Perlu disadari bahwa aktivitas seks yang aman bukanlah melulu soal keberhasilan pencegahan kehamilan. Seks yang aman juga mencegah penularan infeksi menular seksual yang dapat menyebar dari orang yang satu ke yang lain melalui cairan tubuh seperti air mani, cairan vagina, dan darah.
Seks yang tidak aman dapat meningkatkan risiko menularnya penyakit menular seksual, yang bahkan tidak hanya ditularkan secara genital, namun juga dari kontak langsung kulit, misalnya saat persalinan.
Penularan ini bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru dilahirkan, apalagi kondisi bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Artinya, bayi baru lahir bisa dengan mudah terinfeksi dan mengalami komplikasi kesehatan.
Untuk menurunkan risiko infeksi penyakit menular, inilah yang sebaiknya dilakukan setelah berhubungan seksual.
1. Membasuh Diri
Anda tidak harus langsung mandi setiap selesai berhubungan intim, namun sebaiknya Anda membasuh bagian organ intim Anda setelah berhubungan intim untuk mencegah penyebaran infeksi menular seksual. Yang perlu Anda basuh adalah area di sekitar organ genital (bukan bagian dalam). Gunakan air hangat dan juga sabun berformula ringan.
Anda tidak harus membasuh dengan sabun apabila memiliki kulit sensitif karena akan meningkatkan risiko iritasi kulit atau kulit kering. Cukup gunakan air hangat saja.
2. Menghindari Douching
Douching berasal dari kata douche, yaitu bahasa Prancis yang artinya mencuci atau merendam. Douching merujuk pada metode membersihkan vagina menggunakan air dan campuran bahan kimia tertentu, misalnya antiseptik dan tambahan pewangi. Botol douche biasanya memiliki ujung yang berguna untuk membantu cairan disemprotkan dari botol masuk ke dalam liang vagina.
Salah satu manfaat melakukan douching adalah membersihkan, namun risiko melakukan douching lebih besar dibangdingkan manfaatnya, risiko yang dapat terjadi antara lain infeksi vagina, penyakit radang panggul, komplikasi kehamilan, dan juga kanker serviks.
Para ahli dari American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan agar Anda menghindari douching dan membersihkan area genital bagian luar saja hanya dengan air, atau sabun berformula ringan.
3. Mengosongkan Kandung Kemih
Sistitis adalah istilah medis untuk peradangan kandung kemih. Peradangan ini dapat menyebabkan rasa nyeri atau panas saat berkemih, keinginan yang kuat untuk terus-menerus berkemih, dan adanya darah pada urine.
Sistitis umumnya terjadi akibat infeksi bakteri di kandung kemih, yang apabila tidak diobati maka infeksinya dapat menyebar ke ginjal.
Saat berhubungan seks, bakteri berisiko masuk ke uretra, tabung yang membawa urine keluar dari tubuh. Untuk mencegah infeksi, maka sebaiknya kosongkan kandung kemih dan basuh area genital sebelum kembali tidur atau melakukan aktivitas lainnya.
Yang tidak kalah penting, Anda juga disarankan menyeka area genital dari depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri.
4. Minum Air Putih
Agar tetap terhidrasi, jangan lupa untuk minum air putih. Cukupi kebutuhan cairan tubuh karena cairan ini akan membantu kembali mengisi kandung kemih dan mengeluarkan kelebihan bakteri di kandung kemih yang dapat menyebabkan infeksi.
5. Gunakan Pakaian Longgar
Pakaian yang terlalu ketat dapat menjadi tempat yang cocok untuk berkembangnya bakteri atau jamur. Gunakan pakaian yang longgar dan dapat menyerap keringat dengan baik agar area genital tidak terlalu lembap.
Selain hal di atas, pastikan juga Anda mencuci tangan dan memeriksakan diri secara rutin ke dokter terutama bila memiliki risiko tinggi akan penyakit menular seksual. Selalu gunakan kondom yang tidak hanya dapat membantu mencegah terjadinya kehamilan namun juga dapat mencegah penularan infeksi menular seksual.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina