Menopause adalah salah satu tahapan di dalam hidup wanita, yang ditandai dengan berhentinya menstruasi bulanan selama 12 bulan penuh. Setiap wanita pasti mengalami menopause yang menjadi tanda berakhirnya masa subur dan reproduksi pada wanita. Umumnya, menopause terjadi di akhir usia 40-an atau awal 50-an.
Tahukah Anda, bahwa pria juga bisa mengalami menopause yang ditandai dengan penurunan hormon testosterone. Namun, benarkah pria juga bisa mengalami menopause?
Menopause pada Pria, Mitos atau Fakta?
Secara sederhana, terjadinya menopause pada wanita digambarkan sebagai ovarium yang tidak lagi menghasilkan hormon yang cukup untuk memproduksi dan melepaskan sel telur. Pada saat ini, penurunan hormon reproduksi di dalam tubuh wanita terjadi secara dramatis.
Istilah menopause pada pria digunakan untuk menggambarkan penurunan kadar hormon testosterone, namun penurunan kadar hormon terkait penuaan pada wanita dan pria tidak lah sama. Pada wanita, berakhirnya masa ovulasi dan penurunan hormon terjadi dalam waktu yang relatif singkat (menopause).
Sedangkan pada pria, produksi hormon testosteron ataupun hormon lainnya dapat menurun secara bertahap dan dalam waktu bertahun-tahun. Penurunan kadar testosteron secara bertahap ini disebut dengan hipogonadisme onset lambat yang terkait usia.
Setelah usia masuk 40 tahun, maka kadar testosteron seorang pria akan menurun rata-rata sekitar 1%. Penurunan hormon testosteron ini dapat diketahui melalui pemeriksaan tes darah. Karena tes darah rutin jarang dilakukan, maka gejala penurunan hormon pada pria juga jarang disadari.
Apa itu Hipogonadisme Onset Lambat?
Hipogonadisme Onset Lambat (Late-Onset Hypogonadism/LOH) adalah sindrom yang menyebabkan tubuh tidak cukup memproduksi hormon seks. Kondisi ini sering dikenal sebagai "menopause pria" atau andropause karena sering terjadi di usia yang sama seperti ketika wanita mengalami menopause.
LOH seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Proses penuaan
- Penurunan fungsi hipotalamus hipofisis
- Penurunan fungsi sel Leydig di testis
- Gaya hidup tidak sehat
- Kondisi kesehatan mental
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Tanda-Tanda Hipogondisme Onset Lambat
Selain seringkali dialami di usia yang sama seperti menopause pada wanita, "menopause pria" juga memiliki gejala yang hampir sama, di antaranya:
- Menurunnya gairah seksual
- Disfungsi ereksi
- Depresi
- Mudah marah
- Kelelahan
- Penurunan pertumbuhan rambut yang menyebabkan rambut menipis
- Perubahan suasana hati
- Kesulitan berkonsentrasi
- Penurunan massa otot dan kepadatan tulang
Baca Juga: Tanda-Tanda Bila Hormon di Dalam Tubuh Tidak Seimbang
Untuk mengatasi gejala di atas, Anda bisa mendapatkan terapi TRT (Testosterone Replacement Therapy). TRT tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, seperti obat oles, obat suntik, semprotan hidung, maupun obat minum. Untuk bisa mendapatkan pengobatan ini, maka Anda perlu memeriksakan diri ke dokter apabila menyadari adanya gejala di atas.
Anda juga akan diminta untuk mengelola berat badan, rutin berolahraga dan mendapatkan tidur yang cukup 7-8 jam setiap hari. Dengan terapi hormon dan perubahan gaya hidup sehat, maka gejala bisa dikontrol dan Anda bisa menjalani aktivitas normal seperti biasa.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
Writer : Agatha Writer
Editor :
- dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 06:04
WebMD (2021). Male "Menopause". Available from: https://www.webmd.com/men/guide/male-menopause
Cleveland Clinic (2021). Menopause. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21841-menopause
Mayo Clinic (2022). Male menopause: Myth or reality?. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/mens-health/in-depth/male-menopause/art-20048056
Molly Burford (2022). What Is Late-Onset Hypogonadism?. Available from: https://www.verywellhealth.com/what-is-late-onset-hypogonadism-5206143