Pernahkah Anda merasa kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikir jernih, atau mengingat sesuatu? Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda dari kondisi yang disebut brain fog. Meskipun tidak dianggap sebagai diagnosis medis resmi, brain fog dapat menjadi tanda adanya gangguan pada fungsi otak.

Kondisi ini dapat mengganggu produktivitas Anda sehari-hari, karena memengaruhi kemampuan untuk fokus dan berpikir dengan baik. Akibatnya, Anda mungkin merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang seharusnya dapat dilakukan dengan mudah.

Penyebab Brain Fog

Secara ilmiah, brain fog mengacu pada perasaan kebingungan mental sementara. Saat mengalaminya, Anda mungkin merasa kesulitan untuk berkonsentrasi, kehilangan fokus, melupakan hal-hal kecil, kesulitan memproses informasi, hingga merasa kelelahan secara mental.

Brain fog dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

Kurang tidur

Penyebab utama brain fog adalah kurangnya tidur yang berkualitas. Tidur cukup dan berkualitas sangat penting untuk memulihkan tubuh dan fungsi otak.

Ketika tidur tidak cukup, kemampuan otak untuk berfungsi dengan baik akan terganggu. Akibatnya, Anda mungkin mengalami gangguan memori dan kesulitan berkonsentrasi.

Stres berlebihan

Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan kadar hormon kortisol, yang berdampak negatif pada kesehatan otak. Kadar kortisol yang tinggi dapat melemahkan kemampuan otak dalam menyimpan dan mengolah informasi.

Baca Juga: Brain Freeze, Sakit Kepala Tiba-Tiba saat Makan atau Minum yang Dingin

Pola makan tidak seimbang

Asupan nutrisi yang buruk, seperti kekurangan vitamin B12, omega-3, dan zat besi, dapat memengaruhi fungsi otak. Selain itu, konsumsi gula berlebihan dan makanan olahan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang mengganggu fokus dan stamina.

Perubahan hormon

Perubahan hormon selama kehamilan dan menopause dapat menyebabkan brain fog pada banyak wanita. Penurunan kadar estrogen selama menopause, misalnya, dapat memengaruhi fungsi kognitif dan menimbulkan masalah dalam konsentrasi serta memori.

Kondisi kesehatan mental

Stres yang berkelanjutan dapat berkembang menjadi kecemasan atau depresi. Kedua kondisi ini dapat mengganggu pemrosesan informasi, yang menyebabkan kebingungan dan kesulitan dalam mempertahankan fokus.

Kondisi autoimun

Beberapa kondisi autoimun dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan brain fog, misalnya lupus dan multiple sclerosis. Kondisi autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat, termasuk organ dan sistem yang dapat memengaruhi fungsi otak.

Kondisi neurodivergent

Kondisi neurodivergent seperti ADHD dan gangguan spektrum autisme dapat menyebabkan brain fog. Pada ADHD, kesulitan dalam mengatur perhatian dan tugas dapat menyebabkan kebingungan dan kelelahan mental, yang bisa memicu brain fog. Sedangkan, pada autisme, stres sensorik dan kesulitan untuk bersosialisasi sering kali memperburuk gejala brain fog.

Baca Juga: Apakah Pregnancy Brain Berbahaya bagi Ibu Hamil?

Cara Mengatasi Brain Fog

Sebagian besar gejala brain fog dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup sehat, seperti:

• Memperbaiki pola tidur dengan tidur 7-8 jam setiap malam
• Mengelola stres melalui teknik meditasi, yoga, atau olahraga yang membantu mengurangi stres
• Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
• Minum cukup air
• Mengonsumsi makanan kaya antioksidan, vitamin, dan mineral

Jika brain fog yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari atau disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!