Hipotensi

Hipotensi
Credit: Dreams Time.

Bagikan :


Definisi

Hipotensi merupakan istilah medis yang digunakan pada kondisi tekanan darah yang rendah. Tekanan darah merupakan tekanan yang dihasilkan darah untuk melewati dinding pembuluh darah arteri. Tekanan darah dapat naik dan turun bergantung pada aktivitas yang sedang dilakukan saat itu, misalnya setelah berolahraga atau ketika istirahat.

Tekanan darah terdiri dari dua tekanan, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik.

  • Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diukur saat darah melalui pembuluh darah arteri ketika bilik jantung (ventrikel) berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
  • Tekanan darah diastolik adalah tekanan minimal yang terukur hanya sebelum kontraksi bilik jantung berikutnya, atau ketika sedang dalam periode istirahat.

Tekanan darah sistolik diukur ketika jantung memompa untuk menyuplai darah pada tubuh. Di sisi lain, tekanan darah diastolik merupakan periode ketika jantung terisi darah dan mendapatkan oksigen.

 

Tekanan Darah Normal Interpretasi
Sistolik 90 - 120 mmHg
Diastolik 60 - 80 mmHg

 

Tekanan darah dikatakan normal apabila berada di kisaran 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg (milimeter air raksa). Apabila Anda mengukur tekanan darah, maka Anda akan mendapatkan dua hasil pengukuran, yaitu pengukuran sistolik dan pengukuran diastolik. Tekanan darah sistolik ada di nilai atas, sedangkan tekanan darah diastolik ada di nilai bawah. Contohnya tekanan darah 120/80 mmHg jadi nilai 120 merupakan tekanan darah sistolik, sedangkan nilai 80 merupakan tekanan darah diastolik.

Pada hipotensi atau tekanan darah yang rendah, Anda terkadang akan merasakan mudah lelah atau pusing. Pada kebanyakan kasus, hipotensi dapat menjadi penanda adanya kondisi medis yang perlu ditangani.

 

Penyebab

Tekanan darah dapat turun sewaktu-waktu pada semua orang. Regulasi internal tubuh dari aliran darah terkadang dapat menyebabkan Anda memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan normal. Kebanyakan orang memiliki tekanan darah rendah kapanpun tanpa adanya gejala klinis tertentu. Penyebab hipotensi atau tekanan darah rendah tipe ini belum diketahui hingga saat ini. Tekanan darah yang turun secara tiba-tiba dapat terjadi akibat beberapa kondisi, misalnya:

  • Tiba-tiba berdiri atau bangun dengan cepat dari posisi tidur
  • Mengonsumsi makanan tertentu
  • Tiba-tiba merasa takut
  • Sedang mengalami kejadian yang tidak terduga
  • Perdarahan atau kehilangan banyak darah

Selain itu, ada beberapa kondisi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya hipotensi dalam periode waktu yang lama dan bisa berbahaya apabila tidak tertangani. Beberapa kondisi khusus tersebut di antaranya:

  • Kehamilan (kebutuhan darah yang meningkat untuk ibu dan janin)
  • Sirkulasi yang buruk disebabkan oleh serangan jantung atau penyakit jantung lainnya
  • Dehidrasi akibat muntah atau diare
  • Penyakit endokrin seperti diabetes atau gangguan kelenjar tiroid
  • Syok anafilaktik akibat reaksi alergi yang berat
  • Infeksi darah
  • Tirah baring yang terlalu lama

Ada juga obat-obatan yang dapat menyebabkan tekanan darah menjadi terlalu rendah atau hipotensi. Obat-obatan tersebut meliputi obat golongan penyekat beta dan nitrogliserin yang digunakan untuk penyakit jantung. Obat golongan diuretik yang meningkatkan pengeluaran urine, antidepresan, atau obat disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

 

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan Anda untuk mengalami hipotensi. Beberapa faktor risiko yang ada misalnya:

  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek menurunkan tekanan darah
  • Kekurangan asupan vitamin B-12, asam folat, dan iron. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang cukup (anemia)
  • Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes atau penyakit parkinson, yang bisa meningkatkan risiko tekanan darah yang menurun (hipotensi)
  • Faktor usia

 

Gejala

Hipotensi tidak selalu menimbulkan gejala pada penderitanya. Meskipun demikian, apabila tekanan darah rendah, maka organ vital tidak mendapatkan aliran darah sebanyak yang dibutuhkannya. Hal ini yang menyebabkan penderita dapat merasa mudah lelah atau merasa letih. Ada beberapa gejala lain pada kasus hipotensi yang mungkin dapat dikeluhkan oleh pasien. Beberapa gejala tersebut meliputi:

  • Mudah kecapekan (sensasi rasa tidak ada energi untuk beraktivitas)
  • Pusing berputar
  • Mual
  • Penurunan kesadaran (pingsan)
  • Pandangan buram (pandangan yang tidak fokus atau pandangan berkabut)

 

Diagnosis

Diagnosis hipotensi merupakan diagnosis yang dapat ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang bila tersedia dan diperlukan untuk dilakukan.

Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Gejala-gejala yang ada dapat mengarahkan ke suatu penyakit tertentu sehingga Anda perlu mengutarakan gejala yang dirasakan selengkap mungkin dan disertai dengan sejak kapan gejala tersebut mulai dirasakan. Informasi ini penting bagi dokter dalam rangka menegakkan diagnosis medis tertentu. Apabila gejala yang dirasakan mengarah ke penyakit hipotensi, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila perlu.

Pemeriksaan penunjang dilakukan bila alat tersedia dan dibutuhkan oleh dokter. Pemeriksaan penunjang juga memiliki peran dalam menegakkan atau memastikan diagnosis dari penyakit yang mendasari terjadinya hipotensi. Berikut beberapa pemeriksaan tambahan yang bisa dilakukan dokter untuk mencari tahu penyakit penyebab, yaitu:

  • Pemeriksaan darah lengkap, dilakukan untuk mengetahui kesehatan Anda secara menyeluruh serta untuk mengetahui adanya penyakit lain yang mungkin mendasari terjadinya hipotensi.
  • Pemeriksaan hormon tiroid seperti TSH (thyroid-stimulating hormone) atau free T4 bila dokter mencurigai adanya gangguan pada kelenjar tiroid Anda.
  • Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG), dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada salah satu organ yang berfungsi dalam sistem peredaran darah, yaitu jantung. 
  • Tes tilt table. Pada pemeriksaan ini, Anda akan berbaring di sebuah meja yang kemudian dimiringkan untuk meninggikan posisi bagian atas tubuh Anda. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap perubahan posisi. Pada kasus hipotensi ortostatik atau hipotensi postural, penderitanya akan mengalami hipotensi beberapa menit setelah perubahan posisi tubuh. Pemeriksaan ini secara spesifik dapat membantu dokter Anda untuk menegakkan diagnosis.

 

Tata Laksana

Penanganan kasus hipotensi bergantung pada penyebab yang mendasari terjadinya hipotensi. Dokter akan menentukan tipe hipotensi yang mungkin Anda rasakan dan kondisi tertentu yang dapat menyebabkan hipotensi bagi Anda. Pada orang yang tidak memiliki gejala walau tekanan darahnya rendah, biasanya tidak akan diberikan terapi khusus. Pada kasus yang membutuhkan penanganan, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengubah pola hidup, memberikan obat-obatan tertentu, atau kombinasi dari keduanya.

Secara garis besar, terdapat tiga cara yang dilakukan untuk mengobati hipotensi secara langsung, yaitu:

  • Meningkatkan volume darah

Metode ini disebut juga sebagai resusitasi cairan. Metode ini dilakukan dengan cara memasukan cairan ke dalam darah Anda melalui infus. Contohnya dengan memasukan cairan melalui pembuluh darah atau disebut juga intravena atau (IV), serta transfusi plasma atau transfusi darah.

  • Membuat pembuluh darah menyempit

Kondisi ini dilakukan dengan cara memberikan obat untuk mempersempit pembuluh darah. Ketika ukuran pembuluh darah menjadi lebih sempit, hal ini dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

  • Mengubah cara tubuh dalam menangani cairan

Ginjal manusia berfungsi untuk mengatur jumlah air dalam tubuh. Air yang cukup akan membantu memperbaiki tekanan darah rendah. Proses ini dilakukan dengan pemberian obat jenis tertentu. Obat ini akan membuat ginjal Anda menahan garam dan air lebih banyak dalam tubuh sehingga dapat mengatasi hipotensi yang Anda alami.

 

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin dapat muncul dari tekanan darah rendah itu bervariasi. Hipotensi dapat menyebabkan pingsan atau kehilangan kesadaran. Pada pasien usia lanjut, hal ini dapat menyebabkan patah tulang pada area pinggul atau tulang belakang akibat penurunan kesadaran karena hipotensi. Apabila hal ini terjadi, maka kesehatan dan kualitas hidup penderita akan berkurang.

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba dan berat dapat menyebabkan organ tubuh lain mengalami kekurangan oksigen yang diantarkan oleh darah. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ jantung, otak, dan organ lainnya. Tipe hipotensi yang seperti ini dapat mengancam jiwa apabila tidak tertangani dengan tepat.

 

Pencegahan

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah hipotensi yang memungkinkan dapat muncul adalah sebagai berikut:

  • Meminum banyak air 
  • Bangun dengan perlahan setelah berada di posisi duduk atau tidur
  • Tidak meminum alkohol
  • Tidak berdiri dalam waktu yang lama
  • Menggunakan kaus kaki kompresi sehingga darah tidak berkumpul di bawah kaki

 

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda merasakan bahwa tekanan darah rendah yang ada dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, Anda perlu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Anda bisa memeriksan diri lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD) atau spesialis jantung dan pembuluh darah (Sp.JP). Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti terkait dan tata laksana yang tepat.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Apri Haryono Hafid
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 23:42

Sharma S, Hashmi MF, Bhattacharya PT. Hypotension. [Updated 2022 Feb 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499961/

Healthline. Hypotension. November 2021. Available from: https://www.healthline.com/health/hypotension

Medline Plus. Hypotension. January 2021. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/007278.htm#