Infeksi Virus yang Dapat Menyebabkan Radang Otak

Credits: Freepik

Bagikan :


Radang otak juga dikenal dengan istilah ensefalitis, ini adalah peradangan yang terjadi di otak. Peradangan pada otak bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi virus dan reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan otak sendiri.

Gejala ensefalitis sangat bervariasi, tergantung pada apa penyebabnya. Umumnya gejala yang dialami termasuk demam, sakit kepala parah, kejang, gangguan kesadaran, kebingungan, masalah motorik dan gangguan bicara. Radang otak yang disebabkan oleh infeksi virus dikenal sebagai ensefalitis virus. Ketahui apa saja virus yang dapat menyebabkan radang otak dan bagaimana mewaspadainya.

 

Infeksi Virus yang Dapat Menyebabkan Radang Otak

Ada beberapa jenis infeksi virus yang dapat menyebabkan radang otak, di antaranya:

Herpes simplex virus (HSV)

Herpes simplex virus (HSV) dikategorikan menjadi dua, yaitu HSV-1 dan HSV-2. Keduanya dapat menyebabkan ensefalitis. HSV-1 sering dikaitkan dengan lepuhan di sekitar mulut, sementara HSV-2 terkait dengan herpes genital.

Ensefalitis yang disebabkan oleh HSV-1 jarang terjadi, namun bisa menjadi kondisi yang serius karena kerusakan otak yang disebabkannya mungkin berakhir dengan kematian. Untuk mengatasinya perlu diberikan pemberian obat antivirus sehingga risiko kerusakan otak dapat dikurangi.

Virus herpes lainnya

Virus herpes lainnya seperti Epstein-Barr (EBV) dan virus Varicella-Zoster (VZV) sama-sama dapat menyebabkan peradangan di otak. EBV sering dikaitkan dengan mononukleosis menular, di mana gejalanya meliputi demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, kelelahan parah, serta pembesaran limpa.

Virus Varicella-Zoster pada masa kanak-kanak menyebabkan cacar air. Virus ini akan tetap berada di dalam tubuh meskipun cacar air telah pulih. Di kemudian hari, virus ini dapat menyebabkan herpes zoster yang ditandai dengan ruam kulit menyakitkan dan disertai rasa terbakar atau gatal.

Baca Juga: Seperti Apa Peradangan Otak (Ensefalitis) yang Disebabkan Virus Nipah?

Enterovirus

Enterovirus adalah kelompok virus yang menyerang saluran pencernaan dan dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari yang ringan hingga serius. Meskipun kebanyakan infeksi ini bersifat ringan, namun pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah gejalanya bisa serius.

Enterovirus bisa menyebabkan infeksi sistem saraf pusat (SSP) yang memengaruhi peradangan di otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini sangat serius dan berpotensi mengancam jiwa. Infeksi ini bisa mengganggu fungsi normal otak dan sistem saraf yang dapat menghasilkan berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, kejang, gangguan kesadaran dan gangguan neurologis lainnya.

Ensefalitis oleh nyamuk

West Nile Virus, La Crosse Virus, St Louis Encephalitis Virus, dan Western Equine Encephalitis Virus adalah infeksi nyamuk yang dapat menyebabkan peradangan otak pada manusia. Gejalanya cukup beragam termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, serta gejala neurologis seperti kejang, kebingungan, hingga kelumpuhan.

Gejala infeksi virus-virus ini bisa muncul dalam beberapa hari hingga minggu setelah terpapar virus yang dibawa oleh nyamuk. Pada beberapa kasus, infeksinya bisa berkembang menjadi ensefalitis atau meningitis yang serius.

Baca Juga: Kapan Perlu Mendapatkan Vaksin Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR)?

Rabies

Virus rabies dapat menyebabkan ensefalitis yang langka namun serius. Infeksinya biasanya ditularkan melalui gigitan atau luka yang terkontaminasi air liur hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, atau hewan liar seperti rubah, rakun, dan kelelawar.

Setelah terinfeksi, virus rabies biasanya berkembang secara cepat dan menyebar ke sistem saraf pusat kemudian menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang yang dikenal sebagai ensefalitis rabies.

Gejala awal rabies biasanya mirip seperti flu, termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, serta rasa gatal atau terbakar di lokasi gigitan. Kemudian setelah infeksi berkembang, gejalanya akan berkembang menjadi parah termasuk kebingungan, kegelisahan, kesulitan menelan, kejang, gangguan mental, dan paralisis. Namun penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati dan berkembang menjadi kematian.

 

Mencegah ensefalitis yang disebabkan oleh virus melibatkan vaksinasi, menghindari kontak dengan hewan terinfeksi, mempraktikkan kebersihan, kesadaran lingkungan dan melindungi diri saat bepergian. Setelah gejala infeksi muncul, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Ketahui lebih lanjut terkait kondisi peradangan di otak dengan memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Selasa, 2 April 2024 | 11:38

Mayo Clinic (2023). Encephalitis. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/encephalitis/symptoms-causes/syc-20356136 

Cleveland Clinic (2021). Encephalitis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6058-encephalitis 

Kim Painter (2023). What Is the Herpes Simplex Virus?. Available from: https://www.webmd.com/genital-herpes/pain-management-herpes 

Marine Peuchmaur, et al(2023). Epstein-Barr Virus Encephalitis: A Review of Case Reports from the Last 25 Years. Available from: https://www.mdpi.com/2076-2607/11/12/2825 

Cereus (2020). Varicella-Zoster Virus Meningitis and Encephalitis: An Understated Cause of Central Nervous System Infections. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7749804/ 

Bo-Shiun Chen, et al(2020). Enterovirus and Encephalitis. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7044131/ 

CDC (2023). Eastern Equine Encephalitis Virus. Available from: https://www.cdc.gov/easternequineencephalitis/index.html 

CDC (2023). West Nile Virus. Available from: https://www.cdc.gov/westnile/symptoms/index.html 

John E. Greenlee, MD (2022). Rabies. Available from: https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/brain-infections/rabies