Pemanis buatan kerap digunakan di dalam industri makanan atau minuman yang menawarkan solusi bagi mereka yang tidak ingin mendapatkan kelebihan kalori dari gula rafinasi atau pemanis alami. American Heart Association dan American Diabetes Association bahkan menyetujui penggantian gula dengan pemanis buatan untuk melawan obesitas, sindrom metabolik dan diabetes serta mengurangi risiko penyakit jantung, namun benarkah seaman itu?
Mengenal Apa itu Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah pengganti gula yang terbuat dari bahan kimia yang ditambahkan pada beberapa makanan dan minuman untuk membuatnya terasa manis. Pemanis buatan digunakan di industri makanan atau minuman karena mengandung kalori yang jumlahnya rendah atau sama sekali tidak mengandung kalori.
Pemanis buatan biasanya dapat ditemukan pada minuman ringan, campuran minuman bubuk, makanan yang dipanggang (roti), permen, puding, makanan kaleng, selai, jeli atau produk susu.
Pemanis buatan dibuat semirip mungkin dengan molekul gula sehingga saat indera perasa mendeteksi rasa, mereka akan mengirimkan sinyal ke otak yang memungkinkan Anda mengidentifikasinya sebagai rasa manis. Bedanya, jika gula akan dipecah menjadi kalori di dalam tubuh, sedangkan pemanis buatan hanya memberikan rasa manis tanpa tambahan kalori.
Jenis-Jenis Pemanis Buatan
Sebagian besar pemanis buatan yang beredar telah mendapatkan izin sebelum diedarkan dan boleh dikonsumsi. Adapun beberapa jenis pemanis buatan di antaranya:
- Aspartame, memiliki rasa manis 200 kali lebih manis daripada gula rafinasi dan dijual dengan beberapa merk yang juga beredar di Indonesia, misalnya seperti Equal atau NutraSweet
- Acesulfame potassium, memiliki rasa manis 200 kali lebih manis daripada gula rafinasi
- Advantame, memiliki rasa manis 20 ribu kali lebih manis dari gula rafinasi dan digunakan untuk memasak atau membuat kue
- Asparteme-acesulfame salt, memiliki rasa manis 350 kali lipat dibandingkan gula rafinasi
- Cyclamate/siklamat, lebih manis 50 kali dari gula rafinasi yang biasanya digunakan untuk memasak atau membuat kue, namun sejak 1970 penggunaannya telah dilarang di Amerika Serikat
- Neotame, pemanis buatan yang memiliki rasa 13 ribu lebih manis dibandingkan gula rafinasi
- Neohesperidin, lebih manis 340 kali dari gula rafinasi dan biasanya digunakan untuk memasak, membuat kue, namun tidak mendapatkan ijin penggunaan di Amerika Serikat
- Sacchari, memiliki rasa 700 kali lebih manis dibandingkan gula rafinasi
- Sucralose, memiliki rasa 600 kali lebih manis dibandingkan gula rafinasi dan cocok digunakan untuk memasak, membuat kue atau digunakan sebagai bahan acar
Manfaat Mengonsumsi Pemanis Buatan
Memiliki rasa manis yang mirip seperti gula, sebagian jenis pemanis tetap meninggalkan perbedaan rasa setelah dikonsumsi. Sisi baiknya, pemanis buatan ini tidak akan menyebabkan kerusakan gigi atau gigi berlubang. Selain itu juga dapat membantu dalam pengelolaan berat badan, serta kadar gula pada diabetes.
Pertimbangkan Efek Samping Mengonsumsi Pemanis Buatan
Walaupun telah disetujui oleh American Heart Association dan American Diabetes Association, namun penggunaan pemanis buatan tetap harus diawasi dan sesuai dengan rekomendasi yang telah dibuat.
Perlu tetap diwaspadai karena menurut penelitian, pemanis buatan dapat menyebabkan efek samping yang beragam bagi tubuh, di antaranya seperti:
- Meskipun tidak diserap tubuh, namun pemanis buatan masih bisa mencapai mikrobiota usus yang berpotensi memengaruhi susunan dan fungsinya serta berkontribusi pada perkembangan sindrom metabolik
- Studi awal menunjukkan bahwa kombinasi siklamat dan saccarin dapat menyebabkan kanker. Walaupun menurut FDA, studi karsinogenitas menunjukkan tidak ada hubungan antara kanker dan pemanis buatan, namun pemanis buatan tertentu seperti siklamat pada akhirnya tidak digunakan lagi karena kecurigaan akan risiko kanker tersebut.
- Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan atau minuman dengan aspartam dapat meningkatkan nafsu makan pada pria dewasa dengan berat badan normal dibandingkan dengan glukosa dari gula rafinasi atau pemanis alami.
- Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan secara berlebihan dapat menyebabkan perubahan metabolisme glukosa atau cara tubuh mencerna dan menggunakan gula.
- Beberapa penelitian juga menemukan adanya hubungan antara pemanis buatan dengan sakit kepala, yang dapat disebabkan oleh jenis pemanis buatan seperti aspartam atau sucralose.
Memiliki kelebihan dan kekurangan, pemanis buatan aman dikonsumsi selama telah mendapatkan ijin dari BPOM. Untuk memetik manfaat dan menghindari efek sampingnya, konsumsi pemanis buatan secara tidak berlebihan dan menggunakannya sesuai dengan petunjuk pemakaian.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Alina Petres, MS, RD (NL) (2020). Artificial Sweeteners: Good or Bad?. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/artificial-sweeteners-good-or-bad?utm_source=ReadNext
Mayo Clinic (2020). Artificial sweeteners and other sugar substitutes. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/artificial-sweeteners/art-20046936
Rebeca Schiller (2021). The Pros and Cons of Artificial Sweeteners. Available from: https://www.verywellhealth.com/artificial-sweeteners-5184450