Kenali Penyebab Nyeri Haid dan Cara Mengatasinya

Kenali Penyebab Nyeri Haid dan Cara Mengatasinya

Daftar Isi


Daftar Isi Tidak Ditemukan

Bagikan :


Nyeri haid atau dismenore adalah kondisi yang umum dialami perempuan saat menstruasi. Biasanya nyeri haid muncul pada masa awal menstruasi dan terasa di perut bagian bawah. Pada beberapa perempuan nyeri haid dapat terasa ringan, namun tak sedikit juga yang merasakan nyeri berat hingga mengganggu aktivitas. 

 

Penyebab nyeri haid saat menstruasi

Secara umum, penyebab nyeri haid adalah kontraksi pada dinding rahim saat meluruhkan lapisan dindingnya yang sudah menebal. Setiap siklusnya, organ reproduksi perempuan selalu menyiapkan diri untuk terjadi kehamilan. Ketika kehamilan tidak terjadi, maka dinding rahim (endometrium) akan meluruh dan keluar bersama darah melalui vagina. 

Kontraksi otot ini menekan pembuluh darah yang ada di sekitar rahim, sehingga menghentikan suplai darah dan oksigen ke rahim. Kondisi ini menyebabkan rahim melepaskan prostaglandin yang menimbulkan rasa nyeri haid. Selain nyeri haid, prostaglandin juga dapat menimbulkan keluhan lain seperti haid, mual, lemas dan sakit kepala. Umumnya nyeri haid akan berkurang di hari ketiga atau keempat. Saat itu kadar prostaglandin akan berkurang sehingga nyeri haid dan rasa tidak nyaman lainnya akan mereda. 

Kenali gejala nyeri haid yang normal 

Nyeri haid yang normal adalah nyeri haid tanpa disertai kelainan pada organ reproduksi. Nyeri haid ini dikenal dengan istilah nyeri haid primer. Beberapa gejala nyeri haid primer ini di antaranya nyeri atau tegang pada perut bagian bawah, nyeri pinggang dan pegal-pegal pada paha. Pada beberapa orang nyeri ini disertai mual, sakit kepala dan diare. 

Sedangkan untuk nyeri haid sekunder, biasanya disebabkan oleh penyakit lain seperti endometriosis, radang panggul, atau miom. Beberapa perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi juga cenderung mengalami nyeri haid sekunder. Dibandingkan dengan nyeri haid primer, nyeri haid sekunder biasanya terjadi lebih awal dan berlangsung lebih lama. Nyeri haid sekunder juga dapat disertai gejala lain seperti menstruasi tidak teratur, keputihan, perdarahan, dan nyeri saat melakukan hubungan seksual. Perempuan yang berusia di bawah 30 tahun dan punya riwayat nyeri haid di keluarga berisiko mengalami nyeri haid sekunder dibanding perempuan lainnya. 

Cara mengatasi nyeri haid

Kemampuan perempuan menerima rasa nyeri haid sangat beragam. Ada perempuan yang masih mampu beraktivitas saat mengalami nyeri haid, namun ada juga yang hanya bisa terbaring lemas. Beberapa perempuan membutuhkan obat untuk meredakan nyeri haid. Namun Anda juga bisa meredakan nyeri haid dengan penanganan sederhana di rumah. 

  1. Kompres perut dengan air panas

Cobalah untuk mengompres perut bagian bawah dengan air panas untuk meredakan nyeri. Anda bisa memanfaatkan botol kaca kosong atau kantong kompres yang diisi air panas lalu tempelkan di perut. Panas dari kompres akan membantu otot relaksasi dan meredakan nyeri. 

 

  1. Olahraga ringan

Jika Anda masih kuat untuk beraktivitas, lakukan olahraga ringan seperti yoga, jalan santai atau peregangan ringan. Olahraga dapat membantu melepaskan hormon endorfin yang dapat menghilangkan sakit secara alami. Namun jika Anda mengalami nyeri haid yang sangat berat, maka olahraga ini tidak dianjurkan. 

 

  1. Beri pijatan

Pijat dapat membantu meredakan nyeri haid yang Anda rasakan. Berikan pijatan lembut di area atas perut dan otot panggul untuk mengurangi kram. Anda bisa menggunakan minyak pijat, minyak esensial atau baby oil. 

Jika berbagai cara di atas tidak dapat meredakan nyeri bulanan Anda, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika nyeri haid terasa semakin berat diiringi dengan keputihan dan menstruasi yang lebih lama dari biasanya. 




Writer: Ratih

Edited by: dr. Benita Arini Kurniadi

Last updated: 27/05/2021