Xanthoma

Gambaran xanthoma yang muncul di daerah siku

Bagikan :


Definisi

Xanthoma merupakan suatu penyakit kulit berupa adanya pertumbuhan lemak (deposit lemak) di area bawah permukaan kulit. Pertumbuhan lemak yang terjadi dapat timbul di area tubuh manapun, namun terutama ditemukan pada area sendi (lutut dan siku), kaki, tangan, dan bokong. Xanthoma dapat memiliki ukuran yang bervariasi, dimulai dari ukuran kecil seperti biji kedelai hingga besar seperti anggur. Xanthoma yang berukuran besar memiliki diameter lebih dari 7,5 cm.

Xanthoma mempunyai tampilan seperti bintil yang atasnya rata, di bawah permukaan kulit dengan warna kuning atau jingga. Xanthoma jarang membuat penderitanya mengalami rasa nyeri. Meskipun demikian, rasa nyeri saat ditekan dan gatal dapat muncul pada beberapa kasus tertentu. Xanthoma sering ditemukan dalam bentuk kelompok di area yang sama atau tumbuh pada beberapa area permukaan kulit.

Xantelasma palpebra atau xanthoma yang terjadi pada kelopak mata merupakan bentuk xanthoma yang paling sering muncul dan terlihat pada beberapa pasien. Biasanya terjadi tanpa adanya penyakit tertentu di dalam tubuh yang mendasarinya.

Xanthoma dapat diderita oleh semua populasi umur, namun cenderung ditemukan pada pasien dengan usia 20 tahun ke atas dengan adanya penyakit sistemik penyerta seperti hiperkolesterolemia familial (kondisi medis yang ditandai dengan kadar kolesterol yang melebihi batas normal dan diturunkan secara genetik). Sekitar 75% pasien lansia dengan hiperkolesterolemia familial cenderung memiliki xanthoma yang tampak jelas.

 

Penyebab

Xanthoma umumnya disebabkan oleh kadar lemak darah yang melebihi batas normal. Tingginya kadar lemak darah dapat menjadi suatu penanda klinis dari beberapa kondisi medis yang mendasarinya, misalnya:

  • Hiperlipidemia (kadar kolesterol darah yang tinggi)
  • Diabetes (kadar gula darah yang tinggi)
  • Hipotiroidisme (kadar hormon tiroid yang rendah)
  • Sirosis bilier primer (gangguan saluran empedu di organ liver)
  • Kolestasis (gangguan aliran empedu dari organ liver)
  • Sindrom nefrotik (gangguan pada pembuluh darah organ ginjal)
  • Kanker
  • Pankreatitis (radang pada organ pankreas)
  • Efek samping obat-obatan tertentu (misalnya tamoxifen, prednisone, dan siklosporin).

Xanthoma umumnya tidak berbahaya atau mengancam jiwa. Namun, kondisi medis yang mendasari terbentuknya xanthoma perlu dicari tahu lebih lanjut. Xanthoma yang berada di area kelopak mata dikenal dengan xanthelasma.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kerentanan untuk terjadinya xanthoma, diantaranya adalah:

  • Memiliki kondisi medis yang menjadi penyebab dasar terbentuknya xanthoma (misalnya hiperlipidemia, diabetes, hipotiroidisme, sirosis bilier primer, kolestasis, sindrom nefrotik, kanker, pankreatitis atau efek samping obat-obatan tertentu (misalnya tamoxifen, prednisone, dan siklosporin)
  • Kadar kolesterol atau trigliserida darah yang tinggi 

Anda dapat memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter apabila Anda memiliki faktor risiko seperti di atas untuk meminimalkan kemungkinan munculnya xanthoma di masa depan.

 

Gejala

Gejala dan tanda klinis yang dapat muncul pada kasus xanthoma memiliki variasi tertentu pada beberapa penderita. Xanthoma umumnya tampak seperti bintil dengan permukaan rata dan batas tegas dengan warna kuning hingga jingga. Xanthoma dapat ditemukan satuan atau berkelompok sehingga membentuk suatu kluster di area permukaan kulit tubuh tertentu. Gejala yang dapat dirasakan berupa gatal atau nyeri ringan saat ditekan. Meskipun demikian, banyak kasus tidak memiliki gejala yang spesifik.

 

Diagnosis

Diagnosis pada kasus xanthoma biasanya dilakukan melalui wawancara medis menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. Pada wawancara medis, gejala yang dirasakan perlu disampaikan kepada dokter. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan menilai dan memeriksa berdasarkan keluhan yang disampaikan. Pada xanthoma, dokter akan melihat tampilan klinis berupa bintil dengan permukaan yang datar dan berwarna kuning hingga jingga.

Pemeriksaan penunjang seperi biopsi kulit dapat dilakukan dokter untuk memastikan adanya deposit lemak yang berada di bawah permukaan kulit. Selama prosedur biopsi kulit, dokter akan mengambil sebagian sampel jaringan yang tumbuh di kulit Anda lalu mengirimkan sampel tersebut ke bagian laboratorium untuk diperiksakan lebih lanjut. Dokter mungkin juga akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah seperti kadar lemak darah, fungsi liver, dan kadar gula darah untuk mengetahui penyebab yang mendasari munculnya xanthoma.

Setelah melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisisk, dan pemeriksaan penunjang, dokter akan memberikan diagnosis pasti dan akan mengajak Anda untuk diskusi terkait penanganan kasus xanthoma yang diderita.

 

Tata Laksana

Xanthoma dapat dikatakan sebagai tanda klinis dari kondisi medis tertentu sehingga penyebab yang mendasari munculnya xanthoma perlu dikenali. Apabila penyebab yang mendasari telah diketahui, maka tata laksana yang lebih spesifik dapat diberikan sehingga diharapkan xanthoma tidak akan muncul lagi di masa depan atau minimal tidak akan bertumbuh lebih besar. Kadar gula dan kolesterol darah yang normal dan terkontrol dengan baik cenderung berisiko minimal terhadap munculnya xanthoma.

Penanganan apabila xanthoma ingin dihilangkan dari area tubuh adalah dengan berbagai macam alat seperti pembedahan untuk mengangkat xanthoma, bedah laser, atau pengolesan zat kimia dengan asam trikloroasetat yang dilakukan oleh dokter. Anda perlu memeriksakan diri dan diskusi dengan dokter Anda di fasilitas kesehatan terdekat untuk memilih penanganan yang sesuai sehingga diharapkan Anda akan memenuhi ekspektasi mengenai hasil luaran dari penanganan yang sudah dipilih bersama-sama.

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh xanthoma umumnya sangat jarang terjadi. Pertumbuhan xanthoma termasuk pertumbuhan yang jinak dan tidak nyeri. Meskpun demikian, xanthoma bisa jadi merupakan penanda adanya penyakit medis yang mendasarinya sehingga perlu dikenali lebih dini agar dapat ditata laksana dengan tepat dan sesuai. Apabila telah diketahui penyakit medis yang mendasarinya, maka komplikasi yang mungkin dapat timbul akibat adanya penyakit medis yang mendasari munculnya xanthoma tidak terjadi atau memperberat kondisi xanthoma.

 

Pencegahan

Penyakit xanthoma telah diketahui memiliki penyebab yang umumnya berupa adanya peningkatan dari kadar kolesterol dan trigliserida darah. Oleh karena itu, ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Berikut langkah-langkah yang dapat anda lakukan:

  • Hindari makan makanan yang tinggi kandungan lemak
  • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan sehat
  • Olahraga rutin minimal 3-5 kali per minggu dengan waktu minimal 30 menit
  • Hindari merokok
  • Istirahat cukup minimal 8 jam per hari
  • Kelola stres dengan baik
  • Rutin melakukan pengecekan gula darah dan kolesterol darah

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda memiliki xanthoma pada area permukaan kulit Anda, sebaiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis dermatologi dan venerologyi (Sp.DV) atau dokter spesialis kulit dan kelamin (Sp.KK) sebab adanya xanthoma bisa saja menandakan suatu penyakit yang mendasari terbentuknya xanthoma pada diri Anda dan memerlukan penanganan yang tepat terhadap penyakit yang mendasari terbentuknya xanthoma. Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dari penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang tepat dan sesuai kebutuhan.

Writer : dr Apri Haryono Hafid
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 22:02

Medline Plus. Xanthoma. April 2021. https://medlineplus.gov/ency/article/001447.htm

Bell A, Shreenath AP. Xanthoma. [Updated 2021 Sep 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562241/

Healthline. Xanthoma. September 2019. https://www.healthline.com/health/xanthoma