• Beranda
  • Self-help
  • Waspada, Penggunaan Empeng pada Bayi Mengganggu Perkembangan Gigi dan Mulut

Waspada, Penggunaan Empeng pada Bayi Mengganggu Perkembangan Gigi dan Mulut

Credit: Freepik. Penggunaan empeng bayi dapat berisiko menyebabkan masalah gigi dan mulut.

Bagikan :


Penggunaan empeng pada bayi kerap kali menjadi dilema di kalangan orang tua. Tak sedikit orang tua yang mengandalkan penggunaan empeng agar bayi menjadi lebih tenang dan nyaman.

Namun banyak juga orang tua yang menolak memberikan empeng agar bayi tidak mengalami ketergantungan. Selain itu, penggunaan empeng juga dikhawatirkan dapat mengganggu pertumbuhan gigi dalam jangka panjang.

 

Risiko Memberikan Empeng pada Bayi

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1900-an, empeng telah banyak digunakan para orang tua untuk membuat anak merasa tenang.

Bayi secara umum memiliki naluri alami untuk mengisap sesuatu seperti jari tangan atau puting ibunya. Karenanya bayi akan selalu merasa aman dan nyaman ketika menyusu atau mengisap empeng sebagai pengganti puting.

Namun seiring berjalannya waktu, para ahli mulai menyoroti efek samping pemberian empeng pada bayi terutama terkait struktur gigi dan mulut anak.

Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa potensi risiko masalah gigi dan mulut pada anak akibat penggunaan empeng terlalu lama:

 

Membuat Susunan Gigi Anak Berantakan (Maloklusi Gigi)

Salah satu risiko yang banyak dialami bayi akibat penggunaan empeng dalam jangka waktu lama adalah terjadinya perubahan susunan gigi pada anak atau maloklusi gigi.

Maloklusi gigi atau yang dikenal juga sebagai gigi berantakan adalah kondisi gigi yang berantakan dan tidak sejajar. Pada maloklusi gigi, gigi menjadi tumpang tindih, tonggos, atau masalah lainnya. Biasanya kondisi ini terjadi ketika si kecil menggunakan empeng hingga lebih dari 2 tahun.

Baca Juga: Di Usia Berapa Anak Sebaiknya Berhenti Ngedot?

 

Selain perubahan tatanan gigi, penggunaan empeng berlebihan juga dapat menyebabkan perubahan bentuk langit-langit karena mulut terbiasa mengakomodasi kehadiran benda asing dalam waktu lama.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang gemar menggunakan empeng, mengisap jempol dan menggunakan dot antara usia 3 dan 4 tahun menunjukkan tanda-tanda maloklusi gigi.

 

Resesi Gingiva dan Gigi Berlubang

Pada kasus parah, kebiasaan menggunakan empeng dapat menyebabkan anak mengalami resesi gingiva (kehilangan gusi) dan gigi berlubang.

Risiko kondisi ini umumnya meningkat pada orang tua yang gemar memberikan makanan dan minuman manis. Gigi dan gusi anak akan terpapar gula sehingga mendorong penumpukan plak dan menyebabkan gigi berlubang.

Baca Juga: Minum Susu dari Botol bisa Merusak Gigi Bayi

 

Tips Menghentikan Penggunaan Empeng pada Bayi

Jika digunakan sesuai aturan dan tidak berlebihan, penggunaan empeng sebenarnya memiliki berbagai manfaat bagi ibu bayi.

Beberapa manfaat penggunaan empeng di antaranya menurunkan risiko mengalami kematian mendadak (sudden infant death syndrome), membantu bayi tidur lebih nyenyak dan membantu proses menyusu pada bayi yang belum terbiasa menyusu.

Untuk menghentikan penggunaan empeng pada bayi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:

Batasi Penggunaan Empeng. Anda dapat membatasi penggunaan empeng dengan membatasi durasi penggunaan empeng atau menjauhkan empeng dari jangkauan anak. Sebaiknya cara ini dilakukan sebelum anak merasa ketergantungan dengan empeng.

Jangan Tergoda dengan Rengekan Anak. Jika Anda ingin membatasi penggunaan empeng, sebaiknya jangan tergoda dengan rengekan anak ketika ia meminta menggunakan empeng. Anda dapat memberi pengertian pada anak bahwa ia kini tidak memerlukan empeng lagi agar anak tidak merasa terlalu tergantung pada empeng.

Jangan Tawarkan Empeng pada Anak. Ketika memutuskan untuk berhenti memberikan empeng pada anak, sebaiknya jangan menawarkan empeng pada anak sama sekali. Dengan cara ini, anak akan melupakan keinginannya menggunakan empeng secara perlahan.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 10:45

Sith-Garcia. (2021). What You Need to Know About Pacifiers and Dental Problems. Available from: https://www.healthline.com/health/pacifier-teeth

Mayo Clinic. Pacifiers: Are they good for your baby?. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/pacifiers/art-20048140

IDAI. (2013). Masalah Penggunaan Dot pada Bayi. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-penggunaan-dot-pada-bayi

Family Doctor. Pacifiers: Benefits and Risks. Available from: https://es.familydoctor.org/pacifiers-benefits-and-risks/

Maypole, M. (2018). 8 Ways to Help Your Child Get Rid of the Pacifier. Available from: https://www.healthline.com/health/baby/how-to-get-rid-of-the-pacifier

 

Clevelnad Clinic. Gum Recession. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22753-gum-recession#