orang yang mengonsumsi kortikosteroid jangka panjang
Konsumsi kortikosteroid jangka panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan tulang. Kortikosteroid dapat mengganggu metabolisme kalsium dalam tubuh dan menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium melalui urine. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang yang pada gilirannya meningkatkan risiko osteoporosis.
Orang dengan osteoporosis
Orang dengan osteoporosis memiliki kepadatan tulang yang menurun sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Mengonsumsi suplemen kalsium dapat membantu memperkuat tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
Dosis suplemen kalsium yang dibutuhkan setiap orang mungkin berbeda-beda. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan rekomendasi dosis kalsium yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait kebutuhan suplemen kalsium atau suplementasi lainnya.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim