• Beranda
  • penyakit
  • Akalasia, Penyakit Langka yang Menyebabkan Sulit Menelan

Akalasia, Penyakit Langka yang Menyebabkan Sulit Menelan

Akalasia, Penyakit Langka yang Menyebabkan Sulit Menelan
Ilustrasi sulit menelan. Credit: Freepik

Bagikan :


Akalasia merupakan salah satu jenis gangguan motilitas esofagus primer. Kondisi ini merupakan penyakit langka dimana kerongkongan kehilangan kemampuan untuk mendorong makanan dari mulut ke saluran pencernaan. Seperti apa penyakit akalasia dan bagaimana penanganannya? Simak dalam artikel berikut.

 

Apa Itu Akalasia?

Akalasia adalah kelainan langka yang menyebabkan kerongkongan tidak dapat memindahkan makanan padat maupun cairan dari kerongkongan ke lambung.

Kerongkongan atau esofagus adalah bagian dari sistem pencernaan yang berbentuk tabung berotot berongga dan menghubungkan antara mulut dengan lambung. Fungsi utama kerongkongan adalah untuk mengangkut cairan dari mulut ke lambung. Selain itu, kerongkongan juga membantu proses menelan dan menggerakkan makanan ke bawah esofagus.

Di bagian bawah esofagus, tempat kerongkongan bertemu lambung terdapat cincin yang disebut sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter. Otot ini mengendur atau membuka untuk memungkinkan makanan masuk ke lambung dan berkontraksi atau menutup untuk mencegah isi lambung naik ke permukaan. 

Pada pengidap akalasia, otot-otot esofagus sulit memasukkan makanan dan cairan ke dalam lambung. Makanan kemudian terkumpul di esofagus, terkadang terjadi fermentasi di tenggorokan dan naik kembali ke mulut. Di tenggorokan, makanan yang difermentasi ini dapat terasa pahit. 

Akalasia merupakan kondisi yang cukup langka. Penyakit ini sering kali dianggap sama dengan GERD, namun bedanya, pada akalasia, makanan yang naik ke tenggorokan berasal dari esofagus sedangkan pada GERD makanan berasal dari lambung.

Baca Juga: Pembesaran Adenoid di Tenggorokan, Haruskah Dioperasi?

 

Penyebab dan Faktor Risiko Akalasia

Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti akalasia. Para peneliti menduga kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal seperti kerusakan atau hilangnya sel-sel saraf di esofagus. Beberapa teori menyebutkan bahwa kondisi ini mungkin disebabkan oleh gangguan autoimun, infeksi virus, atau kelainan genetik yang diwariskan. 

Beberapa kondisi juga bisa menjadi faktor risiko akalasia, di antaranya:

  • Usia. Akalasia bisa terjadi pada berbagai usia, namun kondisi ini lebih umum terjadi pada orang-orang berusia antara 25 dan 60 tahun.
  • Kondisi medis tertentu. Orang dengan gangguan alergi atau gangguan kondisi genetik memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan akalasia.

Baca Juga: Berbagai Penyebab Tenggorokan Gatal dan Pencegahannya

 

Gejala Akalasia

Gejala akalasia berkembang perlahan dengan gejala yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Beberapa gejala yang dapat muncul di antaranya: 

  • Kesulitan menelan (disfagia)
  • Regurgitasi makanan, yaitu kembalinya makanan yang tidak dicerna ke mulut
  • Nyeri dada yang hilang timbul
  • Mulas
  • Batuk di malam hari
  • Penurunan berat badan atau malnutrisi akibat kesulitan makan
  • Cegukan

 

Penanganan Akalasia

Belum ada penanganan yang efektif untuk akalasia. Untuk saat ini, penanganan akalasia berfokus pada relaksasi atau peregangan sfingter esofagus bagian bawah agar makanan dan cairan dapat bergerak lebih mudah melalui saluran pencernaan. Perawatan akalasia juga bergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahannya.

Beberapa penanganan yang bisa diberikan untuk akalasia antara lain:

  • Dilatasi pneumatik: Pemasangan balon di bagian tengah sfingter dan dipompa untuk memperbesar bukaan. Prosedur ini mungkin perlu diulang jika otot sfingter tetap tidak terbuka.
  • Suntikan Botox: Untuk melemaskan otot kerongkongan, dokter dapat menyuntikkan suntikan Botox langsung ke sfingter esofagus pada proses endoskopi. Pengobatan ini umumnya hanya direkomendasikan untuk orang yang tidak dapat menjalani dilatasi pneumatik atau operasi karena usia atau kesehatan secara keseluruhan.
  • Minum obat: Obat-obatan diberikan untuk melemaskan otot kerongkongan sehingga proses menelan menjadi lebih mudah. Dokter bisa merekomendasikan obat-obatan ini pada pasien yang tidak direkomendasikan untuk dilatasi pneumatik atau injeksi Botox.
  • Operasi: Dokter dapat merekomendasikan beberapa jenis operasi untuk memudahkan makanan masuk ke lambung seperti miotomi Heller, yaitu pemotongan otot di ujung bawah sfingter esofagus untuk memungkinkan makanan masuk ke lambung.

 

Akalasia merupakan penyakit langka yang mengganggu proses menelan. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar masalah pencernaan sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store atau Play Store. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 7 November 2024 | 12:31

John Hopkins Medicine. Adhalasia. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/achalasia

Mayo Clinic. Achalasia. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achalasia/symptoms-causes/syc-20352850#

NHS. Achalasia. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/achalasia/

Cleveland Clinic. Achalasia: A Disorder of the Esophagus. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17534-achalasia