Omicron, varian baru virus Covid-19 belakangan ini sedang menjadi pusat perhatian. Sejak pertama kali dilaporkan saat ditemukan di Afrika Selatan pada 24 November 2021, WHO kemudian menetapkan varian Omicron yang juga dikenal dengan varian B.1.1.529 sebagai variant of concern (VOC).
Sejak awal ditemukan di Afrika Selatan, kasus konfirmasi Omicron juga ditemukan di sejumlah negara lain seperti Botswana, Inggris, Hongkong, Italia, Israel dan Australia. Varian Omicron diketahui menyebabkan kenaikan kasus di Afrika Selatan dengan kecepatan yang nampak lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Benarkah varian Omicron lebih berbahaya?
Berdasarkan data WHO, varian Omicron meningkatkan angka kasus rawat inap pasien Covid-19 di Afrika Selatan hingga 3 kali lipat dalam sepekan. Pasien yang terkonfirmasi Covid-19 umumnya memiliki gejala lebih ringan dan banyak dialami oleh usia muda.
Meskipun demikian, WHO mengungkapkan bahwa saat ini belum dapat diketahui dengan pasti apakah varian WHO jauh lebih berbahaya dibanding varian Delta dan varian sebelumnya. Para peneliti masih membutuhkan waktu beberapa pekan ke depan untuk dapat mengungkapkan tingkat keparahan akibat infeksi varian Omicron. Untuk sementara ini, kenaikan kasus di Afrika Selatan belum dapat dikonfirmasi apakah hal ini disebabkan oleh varian Omicron ataupun faktor lainnya.
Waspada reinfeksi
Menurut laporan terakhir yang dirilis WHO, varian Omicron memiliki varian yang berbeda dari varian C.1.2. Varian Omicron diketahui memiliki sejumlah mutasi yang banyak berkonsentrasi di area protein yang menginfeksi sel manusia. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa varian Omicron meningkatkan risiko reinfeksi lebih tinggi dibandingkan jenis variant of concern lainnya.
Dengan menggunakan PCR SARS-CoV-2 yang saat ini banyak digunakan terungkap bahwa salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi atau yang dikenal dengan istilah kegagalan target gen S. Hal ini membuat tes PCR dapat digunakan sebagai penanda varian dengan menunggu konfirmasi sequencing. Dengan menggunakan pendekatan ini varian Omicron terdeteksi lebih cepat menginfeksi dan diduga memiliki kemampuan penyebaran lebih cepat dibanding varian lainnya.
Rekomendasi WHO
Hingga kini sejumlah penelitian terhadap varian Omicron masih berlangsung. Dengan ditemukannya varian baru yang termasuk variant of concern, WHO mengungkapkan bahwa cara paling efektif untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 adalah dengan menjaga jarak minimal 1 meter, menggunakan masker, menjaga sirkulasi udara, rajin cuci tangan dan menerima vaksin dalam dosis penuh..
Apabila Anda mengalami gejala umum Covid-19 seperti demam, batuk terus-menerus, anosmia, maka segera lakukan pemeriksaan Covid-19 dan konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
- dr Nadia Opmalina