Kebiasaan menunda pekerjaan terkesan seperti hal yang sepele dan bisa dialami siapa saja. Namun tahukah Anda bahwa kebiasaan menunda pekerjaan (procrastinator) ternyata berkaitan dengan masalah kesehatan mental? Bagaimana kedua hal tersebut berhubungan dan bisakah kebiasaan menunda pekerjaan diatasi? Simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Procrastinator?
Setiap orang pasti pernah menunda suatu pekerjaan hingga saat-saat terakhir menjelang deadline. Anda mungking tidak sedang mood untuk mengerjakannya, sedang bosan, stres atau murni karena faktor ketidaksengajaan seperti lupa. Orang yang gemar menunda sesuatu disebut procrastinator. Ada yang berpikir bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas mereka di menit terakhir sehingga mereka menunda melakukan tugasnya.
Pada beberapa kasus, kegiatan menunda atau procrastination bukanlah satu masalah serius. Namun bila hal ini sangat sering terjadi dan sampai mengganggu kehidupan Anda, Anda harus berhati-hati. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan menunda sesuatu bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki masalah mental.
Baca Juga: Beda Depresi pada Remaja dan Orang Dewasa, Apa Saja?
Bagaimana Kebiasaan Menunda Berhubungan dengan Kesehatan Mental?
Kebiasaan menunda sesuatu sebenarnya tidak berbahaya dan bukan menjadi suatu gejala masalah kesehatan mental. Namun pada beberapa kasus tertentu, kebiasaan menunda bisa menandakan Anda mengalami masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi, OCD atau ADHD.
Depresi
Kebiasaan menunda ini sebenarnya bukanlah gejala dari depresi, namun bisa dikaitkan dengan beberapa gejala depresi. Pasien depresi bisa memiliki energi yang rendah dan kekurangan motivasi. Mereka dapat lalai dari tanggung jawabnya karena tidak bisa mengumpulkan motivasi untuk menyelesaikan tugas mereka.
Depresi juga membuat seseorang merasa ragu akan kemampuan dirinya sendiri. Perasaan putus asa, tidak berdaya dan tidak ada tenaga untuk menyelesaikan sebuah tugas hingga selesai bisa memperburuk depresi.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Depresi dan Pemicunya
OCD (Gangguan Obsesif Kompulsif)
Pasien dengan gangguan obsesif kompulsif bisa memiliki kecenderungan untuk menjadi procrastinator. Pengidap OCD umumnya memiliki karakteristik perfeksionisme maladaptif, di mana mereka takut untuk membuat kesalahan baru dan ragu-ragu apakah bisa melakukan sesuatu dengan benar.
Pengidap OCD sering terbebani dengan ekspektasi orang terhadap diri sendiri sehingga menyebabkan orang mudah bimbang dan suka menunda-nunda, alih-alih membuat keputusan dan mengerjakan sesuatu sesegera mungkin.
ADHD (Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktif)
Pengidap ADHD juga sering dikaitkan dengan kebiasaan menunda pekerjaan. Salah satu tanda seseorang mengalami ADHD adalah susah untuk fokus pada suatu hal dan memiliki kesulitan dalam manajemen waktu. Ketika mereka mudah terdistraksi pada satu atau lain hal, mereka menjadi kesulitan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Tips Mengatasi Kebiasaan Menunda
Kebiasaan menunda pekerjaan meski tidak berbahaya namun hal ini dapat menimbulkan efek samping seperti stres, masalah dalam hubungan sosial dan pekerjaan, terasingkan dari lingkungan keluarga dan teman, atau membayar denda yang lebih banyak karena keterlambatan.
Untuk mengatasi kebiasaan menunda, ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
- Membuat daftar yang harus dilakukan secara lengkap berisikan rincian tugas yang perlu dikerjakan beserta tenggat waktunya. Jika perlu, atur pengingat agar tugas Anda tidak terbengkalai.
- Anda tidak perlu langsung mengerjakan tugas yang besar dan dapat membuat Anda merasa terbebani. Bagi tugas besar tersebut menjadi tugas-tugas kecil sehingga lebih mudah dikerjakan.
- Singkirkan hal-hal yang mengganggu fokus Anda. Apabila gangguan tersebut berasal dari notifikasi ponsel dan sosial media, maka matikan ponsel Anda selama beberapa saat hingga pekerjaan selesai.
- Maafkan diri Anda terkait kebiasaan menunda Anda di masa lalu. Percayai diri Anda mulai dari sekarang bahwa Anda bisa menyelesaikan tugas Anda tepat waktu.
Meskipun berkaitan, memiliki kebiasaan menunda tidak selalu berarti Anda memiliki masalah kesehatan mental. Untuk mendiagnosis Anda memiliki kesehatan mental dibutuhkan rangkaian pemeriksaan melalui psikiater. Anda juga dapat berkonsultasi menggunakan aplikasi kesehatan AiCare yang berbasis kecerdasan buatan.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Raypole, C. (2021). How to (Finally) Break the Cycle of Chronic Procrastination. Available from: https://www.healthline.com/health/mental-health/chronic-procrastination.
Good Therapy. Prcrastination. Available from: https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/procrastination.
Gillete, H. (2022). Procrastination: A Cause or Symptom of Depression?. Available from: https://psychcentral.com/depression/depression-and-procrastination-symptoms.
Boyes, A. (2019). Why Depression and Procrastination Are Linked. Available from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-practice/201909/why-depression-and-procrastination-are-linked.
Cherry, K. (2022). What Is Procrastination?. Available from: https://www.verywellmind.com/the-psychology-of-procrastination-2795944.