Depresi bukan hanya bisa dialami oleh orang dewasa, namun juga pada usia remaja. Sering kali depresi pada remaja tidak mendapat perhatian khusus karena banyak orang tua menganggap perubahan perilaku anak tersebut diakibatkan oleh perubahan hormon yang wajar untuk usianya.
Padahal, depresi pada remaja perlu mendapatkan penanganan khusus. Kondisi perkembangan psikologis remaja yang belum matang membuat anak rentan memberontak dan melakukan hal-hal yang berbahaya seperti bunuh diri, minum minuman keras, dan penyalahgunaan narkotika.
Perbedaan Gejala Depresi pada Remaja dan Orang Dewasa
Gejala depresi pada orang dewasa sering ditandai dengan rasa sedih yang mendalam dan kehilangan minat akan sesuatu. Pada remaja, gejala depresi lebih dominan ditandai dengan gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut. Dilansir dari Verywell Mind, beberapa gejala depresi pada remaja di antaranya:
Mudah marah
Jika pada orang dewasa biasanya menunjukkan rasa sedih jika mereka mengalami depresi, maka pada anak remaja tanda yang lebih sering terlihat adalah mereka mudah tersinggung. Anak-anak remaja akan menunjukkan perilaku mudah marah, menentang dan membangkang kepada orang-orang termasuk para orang tua.
Perubahan suasana hati yang biasa terlihat pada orang dewasa yang depresi cenderung tidak terlihat. Namun anak remaja dapat menunjukkan sikap mudah marah yang diiringi dengan pembangkangan.
Perubahan nilai akademis
Anak remaja yang mengalami perubahan nilai akademik dapat mengalami penurunan nilai yang drastis. Meskipun demikian, ini tidak selalu terjadi. Beberapa remaja tetap dapat menunjukkan prestasi akademis yang baik meskipun mereka sedang dilanda depresi.
Apabila Anda mendapati nilai anak di sekolah mengalami penurunan, disertai laporan perubahan sikap negatif saat di sekolah, Anda perlu waspada hal tersebut merupakan tanda anak mengalami depresi.
Sensitif terhadap kritik
Remaja umumnya bersikap kritis pada satu dan lain hal di sekitarnya. Namun pada remaja yang depresi, terkadang hal ini dapat menyebabkan sensitivitas terhadap kritik yang lebih tajam.
Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan remaja untuk menolak aktivitas dimana mereka rentan mendapatkan kritik seperti misalnya menjadi pemimpin kelompok atau kapten tim basket. Tanpa disadari, hal ini dapat menghambat perkembangan anak menjadi sosok yang berprestasi atau menghambat perkembangan potensi dirinya.
Menarik diri dari lingkungan sosial
Pada orang dewasa yang mengalami depresi biasanya akan menarik diri dari lingkungan sosial. Pada anak remaja, biasanya mereka akan menarik diri dari dunia nyata dan menghabiskan waktu di dunia maya.
Dunia maya yang memungkinkan seseorang untuk lebih diterima masyarakat meskipun bersifat anonim membuat remaja lebih senang menghabiskan waktu di sana. Sementara di dunia nyata, remaja bisa berhenti bermain dengan teman-teman atau bahkan anggota keluarga tertentu.
Selain tanda-tanda depresi di atas, remaja yang depresi juga dapat mengalami kepercayaan diri yang rendah, sulit konsentrasi dan merasa tidak punya harapan hidup di masa mendatang.
Depresi merupakan permasalahan serius pada remaja. Gejala depresi tidak akan membaik dengan sendirinya tanpa penanganan yang tepat. Apabila Anda merasa anak remaja Anda mengalami tanda-tanda depresi sebaiknya mulai bicarakan padanya dan tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk membuatnya merasa lebih baik.
Anda bisa membicarakan hal ini dengan pihak sekolah, dokter dan psikolog remaja untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Semakin dini deteksi dan penanganan depresi pada remaja, Anda dapat menyelamatkan masa depannya.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina