Kecanduan Judi, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Kecanduan Judi, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi menang judi online. Credit: Freepik

Bagikan :


Kecanduan judi, terutama dalam bentuk judi online belakangan ini kian marak terjadi di masyarakat. Tak sedikit pelaku judi yang rela mencari pinjaman uang demi terus berjudi. Seperti apa tanda-tanda kecanduan judi dan apakah seseorang yang kecanduan judi bisa sembuh? Simak ulasannya berikut ini.

 

Tanda-Tanda Seseorang Kecanduan Judi

Judi adalah permainan yang mempertaruhkan sesuatu demi mendapatkan uang. Ada beragam bentuk judi yang populer di masyarakat yaitu judi togel, judi kartu, judi bola, adu ikan cupang, sabung ayam, hingga yang populer saat ini adalah judi online.

Dalam judi, ketika Anda menang, Anda akan merasa senang. Sistem reward di otak bisa terpengaruh dan mulai terjadi lonjakan dopamin. Lonjakan dopamin yang banyak bisa memberikan efek yang buruk terhadap perasaan dan perilaku Anda. Hal ini bisa membuat Anda masuk ke dalam suatu siklus di mana Anda kembali melakukan judi untuk merasakan kembali kesenangan yang pernah Anda alami.

Ketika seseorang mulai mencari kesenangan hanya dari judi dan bukan dari aktivitas lain yang lebih sehat, seiring berjalannya waktu, kebiasaan berjudi bisa membuat Anda mulai tidak peka terhadap efek kesenangan yang diberikan. Para penjudi mulai melakukan taruhan terus-menerus bahkan dengan nominal yang lebih besar, untuk bisa merasakan kesenangan yang sama seperti dulu.

Pada orang yang kecanduan berjudi, mereka sudah tidak bisa mengontrol hasrat untuk berjudi bahkan ketika kebiasaan itu sudah sangat memengaruhi hidupnya. Jika tidak memiliki dana yang cukup, pelaku judi dapat melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan uang untuk judi tersebut. Bukan hanya mengganggu kondisi keuangan, namun kecanduan judi juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental. Pada tingkat yang parah, pelaku judi dapat mengalami berbagai masalah kesehatan mental seperti depresi, stres dan gangguan kecemasan.

Dilansir dari laman Yale Medicine, seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan kecanduan judi jika selama lebih dari 12 bulan mengalami setidaknya 4 dari 9 kriteria gangguan judi menurut American Psychiatric Association berikut ini:

  • Merasa perlu untuk meningkatkan taruhan judi dengan jumlah uang yang semakin banyak untuk mencapai kesenangan yang diinginkan
  • Gelisah atau uring-uringan ketika mencoba mengurangi atau berhenti berjudi
  • Berulang kali mencoba mengendalikan, mengurangi, atau menghentikan perjudian namun gagal
  • Sering disibukkan dengan perjudian, ditandai dengan terus-menerus memikirkan kemenangan di masa lalu, mencari cara mendapatkan uang untuk berjudi, dan lain-lain
  • Berjudi ketika merasa tertekan, cemas atau depresi
  • Setelah kalah dalam perjudian, sering kali mencoba kembali untuk balas dendam 
  • Berbohong untuk menyembunyikan sejauh mana keterlibatannya dalam perjudian
  • Sudah membahayakan atau bahkan kehilangan pekerjaan, pendidikan, keluarga atau hubungan sosial karena perjudian
  • Mengandalkan bantuan orang lain untuk menyediakan uang dalam berjudi 

Jika Anda merasa Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda mengalami gejala di atas maka sebaiknya konsultasikan ke dokter atau psikolog. 

Baca Juga: Cara Mencegah Anak Kecanduan Bermain Ponsel

 

Penyebab dan Faktor Risiko Kecanduan Judi

Belum diketahui penyebab seseorang dapat mengalami kecanduan judinamun para ahli berpendapat faktor genetik, biologis dan lingkungan dapat memengaruhi rasa candu seseorang pada sesuatu termasuk judi. 

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kecanduan judi di antaranya:

  • Jenis kelamin

Pria diketahui lebih berisiko mengalami masalah kecanduan judi dibanding perempuan. Menurut penelitian, pria lebih tertarik pada bentuk perjudian yang bersifat strategis seperti bertaruh dalam olahraga atau permainan kartu. Namun saat ini pola perjudian antara pria dan wanita sudah menjadi semakin mirip.

  • Usia

Kecanduan judi lebih banyak ditemukan pada anak muda dan orang-orang paruh baya. Berjudi selama anak-anak atau remaja juga bisa meningkatkan risiko mereka mengalami kecanduan berjudi di kemudian hari. Banyak gangguan judi yang dimulai saat masih remaja.

  • Keluarga

Individu yang memiliki orang tua dengan masalah judi akan lebih mungkin untuk mengalami masalah yang sama di kemudian hari. Diduga ada hubungan antara faktor genetik dengan kecanduan berjudi, walaupun munculnya masalah ini pada seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik saja. Ada kombinasi antara faktor genetik dan faktor lingkungan yang berpengaruh.

  • Kepribadian seseorang

Orang yang cenderung gelisah, mudah bosan, pekerja keras, atau sangat kompetitif mungkin berisiko lebih besar terkena gangguan kecanduan judi.

Baca Juga: Mengapa Seseorang bisa Kecanduan Pornografi?

 

Bisakah Kecanduan Judi Disembuhkan?

Dilansir dari Cleveland Clinic, FDA mengungkapkan bahwa belum ada obat-obatan untuk menghentikan kecanduan judi. Namun beberapa obat-obatan dapat diberikan utuk mengatasi kecemasan dan depresi akibat kecanduan berjudi. Seperti kasus kecanduan lainnya, kecanduan judi dapat disembuhkan dengan pendekatan psikoterapi atau bergabung dengan komunitas penyintas kecanduan. 

Dalam psikoterapi, terapis akan membantu Anda mengenali beberapa hal berikut: 

  • Membantu mengendalikan kecanduan judi
  • Menangani stres dengan cara yang sehat
  • Menemukan cara lain untuk menghabiskan waktu Anda
  • Mengelola keuangan Anda dengan lebih baik.
  • Memulihkan hubungan dengan orang terdekat
  • Mempertahankan pemulihan dan hindari pemicunya
  • Mengatasi kondisi kesehatan mental lainnya yang mungkin memengaruhi kecanduan 

Saat ini, maraknya judi online dan masalah kecanduan yang ditimbulkannya dapat menyebabkan gangguan finansial dan mental. Jika Anda pernah mencoba judi online dan merasa ketagihan, sebaiknya coba hentikan selagi dini. Anda dapat berkonsultasi ke dokter atau memanfaatkan fitur konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Rabu, 4 Oktober 2023 | 04:50