• Beranda
  • Self-help
  • Waspada Kecanduan Cinta, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Waspada Kecanduan Cinta, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Bagikan :


Cinta adalah perasaan yang indah dan membuat hati bahagia. Namun ada kalanya cinta dapat membuat seseorang kecanduan cinta yang justru membuat hubungan tidak sehat. Seperti apa kecanduan cinta dan bagaimana menanganinya?

 

Apa itu kecanduan cinta (love addiction)?

Jatuh cinta adalah emosi indah yang wajar dirasakan setiap orang. Perasaan mencintai dan dicintai seseorang dapat membuat seseorang bahagia dan meningkatkan produktivitasnya. Namun perasaan cinta juga dapat berkembang menjadi hal yang tidak sehat, salah satunya menjadi kecanduan cinta.

Dilansir dari Verywell Mind, kecanduan cinta adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengembangkan obsesi yang tidak sehat pada pasangannya. Meskipun kecanduan cinta banyak dijumpai dalam hubungan romantis dengan kekasih, namun kecanduan cinta juga dapat dialami oleh hubungan pada orang tua, anak, bahkan orang asing.

Dilansir dari Psychology Today, untuk saat ini belum ada kesepakatan tentang kriteria diagnostik untuk kecanduan cinta. Sebagian ahli berpendapat bahwa kecanduan cinta adalah gangguan suasana hati (mood disorder) seperti yang dirasakan ketika pertama kali jatuh cinta. Ada juga peneliti yang berpendapat bahwa seperti namanya, kecanduan cinta mungkin merupakan gangguan kontrol impuls.

Sementara itu, ada pendapat lain menyatakan bahwa kecanduan cinta termasuk dalam spektrum obsesif-kompulsif dimana penderitanya memiliki obsesi dan pikiran tentang orang yang mereka cintai, yang berulang dan mengganggu.

 

Gejala orang mengalami kecanduan cinta

Kecanduan cinta dapat berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara garis besar kecanduan cinta dapat ditunjukkan dengan obsesi yang tidak sehat dan mengatasnamakan cinta pada pasangan. Beberapa tanda kecanduan cinta yang sering muncul antara lain:

  • Merasa kesepian dan putus asa apabila putus cinta atau tidak memiliki kekasih
  • Terlalu bergantung pada pasangan
  • Memprioritaskan hubungan dengan kekasih dibanding hubungan dengan keluarga dan teman
  • Merasa depresi jika tindakan romantis Anda tidak berbalas
  • Memaksakan hubungan meskipun dengan orang yang tidak baik untuk Anda
  • Sulit melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat (toxic relationship)
  • Terlalu memikirkan hubungan kekasih sehingga mengganggu kehidupan pribadi Anda

Gejala orang kecanduan cinta sangat luas dan tidak terbatas pada tanda-tanda di atas karena orang mengekspresikan cinta dengan cara yang berbeda-beda. Pada beberapa orang, gejala kecanduan cinta juga dapat ditunjukkan dengan sikap yang berbahaya seperti bersikap posesif pada pasangan, selalu memantau kegiatan pasangan secara berlebihan termasuk membatasi kegiatan dan interaksi pasangan dengan orang lain.

 

Cara mengatasi kecanduan cinta

Saat ini kecanduan cinta belum resmi termasuk kondisi kesehatan mental, sehingga penanganannya diserahkan kembali ke kebijaksanaan dokter atau terapis yang menangani pasien. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi kecanduan cinta dan efektivitas psikoterapi untuk menangani kecanduan cinta.

Umumnya, pada pasien dengan kecanduan cinta yang sudah melukai diri sendiri atau mengganggu lingkungan sekitarnya, penanganannya disamakan dengan penanganan jenis kecanduan lainnya yaitu dengan terapi kognitif perilaku (cognitive-behavioral therapy). Dengan terapi ini, psikolog atau psikiater akan mencoba menguraikan pemikiran-pemikiran yang membuat pasien mengalami kecanduan cinta. Apabila kecanduan cinta diiriingi dengan kondisi depresi dan kecemasan, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk menangani keluhan lain yang muncul.

 

Apa pun yang bersifat berlebihan dapat menghasilkan efek yang buruk, termasuk cinta. Jika Anda merasa selama ini menjadi “budak cinta” dan sulit terlepas dari kekasih, maka sebaiknya coba konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Kecanduan cinta yang memicu perilaku obsesif dan posesif dapat membuat seseorang kesulitan menjalin dan mempertahankan hubungan.

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 20:06

D. Earp, B. (2017). Addicted to Love: What is Love Addiction and When Should It Be Treated. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5378292/

Emamzadeh, A. (2019). What is Love Addiction?. Available from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/finding-new-home/201902/what-is-love-addiction

Ohwovoriole, T. (2021). What is Love Addiction?. Available from: https://www.verywellmind.com/what-is-love-addiction-5210864