Permainan trampolin bagi anak-anak merupakan salah satu permainan yang menyenangkan. Sensasi memantul yang dirasakan saat menjejakkan kaki ke trampolin dapat memicu adrenalin sehingga permainan ini banyak digemari oleh anak-anak. Meskipun menyenangkan, namun permainan trampolin ternyata memiliki sejumlah risiko yang mengintai. Apa saja?
Amankah Permainan Trampolin untuk Anak-Anak?
Permainan trampolin pada dasarnya merupakan salah satu aktivitas yang dapat melatih kemampuan motorik kasar anak. Biasanya permainan ini dijumpai di taman bermain atau di alam terbuka. Saat ini telah tersedia trampolin mini yang bisa Anda letakkan di dalam rumah. Namun permainan ini tidak dianjurkan untuk anak-anak kelompok usia tertentu.
Dilansir dari Mayo Clinic, American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasikan penggunaan trampolin di dalam rumah. Menurut AAP, permainan trampolin juga tidak dianjurkan untuk anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun. Meskipun demikian, anak-anak usia 5-9 tahun juga memiliki risiko patah tulang, keseleo dan cedera lainnya saat bermain trampolin.
Tulang anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun cenderung masih muda, belum cukup kuat dan lebih lembut. Gerakan lompat memantul dari trampolin dapat menyebabkan tulang menerima tekanan dari berat tubuh secara berulang. Akibatnya, anak rentan mengalami terkilir dan patah tulang. Usia yang aman untuk bermain trampolin adalah usia remaja dan dewasa, namun tetap dalam pengawasan dan keamanan yang baik.
Dilansir dari Cleveland Clinic, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa risiko anak cedera akibat trampolin mencapai angka 100 ribu kasus per tahun. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa:
- Anak-anak usia di bawah 6 tahun memiliki risiko 14 kali mengalami cedera dibandingkan anak yang lebih dewasa
- Sebagian besar cedera trampolin terjadi ketika beberapa anak melompat bersama dalam satu waktu
- Jatuh adalah penyebab terbesar cedera dari trampolin. Menurut AAP, jungkir balik saat melompat dan jungkir balik yang gagal sering menjadi penyebab cedera tulang belakang leher dengan cedera permanen.
Tips Aman Bermain Trampolin
Meskipun memiliki sejumlah risiko, namun bermain trampolin sebenarnya memiliki sejumlah manfaat seperti meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, melatih kebugaran, baik untuk latihan kardiovaskular dan pembentukan otot. Namun, Anda perlu benar-benar memerhatikan keselamatan anak saat bermain trampolin.
Jika si kecil ingin bermain trampolin, berikut ini beberapa tips aman bermain trampolin yang bisa Anda terapkan:
1. Gunakan Jaring Pengaman di Sekeliling Trampolin
Salah satu penyebab utama cedera trampolin adalah terjatuh. Untuk menghindari anak jatuh ke luar area trampolin, pasang jaring dan di sekeliling trampolin agar mencegah anak melompat ke luar. Jika anak bermain trampolin di rumah, pastikan trampolin berada di area lega tanpa ada halangan saat melompat. Beri bantalan empuk di sekitar trampolin agar anak aman untuk mendarat
2. Pasang Trampolin di Permukaan Tanah yang Stabil
Pastikan trampolin diatur jarak yang aman dari pohon, tiang dan bahaya lainnya. Selain itu pastikan lahan tempat meletakkan trampolin cukup kuat dan berada di tanah yang stabil dan kokoh.
3. Batasi Aktivitas Trampolin
Pastikan hanya anak usia 6 tahun ke atas atau remaja yang boleh mencoba trampolin. Jangan biasakan anak-anak untuk terbang jungkir balik saat melompat di atas trampolin tanpa pengawasan dan alat pelindung.
Permainan trampolin memang menyenangkan dan digemari oleh anak-anak hingga dewasa. Namun permainan trampolin dapat berisiko bagi anak-anak di bawah 6 tahun. Pastikan anak-anak berada dalam pengawasan saat bermain trampolin dan segera periksakan ke dokter jika mengalami cedera.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma