• Beranda
  • Self-help
  • 7 Tahapan Trauma Bonding pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

7 Tahapan Trauma Bonding pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi trauma bonding. Credit: Freepik

Bagikan :


Nornalnya, ketika pasangan melakukan sikap kekerasan, Anda dapat dengan mudah meninggalkan pasangan Anda. Namun ada juga orang-orang yang mengalami trauma bonding yang membuat mereka cenderung sulit untuk melepaskan diri dari hubungan tidak sehat tersebut. Terkadang, seseorang juga tidak menyadari bahwa ia sedang mengalaminya sehingga sulit untuk mengakhiri hubungan dengan pelaku kekerasan tersebut. 

 

Apa Itu Trauma Bonding?

Trauma bonding dapat terjadi sebagai salah satu bentuk respon psikologis korban terhadap pelaku, di mana korban membentuk suatu ikatan dengan pelaku yang sudah menyakiti mereka. Hal ini bisa ditemukan pada hubungan tidak sehat. Pelaku bisa menggunakan taktik manipulasi untuk membuat korban merasa bergantung pada mereka.

Dalam hubungan ini, pelaku bisa melakukan kekerasan secara fisik atau emosional pada korban. Namun kemudian, korban mendapatkan perlakuan manis dan validasi dalam hubungan sehingga menyebabkan korban merasa ada harapan untuk terus melanjutkan hubungan. Terbentuklah keterikatan atau simpati dari korban untuk pelaku. Hal ini sering terjadi dalam hubungan antara kekasih dan suami istri, namun bisa juga terjadi pada hubungan keluarga, persahabatan, atau pekerjaan.

Trauma bonding dalam suatu hubungan ditandai dengan adanya kekerasan atau pelecehan fisik, verbal maupun seksual. Perubahan antara kekerasan dan kebaikan dalam hubungan yang dialami para korban membuat mereka memerlukan waktu yang lama untuk melepaskan diri dari ikatan trauma yang mereka hadapi. 

Baca Juga: Tanda Toxic Relationship, Ini Bahaya Gaslighting dalam Jangka Panjang

 

Tahapan Trauma Bonding

Trauma bonding dapat berlangsung secara bertahap dan terkadang situasi ini tidak disadari oleh korban. Dilansir dari Verywell Mind, berikut ini 7 tahapan trauma bonding yang dapat terjadi dalam sebuah hubungan: 

  • Love bombing: Ini adalah periode bulan madu di mana seseorang dihujani dengan ekspresi kasih sayang yang berlebihan dan dibuat merasa seperti telah bertemu belahan jiwa mereka. Pasangan Anda akan memberi banyak hadiah, pujian dan membuat Anda merasa sangat dicintai.
  • Kepercayaan dan ketergantungan: Pelaku mulai mengambil kendali dan membuat pasangannya merasa bersalah karena meragukan atau mempertanyakan keputusannya.
  • Mulai mengkritik: Pelaku akan mulai menilai kualitas pasangannya kemudian memberi kritik dan mengucapkan kalimat yang merendahkan pasangannya.
  • Gaslighting: Pelaku kekerasan membuat pasangannya mempertanyakan kenyataan dan persepsinya, sering kali menyalahkannya untuk membuat pasangannya merasa bersalah atas suatu hal yang bukan kesalahan mereka.
  • Pengunduran diri: Korban yang dianiaya memilih menyerah dan mulai menuruti tuntutan pasangannya dalam upaya menjaga hubungan tetap utuh.
  • Kehilangan diri sendiri: Korban yang mengalami pelecehan akan merasa kehilangan identitas dan batasan pribadinya, sering kali mengasingkan diri karena kehilangan kepercayaan diri dan harga diri.
  • Kecanduan emosional: Korban akan merasa terbiasa dengan pola konflik-love bombing sehingga korban dapat mati rasa terhadap kekerasan yang dialami dan tidak berpikir untuk pergi.

Baca Juga: Waspada, Love Bombing Sering Dikaitkan Dengan Sikap Manipulatif dalam Pacaran

 

Cara Mengatasi Trauma Bonding

Tidak mudah untuk mengatasi trauma bonding, namun Anda berhak untuk menjalani hubungan yang sehat dengan orang yang mencintai Anda. Bila Anda merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan mengalami trauma bonding, Anda dapat menjalani terapi setelah konsultasi dengan psikolog atau dokter. Terapis akan memperlajari situasi yang Anda alami kemudian merekomendasikan terapi yang sesuai dengan kondisi Anda.

Salah satu jenis terapi yang bisa diberikan pada korban trauma bonding adalah terapi kognitif perilaku (CBT) yang akan menggali penyebab dan mengubah cara pandang Anda pada hubungan yang Anda jalani. Untuk dapat sembuh dari hubungan toksik Anda juga membutuhkan bantuan dukungan dari orang terdekat dan mungkin akan memakan waktu yang lama hingga bertahun-tahun. 

Jika membutuhkan konsultasi dalam hubungan Anda sebaiknya konsultasikan ke dokter atau psikolog. Anda juga dapat memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang dengan mudah diunduh di ponsel. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 4 Oktober 2023 | 14:01

Zoppi. L. (2023). What is trauma bonding?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/trauma-bonding

Porrey. M. (2023). How to Tell if You’re in a Trauma Bonding Relationship. Available from: https://www.verywellhealth.com/trauma-bonding-5210779

Raypole. C., Rush, T. (2023). How to Recognize and Break Traumatic Bonds. Available from: https://www.healthline.com/health/mental-health/trauma-bonding#signs

Laub, E. (2022). The 7 Stages of Trauma Bonding. Available from: https://www.choosingtherapy.com/stages-of-trauma-bonding/