Vape atau rokok elektrik sering dianggap sebagai rokok yang lebih aman dari rokok konvensional. Faktanya, vape juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan, sama seperti rokok konvensional. Dilaporkan beberapa rokok elektrik ditemukan mengandung nikotin dua kali lebih banyak dari rokok biasa. Risiko kecanduan nikotin sejak usia muda tidak hanya menyulitkan individu yang ingin berhenti merokok, tapi juga dapat menyebabkan remodeling otak.
Lantas apa yang perlu dilakukan orang tua jika anak-anak ketahuan mencoba vape?
Apa Itu Vape?
Vape atau rokok elektrik adalah produk yang menghasilkan aerosol dan mengandung nikotin serta bahan kimia yang dihirup oleh pengguna. Vape memiliki beragam bentuk dan ukuran di mana komponen utama dalam rokok elektrik terdiri dari baterai, elemen pemanas dan cartridge berisi cairan perasa. Cairan ini mengandung nikotin, gliserin dan perasa.
Rokok elektrik ini bekerja dengan memanaskan cairan dalam tabung menjadi uap yang mengandung berbagai zat kimia. Perokok dapat mengisap zat kimia yang terkandung di dalam vape dari corong. Beberapa zat kimia yang ada di dalam vape dapat mengandung zat adiktif seperti nikotin, dan bahan berbahaya seperti karsinogen, logam berat, kadmium, akrolein dan diasetil.
Baca Juga: Apa itu Vape dan Risiko Kesehatan yang Mengancam
Cara Membicarakan Vape dengan Anak
Vape sering dianggap sebagai rokok elektrik yang lebih aman jika dibanding rokok konvensional, namun sebenarnya rokok elektrik juga memiliki bahaya bagi kesehatan, termasuk bagi anak-anak yang mencobanya. Anak-anak dapat mencoba vape dengan alasan penasaran, dianggap lebih keren dari merokok biasa, karena teman di sekitarnya mencoba vape, atau meniru orang dewasa di sekitarnya.
Mengetahui anak-anak mencoba vape tentunya bisa membuat orang tua panik. Umumnya, ketika mengetahui bahwa anak mencoba vape, orang tua bisa memberi reaksi seperti kaget, marah atau kesal. Namun para ahli menyarankan agar orang tua tetap menjaga kepala dingin dan tenang ketika menghadapi kenyataan bahwa anak mencoba rokok elektrik. Langkah pertama yang bisa orang tua lakukan adalah mengajak anak untuk berbicara mengenai vape.
Pilih waktu yang tepat
Saat mengetahui anak mencoba vape, reaksi paling umum dari orang tua adalah segera memarahi anak. Jika Anda berada di situasi tersebut sebaiknya redam dulu amarah Anda, dan tunggulah sampai Anda sudah tenang sebelum mengajak anak bicara.
Ketika Anda sudah merasa lebih baik, pilihlah waktu di mana anak tidak akan merasa diburu-buru dan tempat di mana Anda bersama pasangan dan anak bisa mengobrol dengan tenang. Pilih waktu yang tepat seperti setelah makan siang atau makan malam ketika Anda sudah berada dalam kepala dingin dan lebih tenang. Suasana yang mendukung bisa membuat Anda dan anak untuk lebih terbuka selama berdiskusi.
Baca Juga: Kenali Bahaya Mengisap Vape di Sekitar Anak-Anak
Cari tahu pemahaman anak tentang vape
Saat berdiskusi dengan anak, orang tua perlu mencari tahu seberapa jauh pemahaman anak mengenai vape. Tanyakan pada anak apa yang mereka tahu tentang vape, mengapa mereka ingin mencobanya, apa yang ingin didapatkan setelah mencoba vape, dan bila mereka mengerti kandungan bahan dalam vape dan bahayanya. Anda juga perlu menanyakan dari mana mereka mendapatkan vape yang dihisap.
Ketika anak mau menjawab pertanyaan Anda, cobalah untuk mendengarkannya terlebih dahulu dan jangan memberi reaksi apapun sampai anak selesai bercerita. Pada usia anak-anak atau remaja, biasanya mereka cenderung mengikuti tren yang sedang populer di sekitarnya termasuk vape.
Jika ini menjadi alasan anak-anak untuk mencoba vape, jelaskan pada anak-anak bahwa mereka tidak perlu mengikuti tren berbahaya hanya untuk terlihat keren atau diterima teman-temannya. Saat berdiskusi dengan anak, gunakan pertanyaan-pertanyaan yang memancing diskusi agar membantu anak-anak untuk berpikir lebih dalam mengenai hal yang sudah dilakukannya.
Jelaskan bahaya vape
Anda perlu menginformasikan pada anak mengenai bahaya vape dan meluruskan informasi bahwa vape juga memiliki bahaya layaknya rokok konvensional. Nikotin pada rokok elektrik dapat memicu kecanduan dan membahayakan bagian otak yang mengontrol fokus dan rentang perhatian, daya ingat, suasana hati dan kontrol impuls. Akibatnya, hal ini dapat meningkatkan kemungkinan anak melakukan perilaku berisiko seperti penggunaan rokok dan narkoba di masa depan.
Ketika mengetahui anak-anak mencoba vape, sebaiknya segera diskusikan dengan anak mengenai risiko penggunaan vape dalam jangka panjang. Semakin cepat anak-anak berhenti menggunakan vape, semakin tinggi peluang mereka untuk berhenti dari kecanduan merokok. Ciptakan suasana diskusi yang nyaman saat membicarakan vape dengan anak agar anak lebih memahami bahaya vape dalam jangka panjang.
Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan, Anda bisa konsultasi ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
American Lung Association. How to talk to your kids about vaping. Available from: https://www.lung.org/getmedia/302f26c0-d4b1-451f-a05a-092a93183b6c/vape-conversation-guide.pdf
Campbell, L. (2019). I Caught My Kid Vaping. What Should I Do Now?. Available from: https://www.healthline.com/health-news/i-caught-my-kid-vaping-what-should-i-do
Better Health. Smoking and vaping: how to discourage your children. Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/smoking-how-to-discourage-your-children
Healthy Children. E-Cigarettes & Vaping: Facts for Parents. Available from: https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/tobacco/Pages/Facts-For-Parents-About-E-Cigarettes-Electronic-Nicotine-Delivery-Systems.aspx
CDC. About Electronic Cigarettes (E-Cigarettes). Available from: https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/about-e-cigarettes.html