Berhubungan seks bukan hanya memberi kesenangan namun juga dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Namun pada beberapa kasus, sejumlah wanita justru merasa nyeri atau kram setelah menjalani orgasme. Rasa kram ini dapat terasa mengganggu hingga menyebabkan beberapa wanita trauma berhubungan seks.
Sebenarnya, apa penyebab munculnya kram setelah berhubungan seks?
Penyebab Kram Setelah Berhubungan Seks
Kram setelah berhubungan seksual dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa di antaranya dapat disebabkan oleh kondisi fisik atau masalah kesehatan, namun ada juga yang disebabkan oleh proses alamiah dalam tubuh.
Saat mengalami orgasme dan ejakulasi, tubuh dapat melepaskan hormon prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot sehingga Anda mengalami kram. Pada beberapa ksus, nyeri kram hanya bersifat sementara dan dapat mereda dengan sendirinya.
Namun apabila kram selalu terjadi setiap berhubungan seks, diikuti dengan peningkatan rasa sakit dan pendarahan, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter. Beberapa penyebab kram setelah berhubungan seks antara lain:
Otot-Otot yang Tegang
Beberapa wanita dapat mengalami nyeri kram di perut bagian bawah selama atau sesudah mencapai orgasme. Hal ini dapat disebabkan oleh otot yang kejang, sama seperti ketika Anda berolahraga.
Untuk mengatasinya, Anda dapat rutin melakukan olahraga, melakukan foreplay yang cukup dan mencukupi cairan tubuh. Dehidrasi dapat menyebabkan otot kekurangan mineral sehingga menyebabkan kram.
Masalah Pencernaan
Adanya masalah dalam sistem pencernaan dapat menyebabkan Anda mengalami kram setelah berhubungan seksual. Masalah pencernaan seperti perut kembung, sindrom iritasi usus besar dan konstipasi dapat menyebabkan nyeri perut setelah bercinta.
Penggunaan Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang Anda gunakan juga dapat menimbulkan rasa nyeri setelah berhubungan seks. Bagi wanita yang menggunakan IUD, Anda dapat merasa nyeri setelah pemasangan IUD hingga beberapa hari berikutnya. Sebagian wanita mengalami rasa nyeri di perut bawah, belakang, atau keduanya.
Selain IUD, penggunaan pil KB juga dapat menyebabkan nyeri panggul dan rasa sakit selama orgasme. Penurunan hormon estrogen akibat pil KB dapat meningkatkan rasa nyeri. Apabila Anda mengalami nyeri setelah berhubungan seks karena penggunaan alat kontrasepsi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan.
Penyakit Menular Seksual
Beberapa penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia dapat menyebabkan kram dan nyeri selama atau setelah masturbasi. Penyakit menular seksual ini juga dapat menyebakan peradangan panggul (pelvic infalmmatory disease) yang menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.
Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan mirip rahim di tempat-tempat yang berada di luar rahim. Jaringan ini dapat tumbuh di indung telur, usus, atau vagina.
Pertumbuhan jaringan ini dapat menyebabkan kram parah dan sakit perut selama dan setelah berhubungan seks. Biasanya endometriosis ditandai dengan terjadinya pendarahan hebat selama menstruasi dan nyeri menstruasi yang tidak normal.
Prostatitis
Kram setelah berhubungan seks bukan hanya bisa dialami oleh para wanita namun juga para pria. Pada pria, kram setelah seks dapat disebabkan oleh prostatitis yaitu peradangan pada prostat. Prostat adalah kelenjar seukuran kenari yang berada di panggul, di bawah kandung kemih, di depan rektum.
Anda dapat mengalami peradangan ini jika area tersebut mendapatkan rangsangan dari jari atau mainan seks. Rasa sakit dapat dirasakan di penis, skrotum, perineum dan perut atau bawah punggung.
Stres dan Trauma Emosional
Stres atau gangguan kecemasan yang Anda alami sehari-hari juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman selama atau setelah berhubungan seks. Trauma masa lalu seputar aktivitas seksual juga dapat menyebabkan otot tegang yang memicu kram.
Kram setelah berhubungan seks umumnya dapat hilang dengan sendirinya. Namun jika nyeri terus bertambah, selalu muncul dan diikuti dengan gejala lainnya, maka sebaiknya periksakan ke dokter. Pemeriksaan ke dokter dapat mendeteksi masalah kesehatan lainnya sehingga Anda segera mendapat penanganan.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina