Munculnya benjolan di bagian anggota tubuh terkadang membuat khawatir, termasuk benjolan di belakang telinga. Beberapa kasus benjolan di belakang telinga merupakan kasus ringan. Namun, ada juga beberapa jenis benjolan yang perlu Anda waspadai terutama jika benjolan diiringi gangguan pendengaran dan penurunan berat badan.
Penyebab benjolan di belakang telinga
Benjolan di belakang telinga dapat disebabkan oleh banyak hal. Umumnya benjolan di belakang telinga termasuk kategori tidak berbahaya dan bisa ditangani dengan obat-obatan. Namun ada juga beberapa benjolan yang perlu Anda waspadai. Dilansir dari Healthline, penyebab benjolan tersebut di antaranya:
1. Infeksi
Munculnya benjolan di belakang telinga juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Beberapa penyebab benjolan di antaranya infeksi tenggorokan dan infeksi mononukleosis yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Selain kedua infeksi tersebut, beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan bengkak di sekitar leher dan wajah di antaranya infeksi HIV dan AIDS, campak dan cacar.
2. Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi pada rongga tulang mastoid yang berada di belakang telinga. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi pada telinga tengah. Jika tidak ditangani dengan tepat, mastoiditis dapat menyebabkan kerusakan tulang mastoid dan membentuk kista (benjolan berisi cairan) bernanah. Pada kasus berat, mastoiditis dapat diatasi dengan pembedahan.
3. Abses
Abses adalah salah satu bentuk reaksi tubuh ketika mengalami infeksi. Ketika terjadi infeksi, nanah dan kotoran akan menumpuk di bawah kulit kemudian membentuk benjolan yang kemerahan dan sakit jika disentuh. Benjolan inilah yang disebut abses. Selain di belakang telinga, abses dapat muncul di bawah tulang belakang, sekitar gigi dan bagian dalam pangkal paha.
4. Otitis media
Otitis media adalah infeksi di telinga bagian tengah. Infeksi ini menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di belakang gendang telinga. Kondisi ini yang kemudian dapat menyebabkan benjolan di belakang telinga. Umumnya otitis media dapat diatasi dengan paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri. Otitis medua juga dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam 3-5 hari.
5. Acne vulgaris
Acne vulgaris mengacu pada berbagai jenis jerawat yang muncul di kulit seperti komedo, papula, nodula, pustula, dan lain-lain. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati dan minyak yang menyumbat folikel sehingga dapat menyebabkan jerawat dan benjolan yang dapat berkembang menjadi besar, padat dan terkadang muncul rasa nyeri.
6. Lipoma
Berbeda dengan acne vulgaris yang merupakan jerawat, lipoma adalah lemak yang menumpuk di lapisan kulit Anda dan berkembang di bagian mana saja di tubuh Anda, termasuk di belakang telinga. Lipoma tidak selalu dapat dideteksi dari permukaan kulit namun dapat dirasakan dengan diraba.
Saat dipegang, lipoma terasa lunak dan mudah digoyangkan. Karena berisikan lemak, lipoma tidak terasa sakit ketika disentuh. Meskipun lipoma umumnya tidak berbahaya dan tidak bersifat ganas, namun banyak orang memilih mengangkat lipoma dengan alasan estetik.
7. Kanker nasofaring
Kanker nasofaring dapat ditandai dengan munculnya benjolan di telinga, leher atau tenggorokan. Anda patut waspada gejala kanker nasofaring ketika bejolan tersebut disertai dengan nyeri telinga, pilek yang tidak kunjung sembuh, gangguan pendengaran, sariawan terus-menerus dan penurunan berat badan.
Untuk pemeriksaan awal, Anda dapat memeriksa jenis benjolan yang dirasakan di balik telinga. Jika benjolan tidak terasa nyeri, kemungkinan benjolan tersebut adalah lipoma. Jika benjolan terasa lunak dan nyeri saat disentuh maka kemungkinan benjolan tersebut adalah acne vulgaris atau abses. Apabila benjolan muncul disertai demam dan meriang maka kemungkinan benjolan tersebut adalah gejala infeksi. Jika yang Anda alami adalah infeksi, segera periksakan diri ke dokter, semakin cepat penanganan akan semakin baik.
- dr Nadia Opmalina