Pruritus Diabetik

Pruritus Diabetik
Contoh kelainan kulit yang menimbulkan gatal pada pasien diabetes melitus.

Bagikan :


Definisi

Pruritus diabetik merupakan kondisi dimana kulit terasa gatal pada area tertentu dan terjadi pada pasien diabetes melitus. Rasa gatal pada pasien diabetes selalu diduga terjadi akibat sirkulasi darah yang buruk atau karena kelainan saraf yang dikenal dengan neuropati diabetikum, komplikasi dari diabetes melitus yang biasanya muncul dengan gejala mati rasa atau baal pada kaki atau tungkai.

Dari salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2010, sekitar 11,3% pasien diabetes memiliki gejala gatal. Berdasarkan penelitian lainnya pada tahun 2021, sekitar 36% pasien diabetes mengeluhkan sensasi gatal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup bagi pasien. Diduga rasa gatal yang diderita juga disebabkan oleh kontrol gula darah yang buruk, dan lebih mungkin terjadi pada pasien diabetes yang memiliki kulit kering atau kelainan saraf polineuropati diabetikum.

Rasa gatal yang dirasakan pada pasien dapat terlokalisir di tempat tertentu, misalnya pada ekstremitas bagian bawah (tungkai dan kaki) dan atas (lengan dan tangan), torso tubuh, kulit kepala, atau bokong. Gatal pada pruritus diabetik juga bisa dirasakan di seluruh tubuh.

 

Penyebab

Kontrol gula darah yang buruk pada pasien yang menyebabkan kadar gulanya meningkat terkadang menjadi penyebab dasar terjadinya gatal pada pasien diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, misalnya:

  • Lupa minum obat
  • Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat
  • Stres kronis
  • Aktivitas fisik yang minimal
  • Sedang mengalami penyakit infeksi

Kadar gula yang tinggi dan tidak terkendali dapat merusak serabut saraf pada area tertentu, menimbulkan komplikasi yang dikenal dengan nama neuropati diabetikum. Beberapa gejala yang dapat ditimbulkan oleh neuropati diabetikum adalah rasa baal atau kebas, kesemutan, sensasi terbakar, dan rasa gatal yang biasanya dirasakan di area kaki atau tungkai. Kerusakan saraf yang terjadi juga dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan zat kimia sitokin, protein yang membantu dalam mengontrol respon peradangan. Sitokin dapat mengiritasi serabut saraf sehingga menimbulkan rasa gatal.

Kadar gula yang terus-menerus tinggi juga dapat menganggu sirkulasi darah, terutama pada area kaki. Terjadi kerusakan lapisan pembuluh darah sehingga pembuluh arteri menyempit dan aliran darah terhambat, sebuah kondisi yang dikenal sebagai penyakit arteri perifer. Rasa gatal dapat terjadi akibat sirkulasi darah yang buruk, membuat area kulit yang sirkulasi darahnya terganggu menjadi kering saat kandungan minyak dan air di kulit mengalami kekeringan. Beberapa tanda dari kulit kering termasuk kulit yang kasar dan bersisik.

Kondisi diabetes juga dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri. Beberapa penyakit kulit yang dapat menimbulkan rasa gatal akibat kondisi diabetes, yaitu:

  • Infeksi bakteri
  • Infeksi jamur
  • Nekrobiosis lipoidica diabeticorum, ruam yang muncul di tungkai 
  • Eruptive xanthomatosis, kondisi kulit yang menyebabkan benjolan merah kekuningan kecil di tubuh, yang biasanya muncul pada orang dengan kadar lemak darah yang tinggi
  • Granuloma annulare, kondisi peradangan kulit yang ditandai dengan bintik dan plak yang berbentuk lembut dan berubah warna

 

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang mengalami pruritus diabetikum sejauh ini adalah kendali gula darah yang buruk. Selain itu, penuaan dan obesitas juga menjadi faktor risiko yang turut berperan dalam menimbulkan rasa gatal pada kondisi diabetes. Faktor lain seperti sindrom metabolik dan penyakit ginjal kronik juga dapat menjadi faktor risiko munculnya kondisi ini. Stres dan panas dikatakan menjadi faktor yang memperburuk rasa gatal.

 

Gejala

Gejala yang dapat muncul pada pruritus diabetes adalah rasa gatal yang menganggu aktivitas harian. Rasa gatal memiliki variasi keparahan tertentu yang tergantung pada kontrol gula darah pasien, serta bila ada penyakit kulit yang turut diderita pasien diabetes. Pada sebagian orang, gatal cukup berat sehingga membuat pasien susah tidur atau terbangun dari tidur. 

 

Diagnosis

Diagnosis pruritus diabetik dapat ditegakkan oleh dokter berdasarkan informasi yang didapat dari wawacara medis bersama pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

 

Wawancara Medis

Wawancara medis terarah menggali informasi mengenai apa saja yang dirasakan oleh pasien saat ini. Selain itu, dokter juga mungkin akan bertanya banyak hal seputar riwayat penyakit saat ini dan dahulu, serta riwayat pengobatan pasien. Beberapa informasi yang didapatkan dokter akan berperan kepada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan ke depannya. Pada pruritus diabetik, pasien merasa gatal, baik di tempat tertentu saja, ataupun di seluruh tubuh. Selain itu, dokter juga mungkin akan mendapatkan informasi bahwa terdapat penyakit diabetes melitus yang sedang diderita dan mungkin obat-obatan tertentu untuk penanganan diabetesnya.

 

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa area kulit yang terasa gatal, lalu melihat bila ada kelainan kulit tertentu yang disebabkan oleh garukan yang sudah dilakukan oleh pasien. Misalnya, jika sudah ada keterlibatan infeksi pada area kulit yang gatal, atau mungkin sudah ada penyakit kulit lainnya yang muncul akibat garukan yang dilakukan.

 

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang, dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lainnya yang menunjang diagnosis ke arah pruritus diabetik, seperti kadar gula darah puasa atau kadar gula darah sewaktu. Karena kondisi ini biasanya muncul pada pasien yang tidak terkontrol kadar gula darahnya, dokter akan melihat apakah kendali gula darah saat ini sudah terkontrol dengan baik atau belum. Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang untuk menilai kelainan kulit juga dapat dilakukan bila perlu, terutama jika dokter curiga rasa gatal ditimbulkan oleh infeksi jamur atau bakteri tertentu.

 

Tata Laksana

Penanganan utama pada kasus pruritus diabetik adalah dengan mengendalikan kadar gula darah. Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti:

  • Minum obat-obatan diabetes
  • Konsumsi makanan gizi seimbang
  • Berolahraga

Beberapa penanganan lainnya yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala gatal pada kasus pruritus diabetiK adalah:

  • Mengoleskan pelembap beberapa kali dalam sehari, terutama sesaat setelah mandi
  • Mandi cukup 2 kali sehari, dengan air bersuhu suam-suam kuku
  • Hindari produk perawatan kulit dengan bahan kimia yang kasar dan keras
  • Hindari penggunaan pakaian yang dapat mengiritasi kulit
  • Gunakan detergen yang hipoalergenik (bahannya kecil kemungkinan menyebabkan alergi)
  • Hindari penggunaan losion di sela jari kaki

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat muncul pada pruritus diabetik biasanya berupa infeksi bakteri sekunder. Kebiasaan pasien untuk menggaruk area kulit yang gatal dapat menimbulkan perlukaan, dan luka tersebut bisa menjadi pintu masuk bakteri ke dalam kulit. Infeksi bakteri yang ada pun bisa juga memperparah rasa gatal yang diderita. Oleh karena itu, penderita perlu diedukasi untuk tidak menggaruk tubuhnya.

 

Pencegahan

Pencegahan dapat dimulai dengan mengendalikan kadar gula darah dengan patuh dalam meminum obat, diet, dan berolahraga. Meskipun demikian, ada beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk +mencegah terjadinya pruritus diabetik, antara lain:

  • Keringkan kulit secara sempurna setelah mandi dan oleskan pelembap pada kulit
  • Hindari menggaruk saat gatal untuk mengurangi risiko infeksi kulit
  • Gunakan humidifier atau pelembap ruangan di rumah
  • Periksakan area kulit tiap hari terhadap adanya luka atau goresan pada kulit
  • Gunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai untuk menghindari luka atau terbentuknya lenting
  • Batasi paparan terhadap air dengan mandi dengan durasi yang lebih pendek
  • Hindari penggunaan sabun yang kasar dan dapat menyebabkan kekeringan pada kulit
  • Gunakan gel pembersih atau krim pembersih bila memungkinkan

 

Kapan Harus ke Dokter?

Karena rasa gatal ini biasanya lebih merujuk sebagai gejala dari penyakit diabetes, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk melihat kadar gula dan fungsi organ Anda di tubuh. Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dan tata laksana yang tepat.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Apri Haryono Hafid
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 28 Oktober 2024 | 15:26