Sering kali stres dan rasa cemas dianggap sebagai hal yang sama. Pasalnya, reaksi tubuh ketika menghadapi stres dan kecemasan memang mirip: jantung berdebar, tegang, dan mudah panik. Namun sebenarnya, stres dan kecemasan adalah dua kondisi yang berbeda.
Perbedaan Stres dan Kecemasan
Stres dan cemas adalah emosi yang wajar dialami setiap manusia. Keduanya merupakan respon tubuh ketika menghadapi sesuatu yang membuat tubuh perlu waspada. Meskipun mirip, namun stres dan kecemasan sebenarnya memiliki sejumlah perbedaan, yaitu:
Definisi
Dilansir dari Healthline, stres merupakan respon alamiah ketika tubuh mendeteksi adanaya tekanan atau ancaman. Untuk melindungi diri dari tekanan dan ancaman tersebut, tubuh akan memproduksi sejumlah hormon seperti adrenalin, kortisol dan norepinefrin yang memunculkan reaksi fight or flight di dalam tubuh.
Berbeda dengan kecemasan. Rasa cemas yang Anda rasakan bisa jadi merupakan reaksi dari kondisi stres itu sendiri. Jika stres yang dirasakan tidak selalu berkaitan dengan rasa takut atau sesuatu yang buruk, maka cemas melibatkan rasa takut, khawatir, dan ada perasaan waspada mengantisipasi bahaya atau peristiwa buruk yang terjadi. Terkadang, kecemasan dapat muncul tanpa pemicu yang dapat diidentifikasi.
Baca Juga: Benarkah Stres dapat Menyebabkan Rambut Rontok?
Gejala
Gejala yang muncul saat stres mirip dengan gejala saat Anda mengalami kecemasan. Saat stres, Anda akan merasakan ketegangan otot, detak jantung lebih cepat, keringat berlebih, lebih mudah marah dan sensitif, serta sulit bernapas.
Mirip saat Anda cemas, gejala yang sering muncul adalah jantung berdebar-debar, napas lebih cepat dan tegang. Gejala kecemasan lainnya yang bisa Anda rasakan antara lain gugup, merasa tidak nyaman, resah, dan badan tidak bisa beristirahat dengan tenang. Namun berbeda dengan stres, gejala kecemasan dapat muncul meskipun tidak ada pemicu stres atau ketika ancaman dan bahaya tersebut sudah berlalu.
Pemicu
Meskipun stres dan kecemasan memiliki berbagai gejala yang mirip, namun kedua kondisi ini dipicu oleh hal yang berbeda. Stres umumnya dipicu oleh hal-hal eksternal sedangkan kecemasan lebih banyak melibatkan faktor internal.
Pemicu stres yang berkaitan dengan faktor sosial antara lain adanya tuntutan pekerjaan, konflik dengan rekan kerja, putus cinta dengan kekasih, bertengkar dengan keluarga, kerabat atau orang terdekat Anda.
Stres juga dapat disebabkan oleh kondisi lainnya seperti kesehatan, masalah finansial, kesedihan karena kematian orang terdekat, atau terjadinya hal besar dalam hidup seperti pernikahan, mutasi kerja, dan pindah rumah.
Berbeda dengan kecemasan, rasa cemas dapat muncul bahkan ketika tidak ada ancaman nyata. Stres yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan terjadinya kecemasan berlebihan. Selain itu trauma psikologis atau masalah keluarga juga dapat menyebabkan munculnya kecemasan.
Baca Juga: Olahraga yang Bisa Anda Lakukan saat Sedang Stress atau Sedih
Penanganan
Beberapa cara untuk menghadapi stres di antaranya:
- Menciptakan rutinitas positif seperti bangun pagi, rutin berolahraga, dan makan makanan sehat
- Menetapkan tujuan yang realistis agar tidak kewalahan
- Berani terbuka dan berbagi pada orang lain ketika menghadapi konflik. Jangan ragu untuk meminta saran dan masukan dari mentor atau orang lain yang Anda percaya
- Memiliki support system yang baik
Sedangkan cara untuk menghadapi kecemasan, antara lain:
- Melakukan latihan relaksasi seperti latihan teknik pernapasan atau mendengarkan musik
- Menulis jurnal
- Berpikiran positif
Stres dan kecemasan sering kali dianggap sama meskipun memiliki pemicu yang berbeda. Stres yang tidak diatasi dengan tuntas dapat memicu terjadinya gangguan kecemasan berkepanjangan. Apabila Anda mengalami gejala stres sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim