Mitos Seputar ASI dan Menyusui yang Masih Banyak Dipercaya

Ilustrasi anak yang berada dalam pelukan ibu. Credit: Freepik.

ADS

287 x 220

Bagikan :


ASI (Air susu ibu) adalah makanan terbaik bagi bayi dan para ibu disarankan untuk memberikan anak ASI eksklusif sejak ia dilahirkan hingga berusia 6 bulan. Sayangnya, hingga kini masih banyak mitos tentang ASI yang banyak berkembang di masyarakat. Bagaimana fakta sebenarnya di balik mitos seputar ASI? Simak ulasannya berikut ini. 

 

Mitos dan Fakta Tentang ASI dan Menyusui

Bayi baru lahir otomatis bisa menyusu dengan benar

Menyusu adalah proses alami yang akan dirasakan oleh wanita dan bayinya. Bayi memang terlahir dengan refleks yang membantu mereka dalam menyusu. Namun begitu, bukan berarti semua bayi baru lahir langsung bisa menyusu dengan benar sejak pertama kali menempel ke payudara ibu. 

Ibu perlu memastikan mulut si kecil bisa melakukan perlekatan dengan baik agar proses menyusu terjadi dengan benar. Proses perlekatan yang benar ditandai dengan sebagian besar aerola payudara masuk ke mulut bayi, mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel ke payudara, dan bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam saat menelan ASI.

Baca Juga: Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menyusui

 

Ibu menyusui tidak boleh makan pedas

Salah satu mitos seputar ASI yang banyak beredar di masyarakat adalah bahwa ibu menyusui tidak boleh makan pedas karena dapat menghasilkan ASI yang pedas sehingga membuat bayi diare. Namun dari penelitian yang sudah dilakukan, korelasi antara makanan tertentu seperti makanan pedas yang dikonsumsi ibu menyusui dalam membuat bayi rewel, menangis atau nyeri perut, sedikit dan nyaris tidak berhubungan.

Dilansir dari Verywell Family, ibu menyusui justru dianjurkan makan berbagai rasa dan jenis makanan termasuk makanan pedas. Dengan cara ini ibu dapat menghasilkan ASI dengan rasa yang beragam sehingga bayi dapat mengenal berbagai rasa makanan sebelum makan makanan padat. Kemungkinan anak di kemudian hari untuk lebih menerima berbagai macam makanan akan lebih besar.

 

Tidak semua ibu bisa menghasilkan ASI yang cukup

Banyak yang beranggapan bahwa ibu dengan payudara kecil, puting datar atau berbadan kurus cenderung menghasilkan ASI yang lebih sedikit. Faktanya, produksi ASI tidak ditentukan oleh bentuk payudara, puting dan tubuh ibu.

Produksi ASI dipengaruhi oleh seberapa sering frekuensi menyusui, apakah perlekatan pada mulut bayi sudah benar dan seberapa banyak ASI yang dihisap si kecil selama menyusu. Semakin sering menyusui, produksi ASI akan semakin banyak. Apabila ibu memiliki masalah selama menyusui sebaiknya konsultasikan ke ahli laktasi.

Baca Juga: Bolehkah Menyusui Bayi Hingga Lebih dari 2 Tahun?

 

Ibu yang sakit dan minum obat tidak boleh menyusui

Salah satu mitos yang juga masih banyak dipercaya adalah bahwa ibu yang sedang sakit dan minum obat sebaiknya tidak menyusui si kecil. Dikhawatirkan kondisi ini dapat menyebabkan bayi tertular sakit yang diderita ibu.

Faktanya, ibu tetap dapat menyusui si kecil ketika sedang sakit. Antibodi yang dihasilkan ibu saat melawan penyakit akan diteruskan ke bayi dan ikut membentuk sistem kekebalan pada tubuh si kecil sehingga aman untuk menyusui si kecil meskipun ibu sedang sakit.

Namun perlu diperhatikan bahwa ibu yang sakit tetap perlu mendapatkan perawatan yang tepat untuk pemulihan kondisinya. Jika harus minum obat yang diresepkan oleh dokter, sebaiknya informasikan pada dokter bahwa Anda sedang menyusui. Pasalnya, tidak semua obat bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi medis yang bisa membuat ibu tidak disarankan untuk berkontak dekat atau menyusui bayi. Oleh karena itu bila ibu sedang sakit, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter.

 

ASI yang encer harus dibuang

Tidak sedikit ibu menyusui yang beranggapan bahwa ASI yang ideal memiliki tekstur kental sehingga jika ASI ibu encer hal ini menandakan ASI tersebut berkurang kualitasnya. Hal ini tidaklah benar. Faktanya, ASI encer adalah hal yang wajar.

ASI encer pertanda bahwa kandungan air dan proteinnya lebih tinggi serta rendah lemak, biasanya muncul pada awal menyusui atau dikenal dengan istilah foremilk. Semakin sering menyusui, kadar lemak dalam ASI akan bertambah sehingga ASI akan mengental atau yang dikenal dengan istilah hindmilk. Tak perlu khawatir jika ASI ibu encer karena ASI foremilk juga memiliki manfaat yang sama baiknya bagi pertumbuhan si kecil. 

 

Masih banyak mitos seputar ASI dan menyusui yang masih dipercaya masyarakat luas. Hal ini dapat menghambat si kecil mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar ASI dan menyusui sebaiknya periksakan ke dokter. 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 22 Agustus 2023 | 12:32

Wisner, W. (2022). 30 Breastfeeding Myths: Fact vs. Fiction. Available from: https://www.healthline.com/health/breastfeeding/breastfeeding-myths#30-myths

Yankes Kemkes. (2022). Teknik Menyusu yang Benar. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1321/teknik-menyusu-yang-benar

Wisner, W. (2022). Can I Eat Spicy Foods While Breastfeeding?. Available from: https://www.verywellfamily.com/can-i-eat-spicy-foods-while-breastfeeding-5200541#

Unicef. Busted: 14 myths about breastfeeding. Available from: https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/14-myths-about-breastfeeding#