Brand/Nama Lain
Inacain, Lidocaine Compositum, Pehacain, Phinev, Xylestesin-A.
Cara Kerja
Epinephrine, dikenal juga sebagai adrenaline, adalah hormon dan neurotransmitter (senyawa kimia pembawa sinyal saraf) yang diproduksi kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal. Karena senyawa ini memiliki banyak fungsi yang penting dalam tubuh, senyawa ini dibuat bentuk sintetiknya dan dipakai sebagai obat.
Obat epinephrine termasuk ke dalam golongan simpatomimetik. Melalui ikatannya dengan reseptor α dan β di tubuh, obat ini menimbulkan berbagai efek di tubuh, seperti meningkatkan denyut jantung, melebarkan pupil dan membuka jalan napas.
Indikasi
Melalui berbagai efeknya di tubuh, epinephrine digunakan untuk berbagai keadaan medis, seperti:
- Salah satu bagian dari tindakan resusitasi jantung paru (RJP) yang dilakukan pada pasien henti jantung paru, untuk menstimulasi kerja jantung.
- Selama operasi mata, obat dapat membantu menjaga pupil mata tetap lebar.
- Syok septik (syok akibat infeksi), untuk meningkatkan tekanan darah yang turun akibat syok.
- Membuka jalan napas yang menyempit akibat serangan asma di mana sebelumnya pasien tidak merespon dengan terapi standar.
- Reaksi alergi hebat pada syok anafilaktik.
Epinephrine umumnya digunakan di rumah sakit untuk berbagai kondisi medis di atas, namun terdapat juga sediaan epinephrine di dalam suatu alat yang disebut auto injector yang digunakan untuk reaksi anafilaksis dan tersedia untuk umum. Sediaan obat ini dapat langsung digunakan pada reaksi anafilaksis dengan cara disuntikkan di bagian paha. Sayangnya, sediaan epinephrine dalam auto injector ini tidak dijual di Indonesia.
Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai henti jantung paru, Anda bisa membaca artikelnya di sini: Penyakit Henti Jantung Paru - Definisi, Penyebab, Gejala dan Tata Laksana.
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi yang absolut terhadap epinephrine. Beberapa kontraindikasi relatif dari pemberian obat ini adalah:
- Memiliki reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-obatan simpatomimetik
- Glaukoma (terjadi karena peningkatan tekanan bola mata) sudut tertutup
- Pasien mendapatkan obat bius halothane.
- Memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi sebelumnya.
Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai glaukoma, Anda bisa membaca artikelnya di sini: Penyakit Glaukoma - Definisi, Penyebab, Gejala dan Tata Laksana.
Efek Samping
Beberapa efek samping yang dapat terjadi dari pemberian obat ini adalah:
- Denyut jantung meningkat
- Berkeringat
- Kelemahan
- Tremor atau gemetar pada anggota tubuh
- Tangan atau kaki terasa dingin
- Produksi air liur meningkat
- Sesak napas
Bila Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai tremor, Anda bisa membaca artikelnya di sini: Tremor - Definisi, Penyebab, Gejala dan Tata Laksana.
Sediaan
Epinefrin tersedia dalam bentuk larutan injeksi 1 mg/mL.
Dosis
- Resusitasi Jantung Paru
- Dewasa: dosis awal 1 mg, dapat diulang setiap 3-5 menit selama proses resusitasi. Obat disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena.
- Anak: dosis awal 10 mcg/kg berat badannya dengan dosis maksimal 1 mg. Pemberian obat dapat dapat diulang setiap 3-5 menit selama proses resusitasi dan disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena.
- Syok Anafilaktik
- Dewasa: 0,5 mg yang diberikan dalam dosis lambat sekitar 100 mcg per menit melalui pembuluh darah vena. Pemberian obat dihentikan bila keadaan pasien sudah membaik.
- Anak: 10 mcg/kg berat badannya yang diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena.
Keamanan
Tergolong kategori C dalam kehamilan. Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat data yang memadai dari penelitian epinephrine pada manusia, namun terdapat efek merugikan pada janin dalam percobaan hewan tetapi belum terdapat data pada manusia. Epinefrin bisa melewati plasenta. Obat tetap diberikan bila manfaat obat dianggap lebih besar dibandingkan kemungkinan risiko yang dapat terjadi.
Interaksi Obat
- Bisa meningkatkan efek naiknya tekanan darah bila epinephrine diberikan bersama obat-obatan berikut:
- Obat antidepresan golongan trisiklik (TCA) dan golongan MAO inhibitor seperti linezolid.
- Obat ergotamine untuk mengatasi nyeri kepala migrain.
- Antihipertensi golongan beta blocker seperti propanolo.
- Beberapa jenis obat bius seperti halothane dapat menimbulkan gangguan irama jantung serius yang dapat berujung kematian jika digunakan bersama epinephrine.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma