Memiliki hubungan pacaran yang romantis dan nyaris tanpa kendala bukan berarti baik-baik saja. Apalagi jika teman-teman seumuran telah melepas masa lajang bahkan sudah berkeluarga, bisa jadi ada yang salah. Terutama bila Anda atau dia tidak sedang beralasan ingin mengejar karir dulu, atau terhambat restu orang tua, Anda perlu tahu mungkinkah gamophobia penyebabnya.
Apa itu Gamophobia?
Anda mungkin jarang mendengar istilah gamophobia, namun bila membaca penjelasannya maka Anda akan lebih mudah memahaminya.
Gamophobia adalah ketakutan terhadap komitmen. Orang dengan gamophobia mungkin adalah kekasih yang baik dan penuh perhatian, namun ia memiliki ketakutan yang begitu kuat akan komitmen sehingga merasa tidak dapat memiliki hubungan jangka panjang yang lebih serius, misalnya seperti pernikahan.
Setidaknya 1 dari 10 orang dewasa memiliki risiko mengidap gamophobia. Terutama mereka dengan gangguan kepribadian seperti borderline personality disorder (BPD) yang menghindari komitmen karena ketakutan yang kuat akan penolakan atau ditinggalkan, mereka yang tumbuh dengan orang tua yang memiliki gangguan kecemasan yang sama, mereka yang secara genetik juga memiliki risiko peningkatan kecemasan atau fobia di dalam hidupnya.
Penyebab Gamophobia
Sebagian besar orang dengan gamophobia memiliki ketakutan yang besar terhadap komitmen akibat adanya pengalaman yang traumatis. Gamophobia kerap hadir sebagai respon protektif, di mana Anda tidak membiarkan diri Anda memiliki komitmen jangka panjang yang mungkin disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya:
- Perceraian Orang Tua
Anak-anak yang menyaksikan perpisahan orang tua cenderung tumbuh dengan rasa takut memiliki hubungan dengan konflik serupa sehingga akan berusaha menghindari komitmen.
- Pengalaman Traumatik
Orang dewasa dengan pengalaman traumatis akibat putus cinta atau perceraian juga cenderung menghindar dari komitmen jangka panjang kembali. Mereka bahkan sering menutup dan menarik diri ketika melihat ada seseorang yang berusaha mendekati.
- FOMO (Fear of missing out)
Sebagian orang yang mengalami gamophobia merasa takut jika harus membangun sebuah komitmen dengan orang yang salah, bahkan merasa tidak siap membangun komitmen meskipun dengan orang yang tepat.
- Tekanan Budaya dan Agama
Beberapa orang mengalami ketakutan terhadap komitmen jangka panjang seperti pernikahan karena adanya tekanan dari budaya atau agama. Misalnya ketika berasal dari suku tertentu yang menurut budaya atau kepercayaan daerah dilarang menikahi satu sama lain.
Tanda-Tanda Gamophobia
Orang dengan gamophobia cenderung menunjukkan tanda-tanda fisik saat dituntut untuk memikirkan tentang komitmen jangka panjang, di antaranya seperti:
- Merasa kedinginan
- Pusing dan kepala terasa ringan
- Berkeringat berlebihan
- Palpitasi jantung
- Mual
- Sesak napas
- Gemetar
- Sakit perut
- Gangguan pencernaan
Selain ciri fisik di atas, gamophobia juga bisa dikenali dengan memperhatikan tanda-tanda berikut ini:
- Kekasih Anda memiliki serangkaian hubungan asmara jangka pendek di masa lalu atau memiliki hubungan jangka panjang yang kemudian putus saat disinggung soal komitmen serius
- Kekasih menolak terlibat dalam pembicaraan yang terkait dengan komitmen atau rencana jangka panjang
- Ia tidak selalu membawa Anda dalam kegiatan yang berhubungan dengan orang banyak, misalnya pesta pernikahan temannya, acara keluarga, atau acara lain yang melibatkan banyak orang
- Apabila Anda mengamati perilakunya, ia cenderung lebih sering menggunakan kata 'mungkin', 'bisa jadi' dan kalimat sejenisnya saat membicarakan sebuah rencana
- Orang dengan fobia komitmen cenderung aktif secara seksual, namun menghindari hubungan yang dapat mengikat
- Orang dengan gamophobia hampir tidak pernah mengucapkan bahwa ia mencintai Anda, seringkali ia kesulitan dalam mengekspresikan perasaannya
- Orang dengan gamophobia sulit untuk ditebak dan memiliki perubahan suasana hati yang membuat Anda kebingungan. Terkadang ia terlihat sangat manis, namun di lain hari ia terlihat seringkali menghindar
Memiliki hubungan dengan orang yang memiliki ketakutan akan komitmen bisa sangat melelahkan. Namun apabila Anda sangat mencintainya, Anda mungkin bisa mengajaknya menjalani terapi CBT yang dapat membantu mengubah persepsinya terhadap sebuah komitmen. Dengan komunikasi yang baik dan mengikuti setiap terapi yang diberikan, mereka yang memiliki gangguan gamophobia dapat mengubah persepsi dan mengelola rasa kecemasan serta rasa takutnya.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina