Definisi
Infark paru adalah ketika sebagian jaringan paru mengalami kematian akibat tersumbatnya aliran darah ke bagian jaringan paru tersebut. Umumnya infark paru terjadi di satu sisi paru. Hal ini diperkirakan karena pengaruh gravitasi pada pembuluh darah paru. Meskipun begitu, penelitian hanya menemukan bahwa infark paru sering terjadi pada paru bagian kanan bawah, sedangkan alasan hal ini terjadi masih belum diketahui. Infark paru menunjukkan bahwa ada penyakit serius yang mendasari, dan kondisi ini perlu dievaluasi dan diterapi lebih lanjut.
Penyebab
Kurangnya aliran darah ke jaringan paru akan menyebabkan pasokan oksigen ke paru juga berkurang. Aliran darah ini membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan jaringan untuk bekerja. Bila jaringan terus kekurangan aliran darah, maka akan terjadi kematian jaringan. Jaringan paru yang mati akan digantikan dengan jaringan ikat yang kaku.
Infark paru biasanya merupakan komplikasi dari adanya penyakit lain, dan penyakit penyebab infark tersering adalah emboli paru (gumpalan atau bekuan darah berada di pembuluh arteri paru). Emboli paru ini bisa menyebabkan sumbatan aliran darah paru. Sekitar 10-15% penderita emboli paru mengalami infark paru. Emboli paru sendiri biasanya disebabkan oleh adanya gumpalan darah di pembuluh darah balik tungkai (trombosis vena dalam) yang berjalan menuju pembuluh darah paru.
Selain emboli paru, penyakit-penyakit lain yang juga dapat menyebabkan infark paru dengan membentuk sumbatan pada pembuluh darah paru adalah:
- Infeksi
- Keganasan atau kanker
- Komplikasi operasi
- Penyakit amiloidosis, kondisi serius yang membuat organ dan jaringan sulit bekerja dengan baik, karena menumpuknya protein tidak normal (amiloid) di seluruh tubuh
- Penyakit anemia sel sabit, terjadi penyumbatan pembuluh darah oleh sel darah merah yang berbentuk sabit, dan bila terjadi pada pembuluh darah paru dapat menyebabkan infark paru
- Vaskulitis atau peradangan pembuluh darah, peradangan yang terjadi pada pembuluh darah paru dapat menyebabakan infark paru
- Emboli oleh udara atau material lain yang masuk ke pembuluh darah melalui infus
Faktor Risiko
Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infark paru adalah:
- Merokok dihubungkan dengan peningkatan kejadian penyakit yang dapat menyebabkan infark paru
- Usia muda (puncaknya adalah usia 40 tahun)
- Memiiki penyakit jantung, penderita penyakit jantung biasanya memiliki gangguan aliran darah sehingga lebih rentan untuk terbentuk gumpalan darah
- Menderita kanker
- Penyalahgunaan obat-obatan suntik
Sementara itu, berikut adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang mengalami emboli paru, penyakit yang paling sering menyebabkan infark paru, yaitu:
- Riwayat operasi yang belum lama dilakukan dan bed rest pasca operasi
- Penyakit jantung
- Dehidrasi
- Obesitas
- Penggunaan estrogen, biasanya pada pil KB
- Kehamilan
- Sindrom nefrotik, sindrom klinis yang terjadi karena ginjal mengeluarkan protein melalui urine
- Penyakit autoimun, yaitu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang bakteri atau senyawa asing malah menyerang organ tubuh sendiri, misalnya lupus
Gejala
Gejala infark paru bervariasi pada setiap orang, tergantung pada ukuran dan lokasi infark. Semakin besar kematian jaringan paru, maka gejala yang ditimbulkan pasti lebih berat. Begitu juga bila infark paru turut mengenai selaput pembungkus paru (pleura). Pada kebanyakan kasus, infark paru disebabkan oleh emboli paru yang relatif kecil yang menyebabkan infark kecil. Dalam hal ini, gejala bisa bersifat ringan atau bahkan tidak bergejala.
Secara umum, gejala yang dapat ditemukan pada infark paru adalah:
- Rasa melayang
- Demam
- Batuk yang dapat disertai darah
- Sesak napas berat, biasanya timbul secara tiba-tiba
- Nyeri dada, nyeri biasanya dirasakan saat menarik napas
- Bersendawa terus menerus (jarang)
- Kelemahan
Gejala-gejala tersebut juga umumnya terjadi pada emboli paru, baik yang sudah menyebabkan infark paru atau yang belum. Namun, adanya gejala batuk darah atau nyeri dada merupakan penanda yang cukup kuat bahwa infark paru sudah terjadi.
Diagnosis
Pada kebanyakan kasus, infark paru ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan pemeriksaan untuk mencari emboli paru. Pada orang yang terdiagnosa dengan emboli paru, dokter akan mencurigai adanya infark paru jika terdapat gejala batuk darah atau nyeri dada, atau jika pada pemeriksaan fisik menunjukan adanya tanda emboli paru yang besar. Tanda yang bisa dilihat pada kondisi ini adalah pernapasan cepat, detak jantung cepat, dan keringat berlebihan. Selain itu, infark paru yang mengenai selaput pleura akan menimbulkan suara gesekan yang dapat didengarkan dengan stetoskop. Jika tanda-tanda tersebut tidak ditemukan, maka kemungkinan infark paru akan terlewat dari diagnosis.
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk memprediksi adanya infark paru atau emboli paru adalah:
- Elektrokardiogram (EKG) atau rekam jantung
- Pemeriksaan darah D-dimer
- Scan ventilasi/perfusi
- Ekokardiogram
Sementara itu, teknik pencitraan yang dapat digunakan untuk mendiagnosa infark paru adalah rontgen dan CT scan dada. Pemeriksaan rontgen paru dapat merupakan pemeriksaan pertama yang dapat menunjukkan adanya tanda dari infark paru, sedangkan CT scan dilakukan untuk mengonfirmasi adanya infark paru.
Tata Laksana
Infark paru dapat mengakibatkan syok akibat sumbatan darah pada emboli paru atau kolaps sistem jantung-paru akibat kekurangan oksigen. Tata laksana infark paru yang pertama adalah mengatasi keadaan emergensi ini, yang biasanya ditandai dengan sesak napas dan penurunan tekanan darah. Tata laksana awal dilakukan untuk mendukung kerja jantung dan paru dengan memberikan oksigen dan mengontrol nyeri. Jika kadar oksigen darah tidak bisa meningkat secara maksimal dengan bantuan pemberian oksigen melalui selang hidung atau masker oksigen wajah, maka mungkin akan dilakukan intubasi dan pemasangan ventilator. Setelah kondisi gawat darurat berhasil ditangani, tata laksana selanjutnya ditujukan untuk menangani kondisi penyebab infark paru.
Pada infark paru yang disebabkan oleh emboli paru, maka tata laksana awalnya adalah dengan pemberian obat pengencer darah. Pemberian obat pengencer darah akan dipertimbangkan oleh dokter berdasarkan kondisi masing-masing orang dengan melihat risiko perdarahan jika diberikan obat pengencer darah.
Jika emboli paru berat menyebabkan infark paru yang besar atau jika aliran darah ke paru sangat terganggu sehingga mengganggu kerja jantung, maka dapat dilakukan prosedur penghancuran gumpalan darah yang disebut dengan terapi fibrinolitik. Terapi ini dapat dilakukan dengan kateter (selang kecil yang fleksibel), obat, ataupun pembedahan.
Komplikasi
Pada infark paru yang mengenai area yang kecil, biasanya tidak menimbulkan komplikasi jangka panjang. Sementara itu, infark yang besar dapat menyebabkan kematian jaringan paru yang luas, dan dapat menyebabkan gejala jangka panjang serta mengancam nyawa.
Namun, infark paru yang berukuran sangat besar relatif jarang terjadi, karena jaringan paru memiliki tiga sumber oksigen, yaitu dari pembuluh darah paru, pembuluh darah bronkus, dan dari kantung udara (alveoli) di dalam paru itu sendiri. Hal ini berarti infark paru yang mengancam nyawa seringnya terjadi pada orang yang memang memiliki penyakit tertentu yang signifikan, misalnya gagal jantung dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Pencegahan
Pencegahan infark paru adalah dengan mencegah faktor risikonya, terutama faktor risiko untuk emboli paru yang merupakan penyebab paling banyak infark paru. Cara pencegahannya adalah:
- Bergerak lebih awal setelah operasi atau cedera. Tentunya hal ini harus dengan pengawasan dokter
- Memakai stocking untuk memperlancar aliran darah tungkai
- Mengkonsumsi obat pengencer darah sesuai petunjuk dokter dan jangan menghentikan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu
- Berhenti merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko infark paru
Kapan Harus ke Dokter?
Gejala sesak napas dan nyeri dada merupakan kondisi yang memerlukan penanganan medis. Jangan menunda untuk datang ke dokter karena bila dibiarkan, infark paru dapat meluas dan bisa berakibat fatal.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Emerling, A., & Cook, J. (2022). Pulmonary Infarction. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved 21 April 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537189/.
Fischer, J. (2022). Pulmonary infarction | Radiology Reference Article | Radiopaedia.org. Radiopaedia.org. Retrieved 21 April 2022, from https://radiopaedia.org/articles/pulmonary-infarction-1.
Pulmonary Infarction Workup: Laboratory Studies, Imaging Studies, Other Tests. Emedicine.medscape.com. (2022). Retrieved 21 April 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/908045-workup#c4.
Pulmonary Infarction Symptoms, Causes, Diagnosis and Treatment. Verywell Health. (2022). Retrieved 21 April 2022, from https://www.verywellhealth.com/pulmonary-infarction-overview-1746149.
lung infarction | medicine. Encyclopedia Britannica. (2022). Retrieved 21 April 2022, from https://www.britannica.com/science/lung-infarction.