Hepatitis adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang hati yang perlu diwaspadai. Hepatitis dapat disebabkan oleh gaya hidup yang buruk, infeksi virus, juga disebabkan oleh kondisi penyakit lainnya. Sayangnya, kesadaran dan pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit hepatitis masih sangat minim. Padahal jika tidak mendapat pemeriksaan dan penanganan dengan tepat, hepatitis dapat berkembang menjadi kerusakan hati yang serius.
Mitos yang beredar seputar hepatitis
Hingga saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami sepenuhnya mengenai fakta seputar hepatitis. Kurangnya pengetahuan mengenai hepatitis dapat memengaruhi peningkatan penularan hepatitis dan minimnya kesadaran masyarakat untuk mendapat vaksin hepatitis. Berikut ini beberapa mitos seputar hepatitis yang masih banyak dipercaya masyarakat:
1. Semua jenis hepatitis adalah penyakit yang serius
Penyakit hepatitis terdiri dari 5 jenis, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Kelima jenis hepatitis ini memiliki karakter yang berbeda. Dilansir dari Medical News Today, di antara kelima jenis hepatitis tersebut, infeksi hepatitis A adalah jenis yang menunjukkan gejala paling ringan dibandingkan jenis penyakit lainnya. Berbeda dengan infeksi hepatitis lainnya, hepatitis A tidak menyebabkan kerusakan sel hati.
Sementara itu pada infeksi hepatitis B, penyakit ini dapat menjadi penyakit yang serius dan menyebabkan infeksi kronis. Beberapa gejala yang dialami hepatitis B antara lain rasa sakit pada perut sebelah kanan, penyakit kuning dan urin berubah warna menjadi gelap dan pekat. Mengingat bahaya dan risiko berkembangnya hepatitis B, maka masyarakat diimbau untuk melengkapi vaksinasi hepatitis B.
2. Hepatitis C adalah jenis hepatitis paling langka
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa hepatitis C adalah penyakit yang langka dan tidak banyak terjadi di lingkungan sekitar. Namun menurut WHO, hepatitis C telah mencatatkan angka kematian 399.000 di seluruh dunia. Baik hepatitis B dan C menjadi penyebab utama sirosis hati dan kanker hati. Keduanya juga menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit hati.
3. Hepatitis dapat menular melalui sentuhan fisik
Masing-masing jenis hepatitis memiliki karakteristik penularan yang berbeda. Untuk virus hepatitis A dan E, seseorang dapat tertular melalui rute fecal-oral yaitu ketika patogen dalam partikel tinja seseorang berpindah ke mulut orang lain. Biasanya penularan ini terjadi melalui sentuhan jari, cairan, makanan dan penyebaran virus di tanah.
Sementara itu penularan virus hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh atau hubungan intim. Para ahli berpendapat bahwa penularan virus hepatitis B lebih mudah dibandingkan penularan HIV. Sedangkan pada hepatitis C, virus juga dapat menular melalui ciuman terutama jika pengidap hepatitis C memiliki luka terbuka di mulut atau sariawan.
4. Semua pengidap hepatitis mengalami penyakit kuning (jaundice)
Penyakit hepatitis sering dikaitkan dengan penyakit kuning, dimana beberapa kulit pasien menunjukkan warna kekuningan. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya bilirubin dalam darah sehingga menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kuning di mata, kulit dan kuku.
Namun, tidak semua penyakit hepatitis disertai gejala jaundice. Biasanya orang yang terinfeksi virus hepatitis A mengalami gejala ini, tetapi hal ini bukan gejala yang pasti dialami. Sedangkan pada orang yang terinfeksi hepatitis C baru menunjukkan gejala ini ketika infeksi virus sudah merusak sebagian organ hati.
Penyakit hepatitis adalah penyakit yang menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum di dunia. Adanya pemahaman mengenai gejala, penyebab dan penularan hepatitis dapat membantu mengurangi angka penularan dan kematian akibat hepatitis. Untuk itu perlunya kesadaran tinggi untuk memeriksakan diri jika Anda mengalami gejala hepatitis seperti demam, kelelahan, mual dan muntah, nafsu makan menurun serta kulit dan bagian dalam mata bawah menguning. Infeksi hepatitis yang terdeteksi sejak awal dapat membantu pemulihan menjadi lebih cepat dan lebih baik.
- dr Nadia Opmalina