Global Growth and Developemental Delay

Global Growth and Developemental Delay

Bagikan :


Definisi

Gangguan tumbuh dan kembang anak atau yang sering disebut dengan Global growth and developemental delay (GDD) adalah kondisi individu dimana mengalami gangguan dalam bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usia. Sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan, namun dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalan pertumbuhan fisik yaitu malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial atau motorik.

Angka dari gangguan tumbuh dan kembang di dunia pada tahun 2016 diperkirakan sebanyak 52,9 anak  terutama di negara berpenghasilan rendah, maka angka kejadian gangguan tumbuh kembang akan meningkat. Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan lkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Permasalahan tumbuh kembang masih sangat rentan dan hal ini ditentukan dari 1000 hari pertama kehidupan.

 

Penyebab

Ada beberapa penyebab gangguan tumbuh kembang anak. Berikut ini merupakan penyebab gangguan tumbuh dan kembang anak:

Antenatal

  • Penyakit turunan, seperti Fragile X syndrome, sindrom Down, atau kelainan mikrodelesi dan duplikasi kromosom
  • Infeksi pada trimester awal kehamilan, Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan tumbuh dan kembang anak. Infeksi pada trimester awal kehamilan berupa rubella, citomegalovirus, toxoplasmosis
  • Infeksi pada trimester akhir kehamilan, Infeksi ini berupa varicella, HIV, malaria dan lainya.
  • Kehamilan anak pertama
  • Kehamilan dengan jarak yang sedikit
  • Kehamilan pada remaja
  • Gangguan pembuluh darah seperti perdarahan dan sumbatan
  • Penggunaan obat seperti obat anti-epilepsi dan sitotoksik
  • Racun seperti merokok, alkohol dan penggunaan opioid
  • Kemiskinan, Hal ini menjadi permasalahan termasuk di Indonesia yang merupakan negara yang masih berkembang

 

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit rubella, Anda dapat membacanya di sini: Rubella - Definisi, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

 

Perinatal

  • Intrauterine Growth Restriction (IUGR), kelahiran prematur, dan penyakit periventricular leukomalasia
  • Hypoxic-Ischemic Encephalopathy (HIA)
  • Gangguan metabolik seperti hipoglikemia, peningkatan bilirubin dan lainya
  • Kemiskinan

 

Post Natal

  • Kelainan metabolik seperti hipoglikemia, hiponatremia atau hipovolemia
  • Gangguan metabolisme bawaan
  • Keracunan, seperti keracunan arsenik
  • Kemiskinan
  • Malnutrisi terutama defisiensi multivitamin dan mineral seperti zat besi, asam folat, vitamin D, dan kalsium

 

Baca selengkapnya mengenai asam folat, di sini: Vitamin B9 (Asam Folat) - Kontraindikasi, Efek Samping dan Interaksi Obat

 

Faktor Risiko

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor yang harus dilihat secara komprehensif agar anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.  Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

Faktor dari Dalam (Internal)

  • Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus
  • Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja
  • Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dibanding anak laki laki, tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
  • Genetik. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil (dwarfisme)

 

Faktor dari Luar (Eksternal)

  • Faktor Prenatal
    • Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan memengaruhi pertumbuhan janin.
    • Mekanis. Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
    • Toksin/zat kimia. Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin dan thalidomide dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
    • Endokrin. Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
    • Radiasi. Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
    • Infeksi. lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.
    • Kelainan kekebalan tubuh. Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

 

Anda dapat membaca lebih lengkap mengenai mikrosefali, di sini: Mikrosefali - Definisi, Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

 

  • Faktor Pasca Persalinan
    • Gizi. Gizi merupakan hal paling penting untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
    • Penyakit kronis dan kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
    • Lingkungan fisik dan kimia. Lingkungan sering disebut tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (timbal, merkuri, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
    • Psikologis. Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
    • Endokrin. Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
    • Sosio-ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
    • Lingkungan pengasuhan. Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat memengaruhi tumbuh kembang anak.
    • Stimulasi. Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
    • Obat-obatan. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

 

Gejala

Terdapat gejala dengan tanda mayor dan minor untuk gangguan gangguan tumbuh kembang diantaranya:

Tanda Mayor

  • Terdapat gangguan keterampilan perilaku khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, dan pikososial), serta pertumbuhan fisik terganggu dimana tinggi berdasarkan usia dibawah < 2 SD (standar deviasi) menurut WHO

 

Tanda Minor

  • Afek (emosi) datar
  • Tidak mampu melakukan perawatan diri sesuai usia
  • Respon sosial lambat
  • Kontak mata terbatas
  • Nafsu makan menurun
  • Lesu
  • Mudah marah
  • Regresi
  • Pola tidur terganggu pada bayi

 

Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis GDD, dokter akan melakukan pemeriksaan anamnesis atau wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Wawancara Medis

Wawancara medis adalah wawancara yang dilakukan antar dokter dan pasien. Dokter akan bertanya mengenai:

  • Gejala yang dialami saat ini
  • Riwayat penyakit terdahulu
  • Riwayat kehamilan dan kelahiran
  • Riwayat pertumbuhan anak terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
  • Riwayat imunisasi dan nutrisi
  • Riwayat penyakit keluarga

Dokter juga akan melihat buku KIA atau Kartu Ibu dan Anak untuk melihat secara komprehensif mengenai riwayat ANC pasien, prenatal, post natal dan riwayat penyakit lainya. Anak berbeda dari orang dewasa. Maka dari itu, Dokter akan melihat secara komprehensif apa yang menjadi faktor penyebab dari kegagalan tumbuh kembang anak tersebut.

 

Pemeriksaan Fisik

Setelah melakukan wawancara medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum dan khusus. Pada pemeriksaan fisik umum, dokter akan menilai berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan body mass index (BMI). Selanjutnya, pada pemeriksaan fisik khusus dokter akan memeriksa seluruh fisik anak dan juga status neurologi.

 

Pemeriksaan Penunjang

Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang jika memang diperlukan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan berupa:

  • Pemeriksaan Laboratorium
    • Darah Lengkap
  • Pemeriksaan Radiologi
    • Rontgen X-ray
    • CT Scan
    • MRI (Magnetic Resonance Imaging)

 

Tata Laksana

Pengobatan pada anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang sesuai penyebab dan faktor yang memengaruhinya. Dokter akan melakukan catch up untuk pertumbuhan dan perkembangan si Anak. Namun orang tua merupakan faktor terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dokter akan memberikan edukasi yang tepat untuk mengejar pertumbuhan dan perkembangan si anak.

 

Komplikasi

Kebanyakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak terkejar tanpa komplikasi. Namun, apabila tidak dikejar dengan baik maka anak akan mengalami:

  • Penurunan kualitas akademik di masa depan
  • Stunting
  • Gizi buruk

 

Pencegahan

Untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

  • Lakukan pemeriksaan rutin untuk ibu hamil
  • Anak mendapatkan ASI yang cukup
  • Anak mendapatkan imunisasi sesuai anjuran dokter
  • Pantau lingkar kepala anak, pertumbuhan yang baik yaitu sebanyak 2 cm dalam tiga bulan pertama, 1 cm dalam tiga bulan kedua dan 0,5 cm dalam 6 bulan berikutnya
  • Komunikasi dan hubungan interaksi anak dan orang tua harus diawasi
  • Jangan menggunakan obat tanpa seizin dokter
  • Jika anak dirawat oleh pengasuh, maka pengasuh anak sebaiknya sehat dan terlatih

 

Kapan Harus ke Dokter?

Seorang anak harus di lakukan pemeriksaan rutin dan berkala untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di Indonesia, buku pedoman untuk ibu dan anak harus benar-benar diterapkan dengan baik dan benar. Jika terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak, segera konsultasi ke dokter anak spesialis tumbuh kembang.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Selasa, 10 Januari 2023 | 04:55

Kemenkes. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2020.

Khan I, Leventhal BL. Developmental Delay. [Updated 2022 Jul 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562231/

Soetjiningsih, AK. Tumbuh Kembang Anak. Fakultas Kedokteran

Van, I., Colla, S., Leeuwen, K. Van, Vlaskamp, C., Ceulemans, E., Hoppenbrouwers, K., ... Maes, B. 2017. “Developmental Delay”. Research in Developmental Disabilities, 64(April), 131–142. https://doi.org/10.1016/j.ridd.2017.04.002