• Beranda
  • Penyakit
  • Kenali Penyebab Bayi Kuning Setelah Lahir dan Cara Mengatasinya

Kenali Penyebab Bayi Kuning Setelah Lahir dan Cara Mengatasinya

Bagikan :


Bayi kuning adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Biasanya penyakit kuning pada bayi muncul pada hari kedua atau ketiga setelah lahir. Penyakit kuning dapat hilang dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus situasi ini juga bisa menjadi tanda penyakit serius yang perlu penanganan cepat.

 

Penyebab penyakit kuning pada bayi

Dilansir dari CDC, 60 persen bayi terlahir dengan kondisi penyakit kuning. Pada kelahiran bayi prematur, 8 dari 10 bayi umumnya mengalami sakit kuning. Penyakit kuning atau yang dikenal dengan istilah jaundice pada bayi umumnya baru terdeteksi sekitar 2-3 hari setelah bayi lahir. Jika ibu dapat menyusui dengan lancar, kondisi kuning ini dapat mereda dengan sendirinya selama beberapa hari.

Penyakit kuning pada bayi muncul karena bayi menghasilkan bilirubin lebih banyak dibandingkan yang bisa diolah oleh hati bayi. Akibatnya, kadar bilirubin dalam darah bayi meningkat sehingga kulit bayi tampak kuning.

Tubuh bayi umumnya menghasilkan bilirubin lebih banyak dibandingkan dengan ornag dewasa. Namun, pada bayi yang fungsi hatinya belum berkembang sempurna, fungsi pembuangan bilirubin akan terganggu sehingga terjadi penumpukan bilirubin dalam tubuh bayi. Seiring dengan perkembangan fungsi hati, maka kondisi bayi akan membaik secara perlahan. Apabila kondisi kuning tetap berlanjut selama beberapa hari, maka ibu hamil perlu waspada akan gejala awal penyakit serius.

Selain karena faktor fungsi hati yang belum sempurna, bayi kuning juga dapat disebabkan oleh gangguan kesehatan lainnya. Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa penyebab bayi mengalami penyakit kuning di antaranya:

  • Pendarahan internal
  • Sepsis
  • Infeksi bakteri atau virus
  • Kekurangan enzim
  • Kelainan pada sel darah bayi
  • Ketidakcocokan antara darah bayi dan ibu

Gejala penyakit kuning pada bayi

Pada bayi yang mengalami penyakit kuning, kulit bayi akan terlihat berwarna kuning samar terutama di bagain telapak tangan dan kaki. Selain di permukaan kulit, bagian putih mata bayi juga akan terlihat lebih kuning. Gejala ini umumnya muncul pada hari kedua hingga keempat setelah bayi lahir.

Anda bisa memeriksa bayi kuning dengan cara menekan lembut dahi dan hidung bayi. Apabila tampak bekas warna kuning di tempat Anda menekan, maka kemungkinan bayi mengalami penyakit kuning. Selain dengan cara tersebut, gejala lain yang cukup nampak adalah urine bayi berwarna kuning pekat dan tinja bayi berwarna pucat. 

 

Penanganan bayi kuning

Bayi kuning umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus karena dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu dua minggu. Namun jika hasil pemeriksaan laboratorium kadar bilirubin bayi masih tetap tinggi, maka dibutuhkan terapi khusus, di antaranya:

1. Pemenuhan nutrisi yang baik

Bayi yang baru lahir perlu mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mencegah menurunnya berat badan akibat penyakit kuning. Nutrisi terbaik bagi bayi baru lahir adalah ASI, sehingga bayi perlu banyak menyusu untuk mencegah kenaikan kadar bilirubin dalam darah bayi. Setidaknya bayi yang baru lahir perlu menyusu hingga 8-12 kali dalam sehari. Demikian juga pada bayi yang mengonsumsi susu formula, bayi perlu minum sekitar 30-60 ml susu setiap 2-3 jam selama minggu pertama selama beberapa hari setelah kelahirannya.

2. Fototerapi

Fototerapi dilakukan dengan menyinari bayi di bawah lampu halogen atau lampu ultraviolet agar sinar dapat diserap tubuh melalui kulit. Pada bayi prematur juga dapat dilakukan fototerapi serat optik dimana paparan sinar ultraviolet akan disalurkan melalui kabel ke punggung bayi. Cara ini dilakukan untuk mengubah bilirubin menjadi bentuk yang lebih mudah diurai oleh hati. Pada bayi kuning yang terlahir cukup umur dan melakukan perawatan di rumah, cara ini bisa digantikan dengan menjemur bayi setiap pagi.

3. Intravenous immunoglobulin (IVIg)

Terapi ini dilakukan jika golongan darah ibu berbeda dengan golongan darah anak. Golongan darah yang berbeda antara ibu dan anak dapat membawa antibodi tertentu dari ibu yang menyebabkan produksi bilirubin meningkat.

 

Meskipun penyakit kuning pada bayi cenderung tidak berbahaya, namun orang tua tetap perlu mengamati kondisi bayi jika kondisi kuning tidak berangsur membaik. Segera periksakan ke dokter apabila kondisi kuning pada bayi tidak kunjung membaik terutama setelah 2 minggu setelah kelahiran bayi.

 

Writer: Ratih

Edited By: dr. Ayu Munawaroh

Last Updated: 06-Oct-2021

 

Sumber:

  1. CDC. Jaundice. Available from: https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/maternal-or-infant-illnesses/jaundice.html.
  2. Hansen TWR. Neonatal Jaundice (2017). Available from: https://emedicine.medscape.com/article/974786-overview.
  3. Gill K. Understanding Newborn Jaundice (2017). Available from: https://www.healthline.com/health/newborn-jaundice.
  4. Mayo Clinic. Infant Jaundice. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865.