Baik wasir dan fisura ani sama-sama dapat ditandai dengan anus yang berdarah. Fisura ani, atau luka di anus dapat ditandai dengan anus yang berdarah atau munculnya darah ketika Anda buang air besar. Gejala ini juga dapat dijumpai pada wasir atau ambeien. Simak artikel berikut untuk mengetahui perbedaan antara wasir dan fisura ani.
Perbedaan Antara Wasir dan Fisura Ani
Wasir dan fisura ani sering ditandai dengan gejala yang sama, yaitu anus yang berdarah. Namun sebenarnya wasir dan fisura ani adalah kondisi yang berbeda. Wasir adalah kondisi dimana pembuluh darah di anus dan bagian ujung rektum membengkak. Sedangkan fisura ani adalah adanya robekan atau luka di anus, biasanya disebabkan oleh sembelit atau diare.
Berikut ini beberapa perbedaan antara wasir dan fisura ani:
Gejala
Wasir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wasir internal dan eksternal. Wasir internal adalah kondisi dimana terjadi pembengkakan pembuluh darah di dalam anus dan tidak tampak dari luar, sebaliknya pada wasir eksternal adalah pembengkakan yang terjadi di sekitar kulit anus dan dapat terlihat atau teraba dari luar. Gejala wasir eksternal antara lain gatal, kemerahan atau nyeri di sekitar anus, terasa benjolan di anus dan adanya perdarahan setelah BAB.
Pada fisura ani, gejala yang dapat muncul antara lain:
- Terjadinya pendarahan dari rektum
- Nyeri saat buang air besar
- Nyeri yang berlangsung berjam-jam setelah buang air besar
- Rasa tidak nyaman atau terasa nyeri tekan di area anus
Baca Juga: Penyebab Ambeien (Wasir) saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Penyebab
Wasir memiliki beberapa penyebab yang sama dengan fisura, namun ada beberapa penyabab lain yang dapat menyebabkan wasir bisa berkembang. Penyebab pasti wasir belum dapat diketahui namun beberapa hal yang dapat memicu wasir antara lain:
- Sembelit
- Diare
- Kebiasaan mengangkat barang berat
- Kebiasaan mengejan, akibat diare atau sembelit
- Kehamilan yang dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot dasar panggul
Pada fisura ani, robekan pada anus dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti sembelit atau konstipasi. Cedera ini bisa terjadi akibat diare dan juga beberapa kondisi kesehatan lainnya seperti:
- Infeksi menular seksual
- Penyakit radang usus
- Infeksi virus HIV
- Melahirkan
- Trauma lainnya
- Infeksi tuberkulosis
Baca Juga: Kapan Wasir Perlu Dioperasi dan Bisakah Muncul Kembali?
Penanganan
Penanganan fisura ani dapat dilakukan dengan melakukan pengobatan rumahan seperti melakukan sitz bath, makan makanan berserat, dan minum lebih banyak air untuk melancarkan buang air besar. Anda juga dapat mengonsumsi suplemen serat dan pelunak feses namun sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum konsumsi suplemen.
Dokter juga dapat meresepkan obat pereda nyeri yang dioleskan langsung ke anus. Jika fisura ani tidak membaik dengan pengobatan rumahan dan obat-obatan yang diberikan dokter maka sebaiknya periksakan kembali ke dokter. Dokter dapat merekomendasikan tindakan untuk mengatasi fisura ani.
Sementara itu penanganan wasir perlu disesuaikan dengan stadiumnya. Pada wasir ringan atau stadium awal umumnya dapat mereda dengan sendirinya. Namun pada wasir stadium 2 hingga akhir, dokter dapat merekomendasikan konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup dan pola makan serta pembedahan sesuai kondisi wasir.
Bisakah Wasir dan Fisura Ani Dicegah?
Wasir dan fisura ani adalah masalah kesehatan yang dapat dicegah. Fisura ani atau robekan anus dapat dicegah dengan memastikan feses tidak terlalu keras sehingga Anda tidak sembelit dan tinja tidak terlalu lembek atau encer. Perubahan gaya hidup juga dapat dilakukan dengan mendapatkan cukup serat dalam makanan dan minum cukup air sesuai kebutuhan.
Untuk mencegah wasir, Anda juga bisa melakukan cara pencegahan fisura ani. Selain cara di atas, pencegahan wasir juga bisa dilakukan dengan mengurangi kebiasaan mengangkat beban berat.
Wasir dan fisura ani merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi. Jika Anda mengalami wasir atau fisura ani yang tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina