Disfungsi Tuba Eustachius

Bagikan :


Definisi

Tuba Eustachius adalah sebuah saluran kecil yang menghubungkan tenggorokan atas dengan telinga tengah (bagian telinga yang berada di belakang gendang telinga). Tuba Eustachius normalnya dalam keadaan tertutup, kecuali ketika bersin, menelan, atau menguap, tuba Eustachius akan terbuka. Terbukanya tuba Eustachius berfungsi untuk keseimbangan tekanan udara di luar dan di dalam telinga dan mengalirkan cairan dari telinga tengah ke tenggorokan. Namun, terkadang tuba Eustachius dapat tersumbat. Kondisi ini disebut dengan disfungsi tuba Eustachius.

Penyebab

Mekanisme yang menyebabkan disfungsi tuba Eustachius adalah peradangan dan penumpukan cairan atau lendir di dalam tuba. Tuba Eustachius berukuran kecil dan dapat tersumbat oleh karena berbagai alasan. Penyebab paling sering adalah alergi, infeksi saluran nafas atas, dan infeksi sinus.

Perubahan ketinggian juga dapat menyebabkan masalah pada telinga, yang dapat terjadi pada aktivitas:

  • Naik gunung
  • Bepergian di daerah pegunungan
  • Naik pesawat
  • Naik lift atau elevator

Faktor Risiko

Setiap orang dapat mengalami disfungsi tuba dari waktu ke waktu. Namun, beberapa orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini, seperti:

  • Anak-anak. Tuba Eustachius pada anak lebih pendek dan lurus dibandingkan dewasa. Hal ini menyebabkan kuman atau mikroorganisme lebih mudah untuk mencapai telinga tengah, serta lebih mudah bagi cairan untuk terjebak disitu. Selain itu, sistem imun anak-anak juga belum berkembang secara sempurna. Hal ini menyebabkan anak lebih rentan dan sering terkena infeksi saluran napas atas.
  • Perokok. Rokok merusak rambut-rambut kecil yang berfungsi untuk menyapu lendir dari telinga tengah keluar ke tenggorokan. Jika rambut tersebut rusak, maka lendir akan tertumpuk di tuba Eustachius.
  • Orang dengan obesitas. Penumpukan lemak di sekitar tuba dapat menyebabkan disfungsi tuba Eustachius.
  • Penderita alergi. Alergi menyebabkan lendir berlebih dan pembengkakan lapisan saluran napas dan tuba.

Gejala

Ketika tuba Eustachius tidak berfungsi dengan baik, gejala yang dapat muncul adalah sebagai berikut:

  • Rasa penuh pada telinga
  • Suara yang terdengar menjadi tererdam
  • Suara“pop” atau klik (anak dapat bilang telinganya terasa gatal)
  • Nyeri telinga
  • Bunyi berdenging di telinga (disebut tinnitus)
  • Penurunan pendengaran
  • Terkadang terdapat gangguan keseimbangan

Gejala ini dapat bertambah berat jika terjadi perubahan ketinggian, misalnya saat Anda naik pesawat, naik elevator atau lift, naik gunung, berkendara di pegunungan, dan menyelam.

Lamanya gejala berlangsung bergantung pada penyebabnya. Disfungsi yang disebabkan oleh perubahan ketinggian biasanya akan hilang sendiri ketika kembali ke ketinggian semula. Sementara itu, disfungsi yang disebabkan oleh penyakit atau hal lain mungkin bisa menyebabkan gejala yang lebih lama.

Diagnosis

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang Anda alami. Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan yang meliputi liang telinga, gendang telinga, rongga hidung, dan tenggorokan. Dokter dapat memeriksa telinga Anda dengan alat otoskop atau otomikroskop. Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui pembukaan dari tuba Eustachius.

Pemeriksaan audiometri ataupun tes garpu tala dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan gangguan pendengaran yang mnyertai. Gangguan pendengaran derajat ringan atau sedang dapat ditemukan pada beberapa pasien dengan disfungsi tuba Eustachius.

Selain itu, terdapat pemeriksaan nasofaringoskopi, yaitu pemeriksaan pada bagian nasofaring yang dapat memperlihatkan penyebab dari disfungsi tuba Eustachius. Misalnya, adanya peradangan pada bagian sekitar tuba, adanya tumor atau keganasan, jaringan parut, atau adanya luka serta cedera. 

Tata Laksana

Terapi untuk disfungsi tuba bergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Pilihan terapi dapat berupa pengobatan di rumah, obat bebas, dan obat resep. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan.

Gejala disfungsi tuba Eustachius biasanya hilang sendiri tanpa terapi. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sendiri untuk membuka tuba, terutama jika disfungsi tidak disebabkan oleh penyakit tertentu. Cara tersebut adalah dengan menelan, menguap, atau mengunyah permen karet. Sementara itu, untuk mengurangi rasa penuh pada telinga, Anda dapat mencoba untuk menarik nafas dalam, mencubit lubang hidung hingga menutup, dan meniup dengan mulut tertutup.

Jika gejala tuba Eustachius terjadi pada bayi Anda, cobalah untuk memberi makan bayi. Anda juga bisa mencoba memberi dot untuk bayi. Hal ini dapat menstimulasi refleks menelan.

Jika cara di atas tidak membantu menghilangkan gejala, maka dokter dapat memberikan terapi seperti:

  • Obat dekongestan untuk mengurangi pembengkakan pada saluran tuba Eustachius dengan mengecilkan pembuluh darah.
  • Terapi alergi. Mengidentifikasi dan menangani alergi hidung dapat membantu mengurangi pembengkakan pada lapisan dalam tuba Eustachius. Terdapat beberapa cara untuk menangani alergi yaitu:
    • Mengidentifikasi alergen dan menghindarinya sebisa mungkin.
    • Obat anti alergi, contohnya adalah difenhidramin dan setirizin.
    • Semprot hidung steroid untuk mengurangi reaksi peradangan pada mukosa tuba yang menyebabkan disfungsi tuba.
  • Obat anti nyeri seperti asetaminofen dan ibuprofen dapat mengurangi nyeri pada telinga.
  • Jika dokter mencurigai adanya infeksi, maka akan diresepkan antibiotik. Antibiotik dapat diresepkan dalam bentuk tetes telinga, tablet, atau keduanya.
  • Kortikosteroid, dapat diresepkan pada peradangan yang berat

Pada disfungsi tuba yang beart maka dapat dilakukan prosedur medis seperti:.

  • Membuat sayatan kecil pada gendang telinga dan menghisap cairan yang ada di telinga tengah keluar dengan menggunakan alat. Prosedur ini memberi waktu untuk tuba Eustachius mengempis seiring penyembuhan gendang telinga (biasanya dalam 1 sampai 3 hari).
  • Memasang selang kecil pada gendang telinga. Prosedur ini bertujuan untuk mengalirkan cairan yang menumpuk di telinga tengah keluar. Biasanya hal ini dilakukan pada anak-anak yang sering mengalami infeksi telinga. Selang tersebut akan terpasang sampai 18 bulan dan kemudian akan lepas dengan sendirinya.
  • Memasukan balon kecil menggunakan selang kateter (selang panjang yang fleksibel) melalui hidung ke dalam tuba Eustachius. Balon ini akan dikembangkan di dalam tuba sehingga lendir dan udara yang terjebak dalam telinga tengah dapat keluar melalui tuba.

Pemakaian lilin (ear candle) tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan cedera serius dan tidak ada bukti penelitian yang menyatakan bahwa penggunaannya efektif untuk disfungsi tuba Eustachius.

Komplikasi

Komplikasi tersering pada disfungsi tuba Eustachius adalah berulangnya gejala. Gejala lebih mungkin untuk berulang jika penyebab yang mendasari disfungsi tidak ditangani.

Pada kasus yang berat, komplikasi yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

  • Infeksi telinga tengah kronis atau jangka panjang.
  • Infeksi telinga tengah dengan penumpukan cairan di dalamnya. Kondisi ini dapat berlangsung sampai beberapa minggu. Pada kasus yang berat, hal ini dapat menyebabkan ganguan pendengaran permanen.
  • Penarikan gendang telinga, di mana gendang telinga terlihat tertarik ke dalam telinga tengah.

Pencegahan

Risiko terkena disfungsi tuba Eustachius dapat dikurangi dengan mengobati kondisi yang dapat menyebabkan disfungsi tuba seperti alergi, misalnya infeksi saluran napas atas, dan flu yang dapat menyumbat tuba.

Kapan Harus ke Dokter?

Disfungsi tuba Eustachius merupakan kondisi yang sering terjadi. Bergantung pada penyebabnya, biasanya kondisi ini bisa sembuh sendiri atau hilang dengan beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah. Pada kasus berat, misalnya jika Anda mengalami nyeri berat pada telinga atau gejala berlangsung lebih dari dua minggu, berkonsultasilah ke dokter.

Anak-anak sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika mengalami disfungsi tuba karena anak berisiko untuk terkena infeksi telinga akibat disfungsi tuba. Nyeri akibat disfungsi tuba dapat menyerupai nyeri dari infeksi telinga.

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 13:34

Staff, f. (2022). Eustachian Tube Dysfunction: Causes, Symptoms and FDA Advice. familydoctor.org. Retrieved 4 March 2022, from https://familydoctor.org/condition/eustachian-tube-dysfunction/.

Eustachian Tube Dysfunction: Symptoms, Causes, and More. Healthline. (2022). Retrieved 4 March 2022, from https://www.healthline.com/health/eustachian-tube-dysfunction#outlook.

Treatments. Stanfordhealthcare.org. (2022). Retrieved 4 March 2022, from https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/ear-nose-and-throat/eustachian-tube-dysfunction/treatments.html.