Tongue-Tie

Bagikan :


Definisi

Tongue-tie, atau yang disebut juga dengan ankyloglossia, adalah suatu kondisi bawaan lahir di mana lidah seorang anak tetap menempel di bagian bawah (dasar) mulutnya. Kondisi ini terjadi dikarenakan terdapat jaringan tipis (yang bernama frenulum lingual) yang menghubungkan lidah dan dasar mulut, berukuran lebih pendek dari biasanya. Frenulum yang pendek dapat membatasi pergerakan lidah. Tongue-tie terkadang mungkin tidak menimbulkan masalah, tetapi sering juga dikaitkan dengan terjadinya kesulitan menyusui dan masalah berbicara. Beberapa kasus mungkin memerlukan prosedur bedah sederhana untuk mengoreksinya.

Angka kejadian dari tongue-tie belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian menunjukkan angka kejadian sebesar 3 hingga 5 persen, dengan kisaran 0,1 persen hingga 10 persen, tergantung pada kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi frenulum. Beberapa fasilitas layanan kesehatan melaporkan perkiraan angka kejadian sebesar 25 persen.

 

Penyebab

Tongue-tie dapat mengenai siapa saja dan pada beberapa kasus bersifat turun-temurun (diwariskan dalam keluarga). Kondisi ini terjadi hingga 10 persen pada anak-anak. Tongue-tie sebagian besar menyerang bayi dan anak kecil, tetapi anak yang lebih besar dan orang dewasa juga dapat hidup dengan kondisi tersebut.

Pada kondisi normal, lidah dan dasar mulut menyatu ketika janin tumbuh di dalam rahim. Seiring dengan berkembangnya janin, lidah akan terpisah dari dasar mulut. Pada akhirnya, hanya tersisa sebuah jaringan tipis, yang disebut frenulum atau frenulum lingual, yang menghubungkan bagian bawah lidah ke dasar mulut. Saat bayi tumbuh dan berkembang, frenulum lingual biasanya akan menipis dan menyusut sehingga memungkinkan pergerakan lidah yang bebas. Pada anak yang terkena tongue-tie, frenulum tetap tebal, tidak surut, dan tetap menempel pada bagian bawah lidah sehingga menyulitkan untuk menggerakkan lidah secara bebas. Penyebab dari tongue-tie belum diketahui secara pasti, meskipun pada beberapa kasus telah dikaitkan dengan faktor genetik tertentu.

 

Faktor Risiko

Pada dasarnya tongue-tie dapat terjadi pada siapa saja. Meskipun begitu, tongue-tie lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Tongue-tie juga kadang-kadang bersifat turun-temurun dan diwariskan dalam keluarga. Sebagian besar kasus tongue-tie sering ditemukan saat bayi atau anak kecil.

 

Gejala

Gejala tongue-tie dapat bervariasi mulai dari gejala ringan hingga menimbulkan dampak yang berat. Pada kasus yang berat, posisi lidah mungkin benar-benar menyatu dengan dasar mulut. Dalam beberapa kasus, tongue-tie cukup ringan sehingga gejalanya tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. Anda mungkin dapat melihat apakah bayi Anda mengalami tongue-tie dengan melihat ke dalam mulutnya saat mereka menguap atau menangis, meskipun kondisi ini tidak selalu mudah untuk dikenali.

Pada bayi, gejala tongue-tie yang mungkin timbul, meliputi:

  • Kesulitan menempelkan mulut saat menyusui
  • Cepat lelah saat menyusui
  • Membutuhkan waktu yang lama untuk menyusui
  • Kelaparan terus-menerus
  • Kesulitan menambah berat badan
  • Terdengar bunyi “klik” saat anak sedang menyusu

Pada anak kecil, gejala tongue-tie mungkin termasuk:

  • Tampak kulit tipis atau tebal yang bisa dilihat di bawah lidahnya
  • Tidak bisa menjulurkan lidah melewati bibir saat mulutnya terbuka
  • Tidak bisa mengangkat lidah ke langit-langit mulut
  • Mengalami kesulitan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi
  • Ujung lidah 'berbentuk V' atau 'berbentuk seperti hati'
  • Ujung lidah yang rata atau persegi
  • Gangguan bicara
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan menjilati es krim
  • Kesulitan memainkan alat musik tiup

Ibu menyusui juga mungkin memiliki gejala yang berhubungan dengan tongue-tie, termasuk:

  • Puting pecah-pecah
  • Puting susu terlihat terjepit atau berkerut saat bayi Anda melepaskan mulut dari payudara
  • Puting nyeri saat menyusui
  • Pasokan ASI yang tidak mencukupi
  • Saluran tersumbat atau mastitis (infeksi payudara)

Jika Anda memberikan susu botol pada bayi, gejala tongue-tie yang mungkin timbul pada bayi, meliputi:

  • Bayi menelan banyak udara
  • Bayi cepat lelah saat menyusui
  • Terdapat susu yang menetes dan bocor dari sekitar mulut saat menyusu

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis tongue-tie pada bayi atau anak Anda, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara untuk menanyakan gejala-gejala yang dialami baik pada bayi ataupun yang dialami ibu ketika menyusui. Dokter akan mencurigai suatu tongue-tie pada bayi-bayi yang masih mengalami kesulitan menyusui meskipun ibu telah mempraktekkan teknik menyusui yang benar. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan juga pada ibu, khususnya di daerah payudara. Pada bayi akan diperiksa status gizi, dengan melihat apakah terjadi kenaikan berat badan. Secara spesifik dokter juga akan memeriksa bagian mulut bayi untuk melihat bagaimana kondisi lidah apakah terhubung dengan dasar mulut. Pemeriksaan lidah ini cukup membuktikan dalam menegakkan diagnosis tongue-tie.

 

Tata laksana

Perawatan untuk tongue-tie masih kontroversial. Beberapa dokter dan konsultan laktasi merekomendasikan untuk segera mengoreksinya, bahkan sebelum bayi baru lahir dipulangkan dari rumah sakit. Beberapa dokter lain lebih suka mengambil pendekatan “menunggu dan melihat” gejala dan perkembangan penyakit. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan anak, frenulum lingual dapat mengendur sehingga dapat mengurangi gejala tongue-tie. Pada kasus tertentu, tongue-tie tetap ada tanpa menimbulkan masalah. Dalam beberapa kasus lain, konsultasi dengan konsultan laktasi dapat membantu ibu dalam menyusui, dan terapi wicara dengan terapis wicara dapat membantu meningkatkan kemampuan bicara anak.

Tata laksana bedah pada kasus tongue-tie mungkin diperlukan untuk bayi, anak-anak atau orang dewasa jika telah menyebabkan masalah. Prosedur bedah termasuk frenotomi dan frenuloplasti.

  • Frenotomi

Prosedur pembedahan sederhana yang disebut frenotomi dapat dilakukan dengan atau tanpa pembiusan di rumah sakit atau klinik dokter. Dokter akan memeriksa frenulum lingual dan kemudian menggunakan gunting steril untuk memotong frenulum. Prosedurnya cepat dan ketidaknyamanan yang dirasakan minimal karena hanya terdapat sedikit ujung saraf dan pembuluh darah di frenulum lingual. Meskipun terjadi perdarahan, kemungkinan hanya setetes atau dua tetes darah saja.

Setelah prosedur selesai, bayi dapat segera disusui. Komplikasi frenotomi jarang terjadi, tetapi pada beberapa kasus bisa menyebabkan perdarahan, infeksi, atau kerusakan pada lidah atau kelenjar ludah. Mungkin juga terbentuk jaringan parut atau frenulum menempel kembali ke pangkal lidah.

  • Frenuloplasti

Prosedur yang dikenal sebagai frenuloplasti mungkin direkomendasikan jika perbaikan tambahan diperlukan atau frenulum lingual terlalu tebal untuk dilakukan frenotomi. Frenuloplasti dilakukan dengan pembiusan umum dengan alat bedah. Setelah frenulum dilepaskan, luka biasanya ditutup dengan jahitan yang dapat terserap sendiri saat lidah sembuh.

Kemungkinan komplikasi dari frenuloplasti mirip dengan frenotomi dan jarang terjadi, yaitu perdarahan atau infeksi, atau kerusakan pada lidah atau kelenjar ludah. Jaringan parut mungkin terjadi karena sifat prosedur yang lebih luas, termasuk juga reaksi terhadap pembiusan. Setelah frenuloplasti, latihan menggerakan lidah mungkin direkomendasikan untuk meningkatkan gerakan lidah dan mengurangi potensi jaringan parut.

 

Komplikasi

Tongue-tie dapat memengaruhi perkembangan mulut bayi, serta cara bayi makan, berbicara dan menelan, antara lain:

  • Masalah menyusui. Menyusui diperlukan bayi untuk menjaga lidahnya agar tetap berada di atas gusi bawah saat mengisap. Jika tidak dapat menggerakkan lidah atau mempertahankannya pada posisi yang benar, bayi mungkin akan mengunyah, bukan mengisap puting. Hal ini dapat menyebabkan nyeri puting yang signifikan dan mengganggu kemampuan bayi untuk mendapatkan ASI. Pada akhirnya, menyusui yang buruk dapat menyebabkan nutrisi yang tidak memadai dan gagal tumbuh.
  • Kesulitan berbicara. Tongue-tie dapat mengganggu kemampuan untuk membuat suara tertentu, seperti pengucapan "t", "d", "z", "s", "th", "r" dan "l".
  • Kebersihan mulut yang buruk. Pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, tongue-tie dapat menyulitkan untuk membersihkan sisa makanan dari gigi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan gigi dan radang pada gusi (ginggivitis). Tongue-tie juga dapat menyebabkan terbentuknya celah atau ruang antara dua gigi depan bawah.
  • Gangguan pada gerakan lidah lainnya. Tongue-tie dapat mengganggu aktivitas seperti menjilat es krim, menjilat bibir, berciuman atau memainkan alat musik tiup.

 

Pencegahan

Tidak terdapat cara untuk mencegah tongue-tie secara spesifik. Pada kasus tongue-tie yang berat, diagnosis dan pengobatan dini adalah kunci keberhasilan dalam pemulihan anak.

 

Kapan Harus ke Dokter ?

Konsultasikan bayi atau anak Anda jika memiliki gejala dan tanda tongue-tie yang menyebabkan masalah, seperti kesulitan dalam menyusui, atau kesulitan dalam menggerakan lidah yang mengganggu makan, berbicara, atau kesulitan mencapai gigi belakang. Seorang anak yang mengalami gangguan dalam berbicara juga sebaiknya diperiksa ke dokter untuk menyingkirkan kemungkian adanya tongue-tie.

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 3 Februari 2022 | 11:53

Breastfeeding Challenges. Retrieved 26 Januari 2022, from https://www.nhs.uk/start4life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/breastfeeding-challenges/tongue-tie/

Lindberg, Sara. Tongue-Tie: What It is and How It’s Treated. (2020). Retrieved 26 Januari 2022, from https://www.healthline.com/health/baby/tongue-tie#takeaway

Shargorodsky, Josef. Tongue Tie. (2019). Retrieved 26 Januari 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/001640.htm

Tongue-tie (Ankyloglossia). (2018). Retrieved 26 Januari 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tongue-tie/symptoms-causes/syc-20378452

Tongue-Tie (Ankyloglossia). (2018). Retrieved 26 Januari 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17931-tongue-tie-ankyloglossia

Tongue-tie in Babies. (2018). Retrieved 26 Januari 2022, from https://www.childrens.health.qld.gov.au/fact-sheet-tongue-tie-in-babies/