Abses Payudara

Abses Payudara
Credits: Freepik.com

Bagikan :


Definisi

Abses payudara adalah penumpukan nanah di bawah kulit payudara yang disebabkan oleh infeksi. Abses payudara paling sering memengaruhi wanita yang sedang menyusui dan biasanya akan terasa sangat nyeri. 

 

Penyebab

Abses payudara terbentuk saat seseorang mengalami infeksi payudara dan tidak ditangani dengan cepat. Infeksi ini akan merusak jaringan payudara sehingga kantung-kantung pada payudara terisi dengan nanah.

Infeksi ini berasal dari bakteri yang berada pada kulit ibu atau dari mulut bayi. Bakteri dapat masuk melalui:

  • Luka pada kulit
  • Puting payudara yang pecah-pecah
  • Saluran ASI 

Pada ibu menyusui, abses payudara umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus, Streptococci, dan bakteri anaerobik.

 

Faktor Risiko

Abses payudara terutama terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Menurut suatu literatur pada tahun 2020, infeksi payudara terjadi pada 2-3% wanita menyusui. Namun, abses payudara dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada pria.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena abses payudara adalah:

  • Merokok
  • Orang yang melakukan piercing atau operasi pada payudara seperti implan payudara
  • Penderita diabetes
  • Orang dengan obesitas

Abses payudara yang tidak berkaitan dengan menyusui lebih banyak terjadi pada kelompok orang dengan faktor risiko di atas, terutama pada seseorang yang merokok dan obesitas. 

 

Gejala

Gejala umum yang ditemui pada abses payudara meliputi:

  • Nyeri pada payudara
  • Kemerahan pada kulit payudara
  • Bengkak
  • Kulit teraba hangat
  • Keluarnya cairan dari puting susu
  • Keluarnya cairan dari bagian payudara lainnya
  • Teraba benjolan di dalam payudara berisi nanah
  • Penurunan produksi ASI
  • Nyeri kepala
  • Demam
  • Menggigil 
  • Mual
  • Muntah
  • Gejala seperti flu

 

Diagnosis

Gejala pada abses payudara dan infeksi payudara sangat mirip. Untuk membedakan kedua penyakit tersebut maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien. Selain itu, dokter akan menanyakan mengenai keluhan yang dirasakan pasien serta riwayat penyakit sebelumnya, seperti riwayat abses payudara. 

Untuk mendukung diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi pada payudara. Jika terdapat indikasi adanya abses payudara, maka dokter dapat mengambil sampel abses. Pengambilan sampel abses ini juga untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, seperti kanker ataupun kista payudara. 

 

Tata Laksana

Setelah dilakukan pemeriksaan, maka dokter dapat menentukan diagnosis pasien. Jika yang terjadi adalah infeksi payudara, maka dokter akan meresepkan antibiotik oral terlebih dahulu. Namun, jika gejala tidak kunjung membaik dalam dua hari setelah pemberian antibiotik, segera temui dokter. 

Jika setelah pemeriksaan pasien memang memiliki abses payudara, maka dokter akan mengeluarkan nanah dari payudara dengan cara:

  • Penggunaan jarum. Jarum disuntikkan ke dalam abses dan nanah akan dikeluarkan. Prosedur ini biasanya dilakukan jika abses berukuran kurang dari 3 sentimeter.
  • Dengan membuat sayatan kecil pada payudara lalu nanah dikeluarkan.

Jika nanah yang dikeluarkan meninggalkan celah besar pada kulit, dokter akan menutup dan menekannya dengan kassa steril untuk membantu proses penyembuhan.

Pasien diperbolehkan pulang setelah semua prosedur selesai. Kompres air hangat dan pemberian obat antinyeri dapat digunakan untuk membantu meredakan nyeri pasca tindakan. Pemberian antibiotik guna mencegah dan meredakan infeksi pada kemudian hari. Minumlah antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. 

Masa penyembuhan abses payudara memerlukan beberapa hari sampai 3 minggu lamanya. Hal ini bergantung pada tingkat keparahan infeksi. Pada ibu yang sedang menyusui, ada baiknya konsultasikan ke dokter apakah diperbolehkan untuk menyusui selama masa penyembuhan. 

Berkonsultasilah dengan dokter jika mengalami gejala infeksi baru yang meliputi:

  • Keluarnya nanah dari bekas operasi atau prosedur medis
  • Kemerahan
  • Bengkak
  • Demam tinggi

 

Komplikasi

Komplikasi dari terapi abses payudara meliputi:

  • Pembentukan bekas luka (skar)
  • Perubahan pada puting dan/atau jaringan payudara
  • Payudara yang asimetris
  • Pembentukan fistula

Sementara itu, infeksi yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa yang disebut sepsis. Hal ini terjadi akibat dari infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh, termasuk organ penting. 

Tanda sepsis yang mungkin muncul adalah:

  • Demam dan menggigil
  • Kulit pucat, lembap, dan dingin
  • Denyut nadi meningkat
  • Tekanan darah turun
  • Nyeri yang bertambah
  • Bingung
  • Sesak nafas

 

Pencegahan

Memakai pelembap pada puting dapat membantu mencegah puting menjadi pecah-pecah yang merupakan tempat masuk bakteri ke dalam tubuh.

Wanita menyusui harus menghindari beberapa hal di bawah ini untuk mencegah mastitis:

  • Payudara yang sangat penuh
  • Periode lama antara waktu menyusui
  • Tekanan pada payudara misalnya akibat bra atau pakaian

Selain itu, perlekatan bayi yang baik juga dapat membantu menghindari mastitis. Tanda dari perlekatan yang baik adalah:

  • Menyusui tanpa nyeri
  • Bagian kulit sekitar puting yang gelap lebih terlihat di atas bibir bayi dibandingkan di bawah bibir bayi
  • Bayi membuka mulut besar dan lebar
  • Dagu bayi menyentuh payudara
  • Pipi bayi bulat dan penuh
  • Hisapan cepat yang beralih menjadi lambat dan dalam

Oleh karena abses payudara terjadi akibat adanya mastitis, maka mendapatkan terapi untuk mastitis sesegera mungkin dapat membantu mengurangi risiko terkena abses payudara serta mencegah kekambuhan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika:

  • Payudara nyeri, kemerahan, dan teraba hangat
  • Benjolan atau bengkak pada payudara

Gejala ini dapat merupakan tanda dari infeksi atau abses payudara. Selain daripada gejala diatas, demam dan tidak enak badan juga merupakan gejala dari infeksi atau abses payudara.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Vivian Keung
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 08:03