Benda Asing di Konjungtiva

Benda Asing di Konjungtiva

Bagikan :


Definisi

Terkadang mata Anda terasa kelilipan. Mungkin terdapat benda asing yang menempel pada selaput mata atau konjungtiva, yaitu lapisan bening yang melapisi bagian putih mata (sklera) dan kelopak mata bagian dalam. Benda asing di konjungtiva merupakan benda asing yang menempel di permukaan konjungtiva. Kondisi ini sering terjadi dan dapat ditangani dengan pengambilan benda asing tersebut. Benda asing yang dimaksud ini dapat berupa bulu mata yang lepas, partikel debu, serpihan logam, binatang kecil seperti semut, biji-bijian kecil, dan sebagainya. Kondisi ini sering terjadi dan dapat dialami oleh semua orang, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan ras.

 

Penyebab

Benda asing yang dapat menempel di konjungtiva banyak jenisnya, namun yang tersering adalah serpihan logam, plastik, kaca, dan material organik seperti bulu mata yang lepas, serangga kecil, biji-bijian kecil, dan sebagainya. Namun, benda asing tersebut juga dapat menancap di konjungtiva, perlu dicurigai terutama jika sebelumnya Anda bekerja dengan logam, misalnya seperti bekerja di pabrik atau sedang memalu besi.

 

Faktor Risiko

Faktor-faktor yang sering meningkatkan risiko benda asing masuk ke dalam konjungtiva adalah pekerjaan yang melibatkan logam, tidak memakai alat pelindung mata, serta jenis kelamin pria. Cedera ini paling sering terjadi saat sedang bekerja atau ketika di rumah, dan umumnya dialami oleh orang yang berusia 21 sampai 40 tahun.

 

Gejala

Gejala yang umum ditemukan pada kondisi ini adalah adanya sensasi benda asing di mata namun tidak dapat ditunjuk, iritasi di mata, serta mata merah dan berair yang muncul setelah melakukan aktivitas tertentu; misalnya mengelas logam, berkebun, berkendara dengan sepeda motor, dan sebagainya. Benda asing yang bersangkutan mungkin dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar, namun ada pula yang bahkan membutuhkan penyingkapan (eversi) kelopak mata oleh dokter. Biasanya, kondisi ini tidak disertai dengan gangguan penglihatan. Namun adanya gangguan penglihatan mengindikasikan terjadinya kerusakan pada kornea.

 

Diagnosis

Untuk mendiagnosis benda asing di konjungtiva sangatlah mudah. Biasanya, keluhan ini diawali dengan pemicu yang jelas dan sifatnya tiba-tiba. Tanpa bantuan dokter, jika benda asing ini terlihat dengan kasat mata, Anda dapat melakukan pertolongan pertama sendiri, yang akan dijelaskan lebih lanjut di bagian Tata Laksana.

Jika Anda memutuskan untuk ke dokter, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan. Pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menilai tajam penglihatan pada kedua mata Anda. Hal ini dimaksudkan untuk memperkirakan apakah ada gangguan yang signifikan pada penglihatan. Selain itu, dokter juga akan memeriksa apakah benda asing tersebut hanya menempel atau menancap di mata, karena terapi yang diberikan akan berbeda. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara langsung, untuk menentukan letak benda asing serta memeriksa apakah kerusakan terbatas di bagian luar mata atau sampai ke dalam. Sebagai tambahan, dokter dapat melakukan pemeriksaan menggunakan funduskopi untuk mengecek refleks merah di dalam mata Anda.

Jika benda asing tidak dapat ditemukan dengan pemeriksaan langsung, dokter dapat melakukan penyingkapan (eversi) kelopak mata atas dan bawah. Hal ini bertujuan untuk mencari benda asing di konjungtiva yang menempel pada bagian dalam kelopak mata. Pemeriksaan ini dapat dibantu menggunakan alat khusus yaitu, slit lamp. Sebagai tambahan, dokter dapat melakukan pemeriksaan USG, X-ray, atau CT scan untuk mencari adanya kerusakan di dalam bola mata, yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.

Jika diperlukan, untuk mencari adanya kerusakan pada kornea, dokter dapat melakukan pemeriksaan menggunakan pewarna fluorescent. Jika ada kerusakan pada kornea, dokter akan menangani kondisi tersebut bersamaan dengan pengambilan benda asing.

 

Tata Laksana

Pertolongan pertama pada benda asing di konjungtiva dapat dilakukan sendiri, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Jangan mengucek mata. Mengucek mata dapat membuat benda asing menggores kornea, yang selanjutnya akan menyebabkan penglihatan kabur.
  • Jangan menggunakan cotton bud atau benda tajam untuk mengambil benda asing. Benda-benda ini dapat melukai mata Anda lebih lanjut.
  • Cuci tangan sebelum mencoba melakukan pertolongan pertama. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko infeksi pada mata.
  • Jika Anda menggunakan lensa kontak, segera lepaskan sebelum melakukan pertolongan pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah lensa kontak sobek atau tergores. Sensasi benda asing juga dapat disebabkan oleh lensa kontak yang sobek, namun jangan mencoba mengambil sisa lensa yang tidak dapat terlihat. Hal ini dapat memperparah goresan pada mata.

Beberapa cara untuk melakukan pertolongan pertama pada diri Anda sendiri adalah sebagai berikut:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Jika Anda menggunakan lensa kontak, lepaslah lensa sebelum mulai melakukan pertolongan pertama.
  • Cobalah untuk mengeluarkan benda asing tersebut dengan bantuan air bersih yang mengalir pelan. Gunakan gelas kecil untuk menyangga tulang pipi tepat di bawah kelopak mata bawah Anda.
  • Selain itu, air bersih tersebut dapat menggunakan shower yang dialirkan ke dahi tepat di atas mata yang terkena benda asing, sambil Anda membuka kelopak mata Anda.

Jika Anda melakukan pertolongan pertama kepada orang lain, hal yang dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut:

  • Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir.
  • Minta orang yang terkena duduk di area dengan penerangan cukup.
  • Periksalah mata orang tersebut dengan hati-hati untuk menemukan benda asing. Caranya adalah dengan menarik kelopak mata atas ke arah atas sambil meminta orang tersebut melihat ke bawah, dan sebaliknya, menarik kelopak mata bawah ke arah bawah sambil meminta orang tersebut melihat ke bawah.
  • Jika benda asing melayang di permukaan mata, cobalah menggunakan pipet berisi air bersih untuk mengalirkan benda asing tersebut keluar. Cara lainnya adalah menengadahkan kepala orang tersebut ke belakang kemudian mengalirkan air bersih ke permukaan mata orang tersebut dari memakai gelas atau air keran yang pelan.

Jika Anda memutuskan untuk ke dokter, dokter dapat menggunakan bius di mata sebelum mengeluarkan benda asing, terutama jika benda asing sulit dikeluarkan atau keluhan nyeri dirasakan sangat parah. Selain itu, dokter juga akan meresepkan antibiotik salep yang dapat dioleskan di mata sebelum tidur atau sesuai anjuran dokter untuk mencegah infeksi akibat benda asing tersebut. Jika kondisi ini disertai dengan luka pada kornea atau gangguan penglihatan, Anda dapat diminta untuk datang kembali setelah beberapa hari atau minggu untuk kontrol.

 

Komplikasi

Komplikasi benda asing di konjungtiva dapat berupa infeksi dan gangguan penglihatan. Infeksi yang dapat terjadi dapat mempengaruhi konjungtiva, kornea, atau pada kasus yang lebih parah, dapat mengakibatkan infeksi pada bagian dalam bola mata (endoftalmitis). Gangguan penglihatan sendiri dapat terjadi akibat adanya goresan (abrasi), luka pada kornea, atau infeksi pada mata, mulai dari luar hingga dalam. Jika komplikasi ini tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berujung pada kebutaan.

 

Pencegahan

Pencegahan benda asing di konjungtiva dapat dilakukan dengan menggunakan pelindung mata saat bekerja dengan besi, tanah, bahan kimia keras, dan sebagainya. Selain itu, bagi para pengendara motor, penggunaan helm dengan bagian depan tertutup dapat menurunkan risiko terkenanya benda asing.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah ke IGD terdekat jika hal-hal seperti berikut terjadi:

  • Mata mengeluarkan darah
  • Mata terciprat bahan kimia keras seperti pemutih, alkohol, dan sebagainya
  • Pengaliran air tidak menghilangkan benda asing
  • Benda asing menancap di mata
  • Anda atau orang yang terkena mengeluhkan penglihatan kabur
  • Nyeri, mata merah, atau sensasi benda asing di mata masih terasa hingga lebih dari 24 jam setelah benda asing dikeluarkan

 

Mau tahu lebih lanjut seputar penyakit-penyakit lainnya? Cek di sini, ya! 

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 20 Maret 2022 | 07:19