Definisi
Binge eating disorder atau disingkat dengan BED merupakan suatu kondisi di mana penderitanya mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya dalam waktu yang singkat. Kondisi ini terjadi setiap minggu selama lebih dari tiga bulan.
BED dominan ditemukan pada orang yang mengalami obesitas. Namun, terdapat beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes atau penyakit gula, hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan nyeri kronik yang menjadi komorbid memperberat terjadinya BED.
BED lebih sering ditemukan pada perempuan dibanding laki-laki. Kondisi ini cenderung terjadi pada usia 23 tahun. Kondisi BED cenderung diikuti dengan adanya penyakit komorbid, seperti gangguan kecemasan, gangguan mood, gangguan pada kontrol impuls, dan gangguan berupa penyalahgunaan narkoba.
Penyebab
BED dapat muncul disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor psikologis, sosial, budaya, dan biologi. BED terjadi karena adanya kesulitan dalam pemrosesan regulasi zat kimia pada otak yang mengatur keinginan makan. Kesulitan dalam mengatur emosional dan menrunkan kesadaran emosional memiliki kolerasi terhadap BED. Lebih lanjut, faktor-faktor tersebut, ditambah adanya permasalahan interpersonal, dapat berkolerasi terhadap terjadinya BED.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko terjadinya BED berupa:
- Obesitas pada masa kanak-kanak,
- Hilang kendali makan pada masa kanak-kanak,
- Gangguan penyesuaian,
- Penyalahgunaan narkoba,
- Riwayat keluarga dengan permasalahan berat badan dan masalah makan,
- Memiliki konflik keluarga atau memiliki permasalahan dalam pengasuhan,
- Psikopatologi orangtua,
- Pelecehan fisik dan seksual,
- Ganggan kesehatan mental.
- Distoris pada persepsi citra tubuh,
- Perubahan microbiota usus
Gejala
Kenaikan berat badan merupakan keluhan utama penderita BED. Peningkatan berat badan menyebabkan mnculnya penyakit penyerta berupa obesitas.
Gejala utama BED berupa makan banyak dalam wkatu singkat dan tidak dapat berhenti makan meskipun sudah merasa kenyang. Gejala lain yang dirasakan dapat berupa:
- Makan ketika tidak merasa lapar,
- Makan dengan cepat saat pesta,
- Makan sendiri atau makan secara diam-diam,
- Merasa depresi, bersalah, malu dan merasa jijik setalah makan berlebihan.
Orang yang mengalami hal ini secara reguler memiliki kemungkinan mengalami BED.
Diagnosis
Dokter anda akan menanyakan beberapa hal untuk mendiagnosis pasien dengan BED, berupa:
- Usia saat pertama kali timbulnya BED,
- Frekuensi munculnya episode makan berlebihan,
- Durasi setiap episode makan berlebihan,
- Perasaan yang muncul saat episode BED,
- Keberadaan perilaku kompensasi terhadap perilaku makan berlebihan, seperti muntah, purging, dan penggunaan pencahar.
- Kondisi komorbiditas, dapat berupa permasalahan psikologis, obesitas, dan diabetes.
- Munculnya permasalahan emosional berupa pengabaian dan stres,
- Adanya tekanan sosial,
- Adanya kekerasan secara emosional pada masa kanak-kanak, pelecehan fisik dan seksual,
- Pembatasan asupan kalori pada masa kanak-kanak, atau gangguan perilaku makan pada masa kanak-kanak,
- Adanya ide bunuh diri,
- Riwayat penyalahgunaan zat.,
- Distorsi persepsi citra tubuh,
- Adanya riwayat keluarga makan berlebihan.
Selain itu harus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya komorbid yang mungkin menyertai BED pada Anda. Pemeriksan yang dilakukan dapat berupa:
- Pengecekan dan monitoring tekanan darah dan kadar glukosa secara rutin,
- Melakukan pemeriksaan untuk mencari adanya tanda kekerasan fisik atau seksual. Hal ini dilakukan hanya jika Anda dicurgai mengalami hal tersebut.
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi terjadi BED, berupa:
- Binge eating scale (BES),
- Three-factor eating questionnaire (kuesioner TFEQ),
- Body shape questionnaire,
- Eating disorder examination (EDE),
- Structured clinical interview for the diagnosis of DSM disorders,
- Questionnaire of eating and weight patterns.
Anda akan melalui beberapa evaluasi untuk menegakan diagnosis BED. Evaluasi yang dilakukan berupa status psikiatri, status kesehatan, dan status nutrisi.
Pada penilaian status psikiatri, dilakukan evaluasi terhadap komorbiditas psikiatri seperti depresi dan penyalahgunaan zat, gambaran terhadap diri sendiri tentang bentuk tubuh dan berat badan Anda, dan harga diri.
Pada evaluasi status medis, dilakukan evaluasi untuk mengetahui adanya komorbid dan parameter yang berhubungan dengan obesitas dan kelebihan berat badan, seperti pengukuran indeks massa tubuh, lingkar pinggang, hipertensi, hiperlipidemia/penyakit kolesterol, diabetes mellitus, GERD, penyakit jantung koroner, obstructive sleep apnea, dan hipotiroidisme.
Pada evaluasi status nutrisi, dilakukan penilaian terhadap nutrisi dapat berupa diet dan riwayat berat badan, aktivitas fisik dan olahraga, pola makan dan pemilihan makanan saat ini, intensitas dan frekuensi munculnya episode binge eating, serta jenis makan berlebihan (misal, makan berlebihan pada saat makan malam, atau ngemil yang berlebihan.)
Tata Laksana
Tatalaksana yang diberikan pada orang dengan BED bertujuan untuk mengurangi berat badan berlebih, episode binge eating, kecemasan berlebih terhadap bentuk tubuh, dan untuk menatalaksana kondisi komorbid psikiatri (kecemasan, penyalahgunaan zat terlarang, dan depresi).
Dokter Anda mungkin akan melakukan beberapa hal untuk menangani BED Anda, dapat berupa psikoterapi, obat-obatan, dan menurunkan berat badan.
- Psikoterapi merupakan tatalaksana pilihan utama untuk mengatasi BED. Psikoterapi memberikan dampak baik yang lebih besar dibanding dengan obat-obatan. Psikoterapi yang sering digunakan untuk mengatasi BED berupa CBT atau cognitive behavioral therapy, Interpersonal psychotherapy, Dialectical behavioral therapy.
- Obat-obatan digunakan sebagai terapi utama jika Anda mengalami kesulitan untuk mengakses psikoterapi, tidak ingin melakukan psikoterapi dan lebih memilih untuk mengonsumsi obat. Obat utama yang digunakan untuk psikoterapi berupa antidepresan. Jika gagal, dokter Anda mungkin akan mengganti obat dengan obat antiepilepsi atau obat yang digunakan pada pasien ADHD.
- Menurunkan Berat Badan. Kebanyakan orang dengan BED mencari pengobatan untuk menurunkan berat badan dibanding dengan mengatasi BED yang dialami. Semua orang dengan BED yang mengalami obesitas harus dievaluasi dengan cermat untuk BED yang dialaminya. Pemberian intervensi perilaku (Behavioral tratments) yang berfokus pada diet dan modifikasi gaya hidup dapat membantu dalam menatalaksana BED.
- Intervensi psikoedukasi. Pemberian psikoeduksi pada orang BED merupakan hal yang penting. Hal ini bertujuan untuk menginformasikan pada pasien tentang aspek-aspek yang berkorelasi dengan penyakit yang mereka alami dan guna meningkatkan kemungkinan penyembuhan dari BED.
Komplikasi
BED biasanya disertai dengan obesitas sehingga dapat menyebabkan komplikasi berupa nyeri otot, nyeri pada leher, bahu, dan punggung bagian bawah, gangguan yang menyebabkan terjadinya masalah kesehatan fisik setelah dilakukan penyesuaian BMI, hipertensi, diabetes, asma, hiperlipidemia, penyakit jantung coroner, disfungsi menstruasi, sindrom metabolik, osteoartritis, sleep apnea, sindrom obesitas hipoventilasi, penyakit pada kandung empedu, hingga terjadinya kanker.
Pencegahan
Untuk mengatasi BED, dapat dilakukan beberapa hal, seperti:
- Mengulas kembali bagaimana kebiasaan makan Anda
- Makan secara teratur. Usahakan tidak telat makan.
- Cari dan tentukan penyebab BED yang mungkin terjadi pada Anda
- Buatlah daftar makanan yang Anda hindari, dari makanan yang paling dihindari hingga makanan yang tidak begitu dihindari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas saat makan dan mencegah BED.
- Lakukan kegiatan atau hobi yang Anda senangi. Hal ini dapat memberikan efek baik pada perilaku BED yang Anda alami.
Kapan Harus Ke Dokter?
Jika khawatir Anda atau keluarga Anda mengalami BED, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Mungkin akan terasa cukup sulit bagi seseorang untuk mengakui bahwa sedang mengalami BED. Namun, penanganan yang baik dari dokter dapat mencegahnya dari dampak buruk yang mungkin terjadi dikemudian hari karena BED.
- dr Anita Larasati Priyono